Kagami menggenggam erat tangan Kuroko yang terbaring di kasur Rumah Sakit. Tidak sekali pun ia meninggalkan Kuroko. Berharap mata teduh itu segera membuka.
"Hikari benar-benar sialan," umpat Haruki sambil masuk ke ruang rawat Kuroko diikuti Takao.
Ia sudah mendengar semuanya dari Takao. Bahkan saat Kagami menampar Hikari. "Tidak aku sangka kau bisa kasar pada perempuan, Taiga,"
Kagami tidak sedikit pun melihat ke arah Haruki. "Aku tidak peduli sekali pun ia itu perempuan, bahkan anak petinggi sekali pun, jika mereka macam-macam dengan Kuroko, aku tidak segan menghajarnya,"
"Kau, sepertinya peduli sekali ya, dengan Kuroko," Ucap Takao melihat Kagami yang tidak pernah pergi dari Kuroko.
"Ah.. itu tak usah kau pikirkan," balas Haruki. "sudah sewajarnya kan, kalau Taiga sangat peduli atau lebih tepatnya sayang pada Tetsu nii-chan,"
"Sayang?" Tanya Takao bingung. "Kagami pada Kuroko?"
"Ya, sebaiknya kita bicara di luar saja," Haruki mengajak Takao keluar ruangan Kuroko.
"Kenapa harus disini?" tanya Takao bingung saat mereka sudah di luar.
"Aku tidak mau mengganggu mereka saja," jawab Haruki singkat.
"Dan yang mau kau bicarakan?"
"Hmm.. sebenarnya seperti ini," Haruki mulai menjelaskan. "Taiga itu meskipun cuek, dingin, dan jarang sekali bicara pada Tetsu nii-chan, dia itu aslinya peduli sekali padanya. Di belakang kalian, dia sebenarnya memberi pelajaran pada orang-orang yang menyakiti Tetsu nii-chan,"
"Ooh.. jadi karena itu ya, setiap kali ada seseorang yang mengatai Kuroko, orang itu besoknya diam saja," timpal Takao saat Haruki bicara.
"Yap. Dan satu hal lagi, Taiga bukan sekedar peduli atau sayang pada temanmu itu,"
"Maksudmu?"
"Taiga mencintai Tetsu nii-chan lho,"
"Eeeehh?? Serius?!"
"Ssssttt.... ini rumah sakit bodoh," Haruki menjitak ringan kepala Takao.
"I-iya maksudku, kau serius?" Takao tampak bingung. "Kagami menyukai Kuroko?" dan dibalas anggukan ringan Haruki.
"Tapi, ada yang masih membuat ku penasaran," ucap Takao.
"Apa?"
"Kagami punya salah ya sama Kuroko, soalnya waktu di perpus dia minta maaf. Dan benar-benar hanya minta maaf,"
"Mm... kalau itu," Haruki menjawab dengan ragu. "sebenarnya Kagami tidak sengaja mengatai Kuroko, dan kebetulan Kuroko ada di sana,"
Takao hanya mengangguk dan ber'oh' ria. "Tidak aku sangka Kagami juga bisa minta maaf ya," ucap Takao.
"Pastinya, mana tahan dia jika dijauhi Kuroko terus. Bisa-bisa dia frustrasi," balas Haruki. Bagaimana pun ia benar juga. Kagami pasti akan stres berhari hari karna Kuroko yang menjauhinya.
"Sudahlah, ayo kita ke dalam lagi," ajak Takao pada Haruki. Dan mereka kembali memasuki ruang rawat Kuroko.
Di sana Kagami masih terus menggenggam erat tangan Kuroko. Mengelus rambut biru Kuroko lembut.
"Ugh, entah kenapa aku bisa iri padamu Kagami," ucap Takao.
"Iri kenapa?" tanya Kagami tanpa sedikit pun memandang Takao.
"Padahal kan aku yang sahabat Kuroko, tapi malah kau yang tidak pernah sekali pun meninggalkannya," jelas Takao.
"Kenapa kau tidak bilang sih?" ucap Kagami tiba-tiba-yang mungkin kepada Takao.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Plane
Fiksi PenggemarEND "Aku akan melindungi mu, my shadow" Kuroko Tetsuya, ia yakin jika Kami hikoki-san akan selalu memberikannya semangat, dan ia percaya pada Kami hikoki-san jika selalu tersenyum akan membawakan kebahagiaan padanya, dan ia, Kagami Taiga, berjanji a...