Sepulang menemui Fatih tadi Kanaya langsung mengunci dirinya dikamar. Ia bahkan tidak membuka pintunya sama sekali saat sang mama memintanya keluar dan makan malam bersama.
Ia hanya mengatakan bahwa dirinya sedang badmood dan tidak berselera untuk makan.
Hal itu tentu saja membuat Laura heran. Pasalnya, putri sulungnya itu belum makan sejak pulang sekolah tadi.
"Nay, makan dulu sayang" ucap Wijaya yang kali ini bergantian membujuk putrinya itu.
Hening, tidak ada sahutan sama sekali dari dalam.
Tidak mau menyerah, kali ini Kaira, adik Kanaya satu-satunya yang mencoba membujuk "Kak Nay turun yuk kebawah makan dulu"
"Kak Nay kenyang, Ra"
Menghela napas sejenak akhirnya Laura memutuskan untuk membiarkan Kanaya menenangkan dirinya terlebih dahulu.
Meskipun ia tidak mengetahui apa yang sudah menyebabkan putrinya mengurung diri seperti ini tapi ia yakin jika Kanaya sedang tidak baik-baik saja.
Ia pasti membutuhkan waktu untuk mengembalikan mood nya kembali.
Dengan penuh pengertian Laura mengajak suami beserta putri bungsunya untuk turun kebawah dan memberikan waktu kepada Kanaya.
"Yuk kebawah dulu biarin Nay nenangin diri"
"Tapi ma, kak Nay belum makan dari tadi siang"
Laura tersenyum, merasa bangga dengan kepedulian yang Kaira tunjukkan "Nanti biar mama yang bawa makanannya ke kamar kak Nay ya sayang. Sekarang biarin kakakmu sendiri dulu"
"Yaudah deh ma kalau gitu. Tapi jangan lupa ya nanti suruh kak Nay makan?"
"Iya sayang"
Merasa bahwa kedua orangtua dan adiknya sudah pergi Kanaya lantas menyibakkan selimutnya. Ia berjalan ke kamar mandi hendak membersihkan diri.
Setelahnya gadis dengan baju tidur bergambar kartun doraemon itu pun membuka pintu kamarnya, berjalan kearah balkon dan berdiri disana. Berusaha menikmati semilir angin malam seraya menatap jalanan yang mulai lenggang dan sepi.
Maklum saja, sekarang sudah pukul sembilan malam. Banyak orang yang sudah menghentikan aktivitasnya dan memilih beristirahat dirumah masing-masing.
Lama berdiri disana membuat Kanaya berfikir untuk kabur dari rumah. Rasanya tidak masalah jika ia keluar sebentar untuk menghirup udara segar. Hitung-hitung untuk menghilangkan stress dan mengembalikan mood nya yang sempat memburuk.
Mengambil kain panjang adalah langkah pertama yang Kanaya lakukan untuk melancarkan aksinya.
Setelah menemukan kain yang pas ia langsung mengikatkan kain tersebut ke pagar yang ada di balkon kamarnya.
Beruntung Kanaya pernah menjadi anggota pramuka saat di sekolah dasar. Jadi ia tahu bagaimana cara mengikat agar tidak mudah terlepas.
Setelah dirasa kain tersebut cukup kuat. Kanaya lantas memanjat pagar pembatas balkon kamarnya. Ia berpegangan pada kain tersebut dan mulai turun kebawah.
Ah Kanaya merasa seperti aktris yang sedang memerankan adegan action dalam sebuah film.
"Yes bentar lagi nyampe!" Ucap Kanaya saat ia baru saja melihat kebawah dan jarak antara dirinya dengan ubin lumayan dekat.
Brukk
Baru saja Kanaya bilang sudah dekat, eh sekarang malah sudah sampai duluan tanpa harus susah payah turun lagi. Pasalnya kain yang Kanaya ikatkan lepas dan itu membuat Kanaya terjun bebas ke ubin halaman rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [On Going]
Teen FictionAlkana batu. Kanaya juga batu. Mereka dua manusia batu yang sama-sama gak mau ngalah. Tapi pernah denger bahwa cinta mengalahkan segalanya? Ya seperti itulah mereka. Alkana jatuh cinta sama Kanaya dan berkali-kali mengalah sama cewek bar-bar itu...