6- Hero Girl

1.2K 178 6
                                    

Kagami langsung menolehkan kepalanya menatap seseorang yang tiba tiba menggandeng lengannya. Sebenarnya ia tidak perlu lagi untuk menebak siapa orang itu, karena ia sudah tau terlebih dahulu.

"Hah... Hikari, tidak bisakah kau tidak mengganggu ku kali ini?" Ucap Kagami dengan wajah lelah.

"Ayolah... aku tidak akan menggangumu, aku hanya ingin pulang bersamamu," Balas Hikari dengan sedikit memanjakan nada bicaranya. "lagipula dari tadi aku tidak melihatmu, jadi ayo kita pulang bareng," lanjutnya.

Kagami berdecak pelan. Sebenarnya ia sudah biasa mendapati hal ini. Tapi tetap saja menyebalkan baginya. Apa lagi sekarang ia sangat pusing. Harus melakukan hukuman selama dua minggu dan yang lebih penting, bagaimana ia harus membuat Kuroko tidak salah paham lagi. Ia mau saja meminta maaf pada Kuroko, tapi bagaimana caranya jika Kuroko saja selalu menghindarinya. Pesawat kertas saja tidak cukup sekarang.

'Apa sebaiknya aku menghampirinya di rumahnya, ya," Batin Kagami yang sudah tidak menghiraukan Hikari lagi. Dan pastinya Hikari sadar itu.

"Kagami-kun~ temani aku dulu ya~" pinta Hikari dengan nada manjanya sambil menggoyangkan tangan Kagami yang masih ia gandeng.

Kagami menatap Hikari kesal sekarang. Bagaimana tidak, ia harus menyusul Kuroko sekarang, jika terjadi sesuatu lagi pada Kuroko bagaimana? Memangnya dia mau tanggung jawab? Bahkan sebenarnya jika ia tidak harus membuntuti Kuroko, ia juga tidak akan mau ikut dengan Hikari. Hikari sebenarnya sudah lama bersikap seperti ini padanya. Sudah sangat sering Kagami meminta Hikari agar tidak mengganggunya lagi, tapi memang Hikari sangat keras kepala.

"Hikari, aku harus pulang sekarang," Ujar Kagami sambil melepaskan tangan Hikari.

Hikari menggembungkan kedua pipinya. Sebal dengan Kagami yang selalu seperti ini padanya. "Tidak! Kau harus menemani ku! Aku tidak menerima penolakan apa pun! Atau aku akan mengadukanmu pada otou-san!" Paksa Hikari sambil menarik kembali tangan Kagami.

Kagami mendengus pelan. Jika Hikari sudah membawa ayahnya dia hanya bisa pasrah. Ayah Hikari adalah pemilik sekolah ini. Dan pernah sekali saat Kagami menolak permintaan Hikari, ia hampir saja kena skors. Dan jika nanti ia kena skors maka ia tidak bisa mengawasi Kuroko di sekolah. Itu hal paling buruk baginya.

'Mungkin kali ini tidak akan terjadi apa apa,'

.

Kuroko melangkahkan kakinya ringan. Jujur saja ia merasa terpukul mendengar perkataan Kagami. Awalnya ia pikir Kagami adalah orang yang baik dan peduli padanya, tapi Kuroko seharusnya memang tidak berharap, ia tau jika Kagami juga membencinya sekarang.

Dan entah mengapa Kuroko sangat kecewa akan hal itu, padahal sudah biasa baginya dibenci oleh seseorang. Atau lebih tepatnya, semua orang. Dan saking terpukulnya, ia sampai lupa untuk menemui Kami hikoki-san. Pasti tadi Kami hikoki-san menunggunya.

"Oi bocah," Kuroko berhenti dan memalingkan wajahnya ketika mendengar seseorang yang (sepertinya) memanggilnya.

Kuroko kaget ketika melihat beberapa pria dengan wajah sangar menghampirinya. Sekitar tujuh orang mungkin. Kuroko otomatis langsung mundur saat orang orang itu makin mendekatinya.

"Hoi, kenapa mundur? Kau takut?" Salah satu dari mereka maju ke arahnya. Sepertinya pemimpin mereka. Membuat Kuroko makin terpojok pada tembok di belakangnya. Ini adalah gang yang sepi, jadi kemungkinan besar tidak ada yang akan menolongnya.

"Ada apa? Kau tidak mau memanggil pahlawanmu lagi, hm?" Kuroko mengerutkan dahinya bingung. Siapa pahlawan yang dia maksud?

Pria itu mendengus kecil. sepertinya bocah ini melupakannya. "Kau tidak ingat pada ku?" Tanyanya dan hanya di balas gelengan Kuroko dengan takut. "Dasar. Aku orang yang dihajar temanmu waktu itu," jelasnya pada Kuroko.

Paper PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang