Kringgggg....Jam istirahat. Seperti biasa, Kuroko sedang terduduk di belakang gedung sekolah. Ia terus teduduk disana. Hanya menatap pada tanah yang bahkan tidak tau jika ia ada disana.
Ia masih tetap diam disana. Ia merasa ada yang berbeda sekarang. Ia sudah lama menunggu. Tapi tidak ada tanda kalau ia akan datang. Kami hikoki-san nya belum mengirimkan pesawat kertas satu pun untuknya. Biasanya, baru saja ia sampai disana, Kami hikoki-san sudah mengirim pesawat kertas padanya. Tapi sekarang, ia sudah duduk disana cukup lama.
Merasa jika tidak akan ada suatu yang datang, akhirnya Kuroko beranjak dari tempatnya kini. Meskipun sedikit ragu karena ia pikir mungkin Kami hikoko-san hanya datang terlambat. Kuroko melangkahkan kakinya dengan ringan. Memutuskan untuk kembali ke kelas.
'Sepertinya Kami hikoki-san punya urusan lain,'
Bruk!
Kuroko dapat mendengar beberapa benda jatuh dibelakangnya. Ia membalik badan dan melihat Kagami yang sedang membereskan beberapa sapu dan pel. Dan ia segera menghampirinya dan membantu.
"Ah, kau tidak perlu membantuku," Ujarnya sambil mengambil semua sapu dan pel yang berserakan. Ia segera berdiri dan menatap Kuroko yang lebih pendek darinya.
Kuroko mengeluarkan notes kecil dari sakunya, dan menulis disana.
'Apa yang kau lakukan dengan sapu dan pel ini'
Tulisnya dan menunjukkannya pada Kagami. Kagami yang membacanya langsung memalingkan wajah.
"Aku tidak mengumpulkan tugas yang diberikan Kiyoshi sensei, dan dia menyuruh ku membersihkan semua toilet." Jawabnya enteng.
Kuroko hanya memandang Kagami heran. Bukankah seharusnya tugas itu dikumpulkan minggu lalu.
Kagami yang tau kalau Kuroko sedang bingung langsung beranjak. "Sudahlah, aku mau melanjutkan kerjaan ku," ia langsung pergi meniggalkan Kuroko yang masih diam disana. Ya, Kuroko tau. Tidak akan ada orang yang ingin berbicara dengannya.
'Maaf karena aku tidak bisa datang untuk menghibur mu,'
.
.
Duk! Duk! Cit! Cit!
Suara pantulan bola terdengar dari aula. Meskipun sekolah telah selesai, para anggota klub basket tampak sedang latihan sekarang. Begitu pula dengan Kagami yang tengah melakukan dunk.
"Taiga,"
Kagami segera menoleh pada asal suara. Himuro kini berjalan ke arahnya. "Apa?"
Himuro hanya tersenyum, sebelum kembali berbicara. "Kau sepertinya sekarang peduli sekali pada anak bisu itu," ucapnya sambil berdiri di depan Kagami.
Kagami hanya berdecak pelan. "Apa maksud mu,"
"Aku tau Taiga, tidak biasanya kau peduli pada orang lain," Ujar Himuro lagi.
"Benar juga, aku pernah melihat mu memnolongnya saat pulang," Kini Akashi ikut bergabung dengan mereka.
Kagami hanya membuang napasnya berat. Tidak bisakah mereka menyimpan pertanyaan itu sendiri? Dan jangan meminta jawaban pada nya.
"Kau benar benar peduli ya, pada nya?" Himuro bertanya pada Kagami dengan senyum yang masih setia di wajahnya. "Kenapa kau tidak menjawab Taiga," Tanya Himuro lagi.
"Atau kau menyukainya," Sambung Akashi dan membuat semburat merah di pipi Kagami.
Kagami menggelengkan kepalanya cepat. "K-kau ngomong apa sih?! M-mana mungkin aku menyukainya. Aku masih normal!" Ucapnya sambil menjauh dari kedua orang yang masih menatapnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Plane
Hayran KurguEND "Aku akan melindungi mu, my shadow" Kuroko Tetsuya, ia yakin jika Kami hikoki-san akan selalu memberikannya semangat, dan ia percaya pada Kami hikoki-san jika selalu tersenyum akan membawakan kebahagiaan padanya, dan ia, Kagami Taiga, berjanji a...