Sepanjang perjalanan Langit tidak berbicara 1 katapun, dia hanya diam seribu bahasa. Aku juga tidak tau mau bicara apa, 2 hari seperti 2 tahun. Kami kehilangan bahan pembicaraan, aneh ya. Tapi ya sudahlah, pelan-pelan keadaan akan membaik.
Kemudian tiba-tiba dia berbicara namun aku masih mampu mendengarnya dengan baik, kalimat yang memang harus aku dengar.
"Rindu, aku cuma mau kamu tau dan percaya padaku. Cinta tidak lebih dari masa lalu. Tidak pernah ada lagi cinta untuk dia. Dia sudah tidak memiliki arti apapun dalam hidupku"
Aku meneteskan air mata mendengar perkataan Langit, aku berusaha menyembunyikan air mataku. Aku rasa Langit juga tidak melihatnya. Air mata apa ini ?? Aku rasa ini air mata kebahagiaan, dan bolehkah aku sedikit berharap lebih sekarang ?
Aku tidak mampu menjawab apapun saat ini, aku hanya mampu mengeratkan pelukanku saja. Berharap Langit dapat memahami bahasa tubuhku. Ya aku mempercayaimu dan Terima kasih karena sudah mengurangi sedikit kekhawatiranku. Aku benar-benar sudah jatuh cinta padamu Langit...
"Pernahkah kau lihat bagaimana sebuah daun tua yang terus memeluk erat ranting yang renta di saat cuaca tak ramah sekalipun ?, sekeras apapun usaha menolak perpisahan. Jika takdir mengharuskan ia kembali pada tanah, lantas kita bisa apa ??" -Bait Semusim
30 menit terasa begitu cepat berlalu, kami sudah tiba di kampus. Aku dengan cepat memasang wajah ceria, menghapus bekas-bekas air mata yang sempat terjatuh.
"Langit"
"Iya ?"
"Terima Kasih"
Aku tersenyum seadanya, tapi itu adalah senyuman yang benar-benar tulus dari dalam hatiku. Terima kasih karena sudah memberi ketenangan dalam hatiku.
"Terima kasih buat apa ?"
"KEPO !! Pokoknya terima kasih"
"Lah, dasar gila"
Tangannya menepuk pelipisku, dan dia tertawa bersamaan. Langit itu terlihat sangat cerah. Sangat biru !!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA LANGIT
RomanceMemahami rasaku padamu seperti menyelami lautan luas, aku tidak pernah mampu memahaminya. kamu seperti langit biru yang hanya mampu aku nikmati dari jauh... ini tentang sebuah rasa yang rumit, setidaknya begitulah yang aku rasakan. Ini adalah kisa...