TERIMA KASIH RINDU

42 1 0
                                    

Kami meninggalkan cafe tersebut, aku melihat kehancuran di mata Cinta. Mungkin saja di syok karena merasa mustahil ada lelaki yang mampu menolak pesonanya, aku menyeringai jahat. Aku tidak perduli, yang terpenting sore ini aku tidak lagi jadi satu-satunya yang patah hati.

"Kita keluar sebentar ya ?"

"Eh mau kemana Ngit ?"

"Hey Idiot, dont call me like that !"

"Iyaa, maaf maaf. Siapa suruh punya nama Langit. Kalau tidak di panggil Lang ya pasti di panggil Ngit kan ?"

"Alasan, kamu bisa panggil aku Rama kan ? Langit Ramadhan"

"Kagak, panggilan rama sama sekali gak pantas buat kamu"

Seperti biasa, Pria tinggi itu menyentil jidatku. Sepertinya dia sangat senang menyiksa gadis pendek seperti aku, dan aku sebenarnya juga senang dengan kelakuannya. Walau kadang aku merasa kesal menerima kenyataan kalau aku memang pendek.

Kami pergi ke sebuah Stadion bola, aku juga heran kenapa Langit membawa ku kemari. Gak ada tempat romantis apa ? Upss, fikiranku meracau lagi. Jangan Kegeeran Rindu, PLEASE !!!

"Rindu Wirasti"

"Yap, tumben kamu panggil namaku lengkap begitu. Aku jadi merinding tau gak sih"

Langit tersenyum manis sekali, langit senja.

"Terima Kasih"

"Buat apa ??"

Dia tidak menjawabnya, dia hanya menatap wajahku. Owh dia pasti melihat wajahku yang merona, aku hampir pingsan seketika sore itu. Langit menatapku sangat dalam, dan kali ini aku benar-benar yakin dapat melihat wajahku di matanya. Hanya aku...

"Ayo kita pulang"

"Apa ?? Pulang ? Gitu aja ?" Jawabku polos dan lagi-lagi Langit tertawa.

"Iya, kamu mau aku dorong jatuh dari sini ke bawah sana ??"

"Okay, kita pulang segera"

Aku langsung bergerak mendahului Langit, mendengar ancamannya. Langit berjalan tepat dibelakangku. Kami menuruni satu persatu anak tangga di Stadion tersebut. Sampai di anak tangga terakhir, Langit yang berdiri tepat dibelakangku tiba-tiba menarik tubuhku mendekat padanya. Dia kemudian mencium bahuku, lalu dia melepaskan genggaman tangannya dari bahuku. Dia berjalan mendahuluiku, dan aku terdiam bagai patung.

Tuhan, aku terkena serangan jantung mendadak kali ini.

DIA LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang