Saat ini Fania sedang bersandar dibalkon kamarnya setelah dirinya membersihkan diri sehabis dari kampus.
"Mom Dad gimana kabar kalian?"ucap Fania lirih.
Fania melipat kedua tangannya didada dan menyilangkan kakinya sambil melihat awan malam yang sebentar lagi akan menangis.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk"ucap Fania dingin.
Masuklah omega pribadi milik Fania.
"Makan malam sudah siap Nona" kata Omega tersebut sambil membungkukkan badan."Aku akan kesana. Kau pergilah"ucap Fania diucap.
"Baik Nona"kata omega tersebut sambil memberi hormat.
Setelah omega tersebut pergi,Fania turun kebawah untuk makan bersama. Fania duduk disebelah kanan Charlie,didepan Fania ada Jason. Sedangkan disebelah kanan Fania ada Dion Gamma MoonLight pack. Disebelah kiri Jason ada Uncle Edward disebelah uncle Edward ada Aunty Niana.
Fania yang melihat Jason mendapatkan perhatian dari orang tua hanya bisa tersenyum miris. Charlie yang melihat arah pandang Fania juga tersenyum miris. Fania yang makanannya telah habis langsung pergi ke kamarnya.
"Aku sudah selesai. Selamat Malam"ucap Fania sambil melangkah pergi menuju kamarnya.
"Aku juga. Uncle Aunty aku pamit pergi. Selamat Malam"ucap Charlie sambil melangkah pergi ke kamarnya. Namun,saat dia melewati kamarnya Fania dia mendengar ada orang menangis. Tampa,meminta ijin dari yang punya kamar Charlie langsung mendobrak pintu kamar Fania.
Fania terkejut melihat kakaknya memasuki kamarnya tampa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Ada apa malam-malam begini nangis hem?"tanya Charlie lembut kepada adiknya.
"A.. aku hanya merindukan Mom dan Dad"ucap Fania lirih.
Charlie yang melihat adiknya mennagis langsung membawa Fania kepelukannya, sambil menenangkannya dengan cara menepuk punggungnya dengan lembut.
"Kakak juga merindukan mereka. Tapi kamu tau bukan,mereka sudah tiada dan kita harus iklas"ucap Charlie lembut dengan mata berkaca-kaca. Ya,disini bukan hanya Fania yang merindukan mereka tetapi,Charlie juga merindukan mereka. Dari senyuman,suara,pelukan,bahkan dia rindu dengan suara tawa yang keluar dari bibir Fania.
"Ha.. hanya saja aku merindukan pelukan mereka kak hiks.. hiks.."ucap Fania sambil menangis.
"Fania tidur ya sekarang sudah malam. Jngan menangis lagi oke. Fania anak yang kuat bukan. Fania juga udah janji sama kakak untuk tidak terlihat lemah didepan siapapun"ucap Charlie lembut.
Edward,Niana dan Jason yang tak sengaja lewat kamar Fania,langsung menatap sendu kedua pemuda tersebut. Pasalnya,pemuda tersebut sudah dianggap sebagai anak mereka sendiri.
Fania hanya mengangguk sambil melepaskan pelukan mereka dan memberingkan tubuhnya diatas ranjang dengan bantuan Charlie. Charlie yang melihat mata Fania mulai menutup langsung menaikan selimut Fania dan mengecup singkat kening Fania.
"Lebih baik kita pergi"ucap Edward
Mereka berdua hanya mengangguk dan pergi kekamar masing-masing.'Tidur yang nyeyak baby,Good night'ucap Leon lirih. Leon itu nama serigala didalam tubuh Charlie.
'Sudah lama tak mendengar suaramu Leon'kata Charlie datar.
'Aku tak tega melihat Fania dan Aria menangis terus'kata Leon lirih.
'Ya kau benar'kata Charlie.
Belum sempat Charlie berkata lagi,Leon sudah memutuskan mindlink mereka. Charlie mmentap sendu adiknya dan melangkah keluar kamar Fania dengan langkah pelan agar Fania tidak terbangun. Setelah menutup pintu dengan tenang dan perlahan,Charlie langsung masuk ke kamar dan menghempaskan badanya ke kasur. Tak butuh berapa lama Charlie sudah tertidur dengan pulas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hy guys vote and coment💛
Bye bye💖

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Luna
Hombres LoboAku Fania Alexander Joerg. Wanita satu-satunya yang bersikap dingin dan acuh kepada semua orang. Namun,dia datang mengubah hidupku. Saat ku pikir dia mencintaiku ternyata semua itu salah. Dia merejectku saat aku sedang mengandung anakku. Menyedihkan...