Langiiiiiittt....... Aku berteriak kemudian berlari kearah lelaki itu, dan aku lihat ekspresinya sekilas. Ia tampak terkejut, mungkin dia juga merasa ingin muntah melihat gadis asing yang sok akrab dengannya. Apa perduli ku, aku senang akhirnya aku merasa seperti menemukan seseorang ketika aku tersesat di tengah gurun pasir. Dan aku juga senang karena ternyata dia satu jurusan denganku.
"Kenapa kamu berteriak, Rindu ? Nama kamu Rindu kan ?"
"Eh, maaf-maaf. Aku cuma senang karena akhirnya menemukan orang yang tidak lagi asing disini"
"Apa ?? Bukan orang asing ? Hey, Im Stranger Okay"
"Really, Hey Stranger. Be My Friends"
Aku tersenyum semanis mungkin, tapi lagi-lagi lelaki ini menunjukkan ekspresi yang tidak sedikitpun mampu aku tebak. Whatever, siapa yang perduli.
Akhirnya ospek selesai, seperti keluar dari jeruji besi aku berteriak di depan gedung. Akh biarlah semua orang menatapku, aku tidak perduli. Aku berlarian menuju halte bus ketika sadar jam sudah menunjukkan pukul 06.00 sore. Gawat !!!!
15 Menit aku menunggu, bus juga tidak kunjung datang. Tidak lama setelahnya sebuah motor berhenti tepat didepanku. Aku memundurkan tubuhku beberapa langkah kebelakang dan berfikir siapa lelaki berhelm hitam ini, kenapa dia berhenti. Jangan-jangan orang jahat. Kemudian lelaki itu membuka helm nya, dan tanpa ekspresi berbicara padaku.
"Rumah kamu dimana ? Ayo aku antar kamu pulang"
"Langit, Hmmm.. Gak usah nanti merepotkan"
"Mau atau tidak, kalau tidak mau aku tinggal"
"hhhmm, Okay"
Daripada aku menunggu bus yang tak kunjung datang, gak ada salahnya aku menerima ajakan orang asing ini. Eh dia bukan lagi orang asing, dia Temanku. Langit....
"Sudah sampai, Terima Kasih Ngit"
"Apa ??? Ngit ??? Panggil aku Langit, Langit yaa, bukan Ngit"
"Yeee, disingkat aja kok"
"Panggil aku langit, kalau tidak bisa. jangan sebut namaku"
"Okay Okay. dasar lelaki dingin. Sini nomor Handphone mu"
"Buat apa ?"
"Buat dikasih ke mafia togel, manatau dapat rezeki. Ya buat aku save lah. Kita kan teman, benar gak ??"
"Hmmm, 081*********, ok aku pergi"
"Byee"
Lelaki itu tidak membalas salam terakhirku, dia pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA LANGIT
RomanceMemahami rasaku padamu seperti menyelami lautan luas, aku tidak pernah mampu memahaminya. kamu seperti langit biru yang hanya mampu aku nikmati dari jauh... ini tentang sebuah rasa yang rumit, setidaknya begitulah yang aku rasakan. Ini adalah kisa...