Sudah dua hari Kanaya selalu mendapatkan surat cinta di dalam lokernya. Kali ini lengkap dengan setangkai bunga mawar berwarna putih dan coklat kacang kesukaannya.
Memang Kanaya sangat menyukai cokelat kacang, apalagi yang dibuat langsung oleh sang mamanya, tapi kalau tidak jelas siapa pengirimnya Kanaya tidak bisa langsung memakannya. Bisa jadi ini beracun 'kan?
Tangan Kanaya terulur untuk mengambil amplop berisi surat cinta tersebut. Kemudian berniat untuk membukanya.
Seperti sebuah tayangan reply pada pertandingan sepak bola yang dibuat slow motion. Kanaya membuka amplop itu dengan perlahan.
1 detik
2 detik
3 detik
"DOORRRRR!"
Kanaya berjengkit kebelakang, mengumpat karena pagi-pagi sudah diganggu makhluk halus yang membuatnya kaget bukan main.
"Sial!" Desis kanaya marah, ia benar-benar tidak suka kejutan apalagi dikejutkan.
Dengan segera ia mengarahkan tangannya ke dada lalu mengusapkannya naik turun berusaha untuk menetralkan detak jantungnya.
Setelah dirasa jantungnya cukup tenang ia mengarahkan tatapannya kepada seseorang yang kini sedang tertawa terbahak-bahak, tidak merasa bersalah sama sekali.
Padahal ia baru saja membuat anak orang hampir kehilangan nyawanya karena jantungan.
"Heh!" Bentak Kanaya dengan geram.
Telunjuk Kanaya mengarah pada mulut laki-laki yang sedang terbahak itu kemudian menusuk - nusuknya dengan brutal hingga si empunya mulut berteriak kesakitan.
"Aduh.. Aduh..." Alkana mengaduh tapi tak sedikitpun membuat Kanaya terhenti.
Ya, laki-laki gila yang baru saja mengagetkan Kanaya adalah Alkana.
Alkana meraih tangan Kanaya kemudian menghempaskannya dengan kasar "Sakit Kanaya" ucapnya seraya mengelus bibirnya yang tampak memerah.
"Biarin" tukas Kanaya garang membuat Alkana mencebik.
"Lo jahat banget sih Kay" Ucap Alkana dengan wajah yang dibuat semelas mungkin.
"Kay?" Alis Kanaya terangkat merasa aneh dengan panggilan baru Alkana.
Alkana mengangguk "Iya Kay, panggilan kesayangan gue buat lo"
"Najiss!"
Setelah mengatakan kalimat singkat yang menyakitkan itu, Kanaya lantas bergerak menjauhi Alkana. Menjaga jarak dengan biang rusuh dalam hidupnya.
Biasanya Alkana akan berteriak meminta ditunggui, atau yang paling simpel ia akan diam dan mengikuti Kanaya dari belakang.
Tapi kali ini saat Kanaya menoleh kebelakang ia tak menemukan Alkana disana.
"Tumben banget tuh bocah gak ngerusuhin gue?" Batin Kanaya heran.
Tapi ia tak mau terlalu memikirkan itu, toh bukannya bagus jika Alkana berhenti mengikutinya dan menjadi benalu dalam hidupnya?
Ia bisa kembali menjalani hari-harinya dengan damai. Kembali menjadi Kanaya yang tenang dan ditakuti semua orang.
***
Kanaya melangkah di koridor sekolah dengan dagu yang terangkat. Ia tidak takut sama sekali jika di cap sebagai "junior songong".
Itu justru akan sangat menguntungkan baginya. Tidak ada laki-laki yang akan mendekati perempuan songong seperti dirinya, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [On Going]
Teen FictionAlkana batu. Kanaya juga batu. Mereka dua manusia batu yang sama-sama gak mau ngalah. Tapi pernah denger bahwa cinta mengalahkan segalanya? Ya seperti itulah mereka. Alkana jatuh cinta sama Kanaya dan berkali-kali mengalah sama cewek bar-bar itu...