24 - Answer

561 74 2
                                    

"Haah, hujannya deras sekali," Ucap Kuroko sambil memandang ke luar jendela apartemennya. Ia kemudian mengambil tempat duduk di sofa sambil menyalakan televisi.

"Hum, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Tanyanya entah pada siapa sambil memeluk bantal sofa. "apa aku memang sebaiknya mengikuti kata-kata Tozaki-san? Atau sebaiknya aku mengatakan yang sebenarnya pada Kagami-kun?"

Lama Kuroko memikirkan jawabannya, namun tetap saja dia tidak menemukan jawaban yang lebih baik. Ya, sejak pulang sekolah tadi, Kuroko hanya bisa memikirkan hal yang sama terus, dan itu membuatnya pusing bukan main. "Mungkin sebaiknya aku biarkan semuanya mengalir mengikuti arus,"

Baru saja Kuroko ingin berbaring di sofa, tiba-tiba saja bel apartemennya berbunyi. Kuroko segera bangkit dan berjalan menuju pintu. 'Siapa sih yang malam malam begini malah bertamu? Malah hujan lagi,'

"Hai'," baru saja Kuroko membuka pintu, ia langsung dikejutkan dengan kehadiran Haruki di depannya. Dia benar benar terkejut, apalagi dengan kondisi Haruki yang basah kuyup. "Haruki-chan!"

"T-Tetsu nii-chan, konbanwa, aku mengganggu malammu ya?" Tanya Haruki dengan senyum lebarnya walau dia tampak sangat kedinginan.

"Apa yang kau lakukan hujan hujan begini? Ayo cepat masuk," Ajak Kuroko sambil membawa Haruki masuk. "Aku ambilkan handuk dulu,"

Haruki menurut dan menunggu hingga Kuroko kembali sambil membawakan handuk untuknya. "Arigatou," Ucapnya sambil menerima handuk dari Kuroko.

Kuroko menggelengkan kepalanya memperhatikan Haruki. "Dasar, kenapa kau malah hujan hujan begini sih?"

Haruki hanya tersenyum malu. "Hehe, aku pikir awalnya hujan tidak terlalu deras dan bisa terus pergi ke tempatmu, tapi tanpa sadar aku malah menerobos hujan yang makin deras itu,"

Kuroko menghela napasnya. "Aku akan buatkan kau teh hangat, kau duduklah," Ucapnya sambil pergi ke dapur.

"Arigatou nee!" Teriak Haruki dari ruang tengah sambil mengambil posisi duduk di sofa. Tidak lama, Kuroko datang sambil membawakan segelas teh hangat dan memberikannya pada Haruki.

"Kau kan bisa berhenti di toserba dan membeli payung. Kalau begini kan kau bisa sakit," Omel Kuroko.

"Kan aku sudah bilang, aku terus berjalan tanpa sadar jika hujan makin deras," Jawab Haruki sambil terus menyeruput teh hangat di tangannya.

Kuroko hanya menggeleng maklum. "Lalu kau ada perlu apa sampai sampai kau rela basah-basahan seperti ini?"

Haruki meletakkan cangkir di tangannya dan kemudian mencoba mencari topik yang tepat agar ia bisa menyinggung tentang masalah Kuroko dan Kagami. "Etto, aku hanya mau bertanya, bukankah saat itu Taiga menciummu ya?"

Pertanyaan tak terduga Haruki barusan sukses membuat wajah Kuroko panas di malam yang dingin ini. "E-eh? Memang, kau juga tau hal itu, lalu kenapa?"

Haruki menarik salah satu sudut bibirnya. "Lalu, apakah itu artinya kalian berkencan sekarang?"

"T-tidak kok," Sangkal Kuroko secepatnya yang membuat Haruki sedikit kecewa. "kami tidak berkencan kok,"

"Heeh? Doushite? Aku yakin jika Taiga pasti pernah mengungkapkan perasaannya padamu kan?" Sebenarnya sih tanpa bertanya juga Haruki tau apa jawabannya.

"Ya, dia pernah mengungkapkannya," Haruki tampak tersenyum puas mendapati Kuroko yang mengaku dengan mudahnya. "tapi sampai sekarang aku belum membalas apa pun,"

"Alasannya?"

Kuroko tampak ragu-ragu untuk menjawabnya. "Pertama, karena aku masih belum yakin dengan perasaanku sendiri,"

Paper PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang