Chapter 12

4.8K 256 2
                                    

Saat ini Fania sedang berjalan disekitar taman belakang mansion. Saat Fania sedang asik melihat-melihat sekitar tiba-tiba...

Brukkk....

Anak kecil menabrak kaki Fania.Fania berjongkok menyalaraskan dirinya dengan anak kecil tersebut.

"Kamu tidak apa-apa?"tanya Fania khawatir.

"Hm iya aku tidak apa-apa kok"jawab anak perempuan kucir dua tersebut.

Fania tersenyum.
"Nama kamu siapa?"tanya Fania sambil memegang pundaknya.

"Lilin"jawab Ririn sambil tersenyum menampilkan gigi putihnya.

Fania sempat bingung dengan nama anak tersebut. Namun,kemudian dia mengerti.

"Oo nama kamu Ririn ya?"tanya Fania lagi.

Ririn menganggukkan kepalanya.

"Oh ya nama aku Fania. Panggil kak Fania saja ya"kata Fania seraya tersenyum lembut.

"Hm iya kak Fania"jeritnya seraya tertawa. Fania ikut juga tertawa kecil melihat tingkah laku Ririn.

"Ririn sama siapa? Mama,papanya mana?"tanya Fania bingung.

"Ririn sma mama panti. Kata mama panti mama sama papa Ririn pergi ke tempat yang jauh. Tapi,kak Fania Ririn gak tau dimana tempatnya. Mama panti bilang mama sama papa Ririn udah bahagia ditempat itu dan ngak lupa sama Ririn"jawab Ririn seraya mengeratkan pegangannya ke boneka beruang miliknya.

Fania memeluk Ririn seraya menangis.
Ririn bingung mengapa kak Fanianya ini menangis dipelukannya.

"Kakak kenapa menangis?"tanya Ririn yang membuat Fania melepaskan pelukannya.
Fania ingin menjawab namun,keburu datang seorang wanita paruh baya.

"Ririnnnnn"teriak wanita tersebut seraya menggendong Ririn dan memeluknya.

"Kamu ngakpp sayang?"tanya wanita tersebut namun, terdapat nada khawatir diucapan tersebut.

"Kamu siapa? Kenapa aku baru melihatmu?"tanya wanita tersebut bingung.

Fania tersenyum dan berkata:
"Saya Fania Alexander Joerg,adik dari Alpha Charlie Alexander Joerg dan mate dari Alpha Leonnardian Dominic"jawab Fania seraya tersenyum manis dan lembut.

"Lu.. luna maafkan Ririn ya"kata wanita tersebut menyesal. Ririn hanya diam sambil memainkan bonekanya.

"Saya tidak apa-apa Nyonya"ucap Fania lembut.

"Jangan memanggil saya Nyonya Luna. Panggil saja saya Meli"ucap Meli seraya tersenyum.

"Uhm.. oke Meli"kata Fania.

"Kalau begitu saya pamit dulu Luna"ucap Meli seraya membungkukan badan. Fania hanya menganggukkan kepala.

"Dadaa Luna"kata Ririn dengan cengiran khasnya. Fania tertawa kecil melihat tingkah lucu Ririn.

"Iya Ririn sampai jumpa"ucap Fania tersenyum. Fania tidak sadar bahwa Leon sudah dibelakang Fania.

"Dan dada Alpha Eon"ucap Ririn sambil melambaikan tangannya.

Fania merasa ada yang memeluknya dari belakang. Bau ini khas dari bau Leon. Fania memiringkan kepalanya,hingga hidung mereka menyatu. Leon membalikkan badan Fania,tangan Leon tetap berada dipinggang Fania.

Mata Amber Fania bertabrakan dengan mata Saphire dari mata Leon. Para warrior yang melihat kejadian tersebut hanya menahan senyum dan ketawa.

Mata Leon yang semula Saphire berubah menjadi Silver.

"Hy Mate"ucap Lucas dengan suara seraknya yang semakin terlihat seksi.

"Hm hy"jawab sapa Fania kepada Lucas dengan gugup. Baru kali ini dia merasa bahwa jantungnya seakan akan akan ingin keluar dari dalam rongganya.

"Mate,kenapa jantungmu berdetak kencang sekali?"tanya Lucas dengan wajah polosnya.

Ucapan dari Lucas tersebut sontak membuat Fania merona. Sedangkan Aria terus tertawa terbahak-bahak.

'Astaga mate kita sangat lucu"ucap Aria disela-sela tertawanya.

'Diamlah Aria'teriak Fania kesal.

Fania memutuskan mindlink mereka. Dagu Fania terangkat oleh sebuah tangan.

"Jangan sembunyikan wajah meronamu itu sweet"ucap Leon dengan nada menggoda. Membuat Fania makin malu.

"Tadi Lucas sekarang Leon"ucap Fania pelan dengan nada kesal.

Tampa babibu lagi Leon langsung mencium bibir Fania. Fania tersentak kaget seraya membulatkan matanya. Yang awalnya hanya ciuman singkat kini menjadi lumatan-lumatan kecil yang bergairah.

Leon mengigit bibir bawah Fania. Fania yang merasa bibirnya digigit sontak membuka mulutnya. Leon yang mendapat lampu hijau itu langsung mengabsen segala rongga yang ada didalam mulut Fania.

Keduanya melepaskan ciuman mereka saat mereka merasakan oksigen yang menipis. Fania menundukkan kepalanya dengan pipi merona. Leon tertawa kecil melihat matenya tersebut.

"Ayo kita masuk. Sudah hampir gelap"ucap Leon sambil memeluk pinggang Fania posesif.

Fania hanya menganggukkan kepalanya.

Hy vote and coment💛
MATE LUNA WITCH jangan lupa dibaca ya guys.

See you💛

My Cold LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang