"Rindu, kamu masih mau disini atau ikut aku berangkat ke kampus ?", Tanya Langit dingin kepadaku.
"Eh, iya aku ambil tas dulu sebentar"
Aku meninggalkan 2 lelaki itu diluar dan berlari mengambil tas kuliahku, aku lihat sekilas senyum mengejek di wajah kakak laki-lakiku Gilang. Dia pasti sedang menertawakan aku yang seperti terciduk selingkuh. Yah, dia memang tidak percaya setiap kali aku jelaskan kalau antara aku dan Langit tidak ada hubungan apa-apa. Dia selalu bilang "Mana mungkin gak ada apa-apa, mana ada laki-laki yang mau antar jemput perempuan kalau gak ada sesuatu", kakak ku itu hanya asal bicara. Jelas-jelas aku hanya berteman baik dengan Langit.
Aku segera berlari keluar dan mengabaikan senyum mengejek dari kakak laki-lakiku itu, aku mendapati kedua lelaki tersebut hanya diam. Tidak ada percakapan apapun.
"Aksan, Maaf aku harus pergi kuliah sekarang. Entar aku telpon kamu ya", Jawabku memecah kesunyian diantara mereka.
"Iya Rinduku, semangat kuliahnya ya" Jawabnya santai
Apa ??? Rinduku, apa maksud lelaki tampan ini. Dia benar-benar membuat aku mati kutu dengan memanggilku seperti itu. Hey dude, Im Not ur girlfriend anymore. Dan ada Langit disitu, aku jadi salah tingkah. Tapi tunggu, kenapa aku harus salah tingkah ???? Aku bukan siapa-siapanya Langit, kenapa aku merasa kami ada apa-apa, Bego banget ya aku.
"Aku pergi ya, kalau kamu masih mau disini juga gak masalah. Kak gilang ada didalam kok. Bye San"
Aku dan langit pun berjalan keluar, sepanjang perjalanan Langit tidak berbicara sepatah katapun. Dia dingin seperti es, aku juga tidak punya bahan pembicaraan pagi ini. Kemudian lamunanku terpecah ketika Langit berbicara.
"Dia Siapa ?"
"Oh, dia Aksan. Tadikan udah kenalan"
"Bodoh, bukan itu maksudku. Dia pacar kamu, Rinduku ? Maksudnya apa ?"
"Eh, Hmm.. Kenapa ? kamu cemburu ya ? Cieee"
"Mau jawab atau tidak ?" Jawabnya ketus
"Hahaha, dia Aksan. Pacar pertamaku, sekarang sudah jadi mantan tepatnya, dia kuliah di Singapore. Kemari cuma untuk liburan"
"Kamu, kelihatan senang banget ketemu dia. Kenapa gak balikan aja"
Aku terdiam mendengar kata-kata Langit, kenapa dia dengan mudah berkata begitu. Apa sedikitpun dia tidak merasa takut kehilanganku ? apa-apaan ini ? Siapa kau Rindu Wirasti, kamu bukan siapa-siapanya langit. Kenapa aku jadi sedih ? Kenapa harus aku jatuh cinta sedalam ini dengan lelaki yang bahkan tidak melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA LANGIT
RomanceMemahami rasaku padamu seperti menyelami lautan luas, aku tidak pernah mampu memahaminya. kamu seperti langit biru yang hanya mampu aku nikmati dari jauh... ini tentang sebuah rasa yang rumit, setidaknya begitulah yang aku rasakan. Ini adalah kisa...