#33: Bad News

3.3K 490 25
                                    

Entah untuk keberapa kalinya Kaerin menyentuh pipi Yoongi dengan jari telunjuknya gemas. Sang pemilik pipi sesekali membuka matanya lalu melirik sinis ke arah sang pelaku.

"Kau pikir pipiku ini bakpau, eoh?" sungut Yoongi seraya kembali memejamkan matanya.

Kaki Yoongi berselonjor leha-leha di sofa kamar Kaerin. Sementara sang pemilik kamar sejak tadi juga ikut berbaring leha-leha di atas tubuh Yoongi. Asyik sekali memperhatikan sosok wajah pria yang sedang memejamkan mata di hadapannya.

Sesekali tersenyum menatap wajah pura-pura tidur Yoongi. Sesekali menekan-nekan pipi pria itu yang terlihat chubby. Lalu berakhir dengan kekehan gelinya sendiri.

"Pipimu masih belum berubah," gumam Kaerin yang sejak tadi tak berhenti tersenyum.

Usai ciuman tak terduga mereka beberapa saat yang lalu, Yoongi memutuskan untuk menghabiskan sisa siang harinya di kamar Kaerin. Itupun setelah gadis itu terus menggelayuti punggungnya agar Yoongi tetap tinggal.

Meski awalnya mereka saling canggung, tetapi Kaerin yang sudah yakin dengan perasaan Yoongi padanya berusaha untuk mencairkan suasana.

"Kau sudah membuatku semakin tak bisa lepas darimu. Jadi, jangan pergi," pinta Kaerin manja sembari memeluk punggung Yoongi.

Awalnya Yoongi hanya bergeming. Sama sekali tidak merespon. Namun, setelah Kaerin berpindah ke sisi depan tubuh Yoongi dan memeluk pria itu dengan sangat erat, Yoongi mulai terlihat gelisah.

Kaerin melepas pelukannya kemudian mendongak. "Aku tahu kau menyukaiku. Jadi, jangan bohongi dirimu lagi."

Usai mengatakannya, Kaerin memberanikan diri untuk mengecup pelan bibir tipis milik pemuda bermarga Min itu. Tidak disangka, Yoongi justru melumatnya tanpa ampun. Membuat Kaerin tersenyum di sela-sela tautan bibir mereka. Gadis itu begitu menikmatinya.

"Jangan menggodaku," bisik Yoongi saat ia telah melepaskan tautan mereka.

"Aku senang Min Yoongi yang ganas."

Bukannya jera, Kaerin justru sengaja menggesek-gesekkan permukaan bibirnya pada milik Yoongi. Pria itu memejamkan matanya, berusaha menahan gejolak yang sedang mendesak sambil menghela napas.

Beberapa saat kemudian Yoongi tak bisa lagi menahannya. Ia meraih kepala Kaerin dan kembali melumat dengan tak sabar hingga tubuh mereka berdua terjatuh di sofa. Itulah awal mulanya kenapa posisi tubuh mereka bisa seperti sekarang.

"Apa kita bisa seperti ini terus?" tanya Kaerin lirih seraya menjatuhkan kepalanya di dada Yoongi. Tangannya sibuk mengelus tangan Yoongi yang masih terbalut perban.

Yoongi membuka matanya saat mendengar pertanyaan itu. Ia berusaha menegakkan kepalanya untuk melirik ke arah Kaerin sekilas, kemudian menidurkannya kembali. Matanya menerawang ke langit-langit kamar.

"Asal kau bisa menunjukkan kalau kau benar-benar menyukai orang sepertiku," gumam Yoongi lirih.

Kaerin menegakkan kepalanya lagi lalu mencari netra Yoongi untuk ditatapnya.

"Kau pikir apa yang selama ini kulakukan itu bukan untukmu, eoh?" protes Kaerin kemudian.

"Melakukan apa?" tanya Yoongi tak acuh.

"Kau pikir kenapa aku sampai masuk ke akademi kepolisian?"

Setelah pertanyaan itu terlontar, refleks Yoongi menegakkan tubuhnya. Ia menatap Kaerin dengan penuh rasa ingin tahu.

"Bukannya kau masuk ke sana karena kau menyukai Kyungsoo?" tanya Yoongi sembari mengerjapkan matanya.

Kaerin menghela napas kecewa. "Sudah kuduga kalau kau akan berpikir seperti itu. Jadi, karena itu kau menjauhiku selama ini? Karena kau berpikir aku mengejar-ngejar Kyungsoo. Begitu?"

[END] PoseidonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang