PERTEMUAN KEDUA

175 4 0
                                    

Aku menerima email dari Universitas impianku, aku diterima di jurusan Teknik komputer. Segera aku melompat kegirangan, memang agak aneh sih. Seorang gadis memilih jurusan Teknik. Hanya saja memang begitu kenyataannya, aku suka mengobrak-abrik apa saja. Waktu kecil aku suka membongkar semua mainan kakak laki-lakiku, kemudian merakitnya satu persatu. Pada saat sekolah menengah pertama, aku dengan pede nya membongkar CPU kakak laki-lakiku. Tapi aku gagal merakitnya kembali, dan akhirnya aku dihukum mama karena kelakuanku. Semenjak hari itu aku bertekat untuk mempelajarinya lebih dalam, kalau bisa aku ingin membuat penemuan baru. Obsesi yang aneh bukan ?.

Segera aku melesat menuju Universitas itu untuk memenuhi persyaratan lainnya, membawa beberapa dokumen pelengkap, dan ikut serta dalam meeting point kegiatan Ospek. Owh aku benci kata Ospek, kenapa harus ada kegiatan membosankan seperti itu. Tapi aku bisa apa ? aku harus melewatinya.

Sampai di gedung Teknik aku segera ke ruang administrasi untuk melengkapi semua dokumen, kemudian bergegas ke aula kampus. Aku berlari menuju aula, dan tanpa sadar menabrak seseorang. Bruuukkk...... Aku terjatuh !!

"Kamu baik-baik saja ?" aku mendengar suara seorang pria, suaranya serak

"Baik apanya, hati-hati kalau jalan" Bentakku dengan nada kesal, kemudian aku menoleh kearah lelaki itu. Dan kejutan, dia lelaki yang sama yang duduk dihalte bersamaku 2 hari yang lalu.

"Kamu, laki-laki yang duduk di halte bis 2 hari yg lalu ya ?? Ingat aku ? kita sama-sama nungguin bus datang, pas hujan sore-sore", Aku terus berbicara sok akrab, memang kebiasaanku begitu. Aku tidak bisa berhenti bicara.

"OH" , Apa ???? dia cuma bilang OH ? yang benar saja. Wait aku mengingat pin itu, kemudian segera mengejar lelaki itu yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkan aku dengan segala fikiranku.

"Tunggu, ini punya kamu. Jatuh kemarin"

"Hmm, itu. buang saja. Aku tidak memerlukannya"

Aku diam sejenak, tidak paham dengan semua ini. Dan yang lebih parah aku bukannya membuang pin itu, aku memasukkannya kembali kedalam Tas ku. Kemudian aku berjalan mengikuti laki-laki asing itu. Duduk disebelahnya tanpa fikir panjang. Dan lelaki itu hanya melihatku dengan tatapan aneh.


DIA LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang