Chapter 18

5.5K 271 1
                                    

Tok... tok... tok...

"Eughm"gumam Fania seraya berjalan ke pintu dengan mata yang sedikit terpejam.

Ceklek...

"Maaf Alpha,tetapi Alpha Sean telah menunggu kehadiran anda diruangannya"ucap Dylan seraya membungkuk dengan bertumpuan satu kaki.

Fania menatap Dylan sebentar lalu berlalu dan memasuki kamar mandi dengan menutup pintu kamarnya.

Dylan bangkit dan berjalan kearah ruang makan. Sesekali Dylan menghela nafas kasar dengan sikap Alphanya yang terlalu dingin tersebut.

****

Fania menuruni tangga dengan aura kewibawaannya. Dia duduk di ujung kepala meja tepat dimana Alpha seharusnya berada.

Semua orang yang ada dimeja makan berdiri dan membungkukkan badan hormat kearah Fania. Fania hanya menganggukkan kepala.

"Baiklah saya ingin menerapkan satu peraturan!"ucap Fania dengan kedua tangan menompang dagunya.

"Apa itu Alpha?"tanya Aflo bingung.

"Saya ingin dimana kita makan semua warrior atau omega ikut makan"ucap Fania dengan muka datarnya.

"Mengapa begitu? Tingkatan mereka tak sejajar dengan kita"ujar Tetua Jian.

"Tidak sepantasnya kita membeda-bedakan warrior,omega atau yang lainnya. Apa pernah Moon Goddes membandingkan tingkatan makhluknya dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain?"tanya Fania yang mampu membuat para tetua bumkam.

"Baiklah mari kita makan"ucap Fania yang membuyarkan lamunan mereka.

Mereka menjawab dengan anggukkan.

****
"Alpha?"tanya Aflo saat telah sampai di ruang kerja Alpha.

Fania yang tadinya melihat kearah dokumen mengganti pandangannya kearah Aflo yang sedang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Sudah berapa kali ku bilang jangan memanggilku Alpha jika sedang berdua"ucap Fania frustasi sambil memegang kepalanya yang mendadak pusing.

"Hehehe"tawa kecil keluar dari mulut Aflo.

"Alpha Leon dari Shadow Pack ingin menemui anda Fania"ucap Aflo yang mampu membuat Fania membeku.

'Ngapain dia kesini coba?'geram Fania dalam hati.

'Coba saja mana tau ini ada urusannya dengan pack'kata Aria bijak.

"Ya kau benar"ucap Fania.

"Suruh dia masuk"kata Fania. Aflo mengangguk dan keluar dari pintu.

Fania memutar kursinya menjadi menghadap kearah taman yang ada dibelakangnya. Fania terus menerus menghela nafas kasar. Bau harum daun mint dengan pepohonan yang sangat memabuakkan ini dapat membuat frustasi yang diderita Fania lenyap.

"Mau apa kau kemari?"tanya Fania tampa melihat kearah Leon.

"Kembalilah kepadaku Fania. Aku hancur tampamu"kata Leon dengan nada sendu.

"Akan lebih hancur lagi aku jika melihatmu bercumbu dengannya"kata Fania dengan senyuman smirknya.

"Fania... aku tahu aku salah... aku minta maaf"ucap Leon dengan melangkah maju kearah Fania.

"Pergilah"ucap Fania. Fania tidak bisa menahan sisi gelapnya yang sedari tadi meminta keluar. Mata kanannya kini telah berdarah dan berubah menjadi warna merah dan hitam. Jika biasanya merah didalam hitam diluar,maka mata Fania adalah kebalikannya.

"Faniaa..."ucap Leon sambil memegang tangan Fania.

"Aku bukan Fania... aku Ardelia"ucap Fania dengan perlahan membuka matanya.

Wah kayaknya sih Ardelia mulai muncul nih:v
Mesih ingatkan siapa Ardelia? Tentu dong,dia itu putri Demon terjahat dan terkejam diseluruh kerajaan Demon:v

Hehe ditunggu ya ya:'v
Vote and comentnya guys 😋

My Cold LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang