"Mou, aku lelah sekali," Takao melemaskan badannya dan melepaskan semua penat di tubuhnya. Sepertinya ia benar-benar kelelahan sekarang, biasanya jika bel tanda pulang sudah berbunyi, ialah yang pertama bersorak. Tapi sekarang dia tidak tega hanya untuk sekadar mengangkat kepalanya dari meja.
"Kau masih belum mau pulang?" Tanya Kuroko yang sudah berdiri di depan meja Takao.
Takao mengangkat kepalanya dan menoleh dengan wajah yang jelas sangat kelelahan. "Kau mau menggendong ku tidak?"
"Bukannya tidak bisa, tapi tidak mau." jawab pemuda mungil itu dengan wajah datarnya. Sedang Takao hanya cemberut mendapati jawaban dari sahabatnya itu. "masih belum mau pulang? Aku tinggal ya,"
"Eh, jangan dong," Takao segera membereskan tasnya dengan terburu-buru dan langsung berdiri sambil menarik Kuroko keluar dari kelas dengan bersemangatnya. Lihat, orang yang tadi tidak mau pulang itu sudah pergi begitu saja. Dasar.
"Nee, Kuroko," panggil Takao saat mereka sudah keluar dari gerbang sekolah. "apa kau menyadarinya?" tanya Takao tidak jelas.
"Menyadari apa?"
"Itu lho, Tozaki kok jadi makin sering menemuimu," Ucap Takao yang tidak dibalas apa pun oleh Kuroko dan langsung membuat Takao kesal. "hmm.. Sepertinya ada sesuatu yang harus kau ceritakan padaku," tiba-tiba saja bocah belah tengah itu berucap penuh penekanan.
Walau di perhatikan terus dengan tatapan menginterogasi milik Takao, Kuroko masih bisa mempertahankan raut wajah datarnya. Jujur saja, dia agak sedikit lelah karena Takao sudah terlalu banyak menanyainya tentang hal itu sekarang.
"Kuroko, aku memang tidak apa jika kau tidak mau memberitahuku, tapi aku bisa mati penasaran nantinya," ucap Takao lebay masih tidak digubris oleh Kuroko. "Kuroko, ayolah," Takao masih terus saja merengek pada Kuroko yang bahkan tidak sedikit pun menoleh padanya. Dan ya, begitulah, sepertinya Kuroko harus mempersiapkan telinganya untuk ribuan rengekan Takao berikutnya.
Tak jauh dari mereka berdua, Kagami hanya bisa memperhatikan dengan senyum terlukis di wajahnya. Ya, dia masih ditolak oleh Kuroko untuk saat ini. Dan itu membuatnya makin gila saja. "Gara-gara Tozaki jadi seolah olah aku adalah antagonis,"
"Hee, apa maksudmu?"
Dengan terkejut, Kagami menoleh ke belakang dan mendapati Tozaki sudah berdiri di belakangnya dengan wajah cemberut. "Masa jadi aku yang salah sih," ucapnya dengan nada kesal.
"Memang kenyataannya begitu kan," gumam Kagami yang kemudian langsung beranjak tanpa menoleh sedikit pun pada Tozaki makin membuat gadis itu kesal.
"Hei, jangan tinggalkan aku dong," Tozaki langsung menyusul langkah Kagami. Dan baru saja ia bisa sejajar dengan Kagami, pemuda itu tiba-tiba menghentikan langkahnya membuat Tozaki bingung. "kenapa?" tanyanya saat Kagami menatapnya dengan raut wajah jengkel.
"Apakah perlu bagimu untuk mengikutiku?" tanya Kagami benar-benar muak dengan Tozaki yang makin hari makin menempel saja padanya. "kau bilang ingin merebut Kuroko dariku kan? Maka seharusnya sekarang kau menyusulnya dan bukannya mengikutiku,"
Tozaki menghembuskan napasnya dan menatap Kagami dengan tatapan prihatin. "Sebegitu pasrahnya kau ya, sampai sampai membiarkan aku untuk mendekati Kuroko-kun?" Tozaki malah makin membuat Kagami jengkel. Ia menepuk pundak Kagami membuatnya bingung. "tenang saja, setidaknya aku masih mengerti perasaanmu. Aku lebih suka jika rivalku sama bersemangatnya seperti aku," ucap Tozaki dengan senyum manisnya mencoba menyemangati Kagami. 'lagipula, jika nanti aku terlalu banyak menghabiskan waktu dengan Kuroko, kau nanti malah jadi membenciku. Dan itu bukan bagian dari rencana,'
Tapi itu sama sekali tidak berpengaruh bagi pemuda bodoh itu. Dan tanpa membalas perkataan Tozaki lagi, Kagami segera berlalu pergi tanpa mempedulikan Tozaki yang masih terus saja berusaha agar bisa pulang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Plane
FanfictionEND "Aku akan melindungi mu, my shadow" Kuroko Tetsuya, ia yakin jika Kami hikoki-san akan selalu memberikannya semangat, dan ia percaya pada Kami hikoki-san jika selalu tersenyum akan membawakan kebahagiaan padanya, dan ia, Kagami Taiga, berjanji a...