Pagi yang membosankan lainnya bagi pemuda bersurai gradiasi yang setia menatap pada luar jendela. Kini baginya tidak ada hal yang lebih menarik dari pada gumpalan kapas yang melayang di langit. Langit dengan warna yang sama dengan surai si bayangan. Kagami tersenyum tipis saat ia kembali mengingat waktu yang ia habiskan bersama dengan bocah biru itu kemarin. Tapi tetap saja membosankan baginya.
'Mungkin membolos adalah cara terbaik. Apa lagi sensei belum datang,"
Pikirnya dan ingin beranjak dari sana."Oi, Kagami,"
Belum sempat Kagami berdiri, ia mendapati tiga orang temannya atau lebih tepatnya tiga sekawan yang memanggil namanya. Kawahara, Furihata, dan Fukuda yang kini menghampirinya.
"Apa?"
"Kau dingin sekali, padahal ini masih pagi lho," Balas Fukuda yang menumpukan lengannya pada pundak Kagami.
"Ck, kalian mau apa?" Tanya Kagami lagi dengan nada yang masih dingin seperti sebelumnya.
"Kau memang orang yang tidak bisa hangat dengan siapa pun ya," Kini giliran Furihata yang bicara. "sesekali cobalah untuk perhatian pada satu orang saja," Lanjutnya.
Baru saja Kagami ingin buka suara, Kawahara langsung memotongnya. "Kau ini bagaimana sih? Bukankah Kagami sudah peduli pada satu orang?" Ucap nya sambil menyeringai pada Kagami. Kagami mengerutkan dahinya. Apa maksud dari perkataan Kawahara tentang satu orang yang ia pedulikan.
"Ah, iya juga ya," Fukuda akhirnya kembali buka suara, dan berdiri tegak di samping Furihata. "kau punya seseorang yang teramat sangat kau pedulikan ya, apa kau juga menyukainya?" Perkataan sekaligus pertanyaan Fukuda sukses membuat Kagami memasang tampang bodohnya yang memang tidak mengerti apa pun.
"Maaf, tapi siapa yang kalian bicarakan sekarang? Aku sangat tidak mengerti dengan semua pembicaraan kalian," Ujar Kagami pada trio di depannya.
Ketiganya membuang napas berat. "Dari awal?" Tanya Furihata. Dan di balas anggukan ringan dari Kagami. Plus wajah polosnya yang tanpa dosa.
"Baiklah kami sebenarnya hanya ingin bertanya padamu," Kata Kawahara.
"Bertanya apa?"
Mereka bertiga saling melempar pandang. Memutuskan siapa yang akan bertanya. "Apa kau menyukainya? Kau terlihata sangat peduli dengan... si bocah bisu itu,"
Pertanyaan dari Fukuda seketika membuat atmosfer di sekitar berubah 180 derajat. Suasana kelas yang tadinya ribut tiba tiba saja hening. Begitu pun Kagami yang kini hanya membuka mulutnya tidak percaya.
"Oi, Kagami kenapa bengong saja," Furihata melambaikan telapaknya di depan wajah Kagami.
"A-aku.. Apa maksud kalian menanyakan hal itu?" Tanya Kagami balik pada mereka. Dengan memaksa raut wajahnya agar tatap tenang.
"Kami dengar dari si Aomine kau kemarin pergi ke sebuah panti dengan bocah itu dan kau terlihat menikmatinya. Apa lagi saat bermain dengan anak anak yang ada di sana kau girang sekali. Dan setiap kali ada kesempatan, kau selalu melirik bocah itu, lalu tersenyum tipis. Dan Aomine bilang kalau kau yang menawarkan bantuan untuknya." Jelas Kawahara panjang kali lebar sama dengan luas.
Kagami kembali bengong mendengar penjelasan Kawahara. "K-kalian ini percaya perkataan si Ahomine itu? M-mana mungkin aku peduli pada bocah itu, apa lagi.. menyukainya," Balas Kagami dengan sangat ragu. Ini berlawanan dengan isi hatinya.
"Lalu kenapa saat itu kau-"
"Aku hanya menolong, karena dia mau pergi ke panti asuhan," Kagami langsung mrmotong perkataan Furihata. "Lagi pula siapa yang mau peduli dengan bocah pembawa sial itu?" Kagami kini berdiri dari kursinya dan menatap pada tiga sekawan yang masih diam di tempat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Plane
FanfictionEND "Aku akan melindungi mu, my shadow" Kuroko Tetsuya, ia yakin jika Kami hikoki-san akan selalu memberikannya semangat, dan ia percaya pada Kami hikoki-san jika selalu tersenyum akan membawakan kebahagiaan padanya, dan ia, Kagami Taiga, berjanji a...