5 | Trapped

1.1K 154 9
                                    

Saat malam menyibak tirai dan menyematkannya dengan bintang, Daniel merasa gelisah menunggu Sana yang tak kunjung pulang. Pria bermata sabit itu tidak berhenti menghubungi Sana meskipun satu jam telah berlalu, ia terus mencobanya.

"Sana-chan, mengapa kau tidak mengangkat teleponnya?" kata Daniel, terdengar intonasi kecemasan di dalamnya.

Daniel mengernyit tatkala melihat sebuah deretan angka dalam daftar panggilan tak terjawabnya. Sebuah angka random yang tidak memiliki nama tertera jelas di layar datar ponsel Daniel.

Rasa ingin tahu Daniel bertambah besar akan nomor tersebut. Dicarinya sebuah nama dalam kontak person dan menghubunginya saat itu juga.

"Oh Seungwoo-ya, mianhae karena telah menganggumu malam-malam begini. Aku ingin kau membantuku untuk mencari tahu pemilik dari nomor yang telah aku kirimkan padamu." kata Daniel. "Bisa kau temukan hari ini juga? Ne, ini sangat mendesak. Mian. Ehmm arraseo, aku akan menunggumu. Gomapta."

Daniel menutup panggilannya dan kembali merasa gelisah. Ia tidak bisa menemukan kekasihnya dimanapun. Jangankan untuk menemukan keberadaannya, menghubunginya saja tidak bisa. Daniel merasa bersalah dan khawatir disaat bersamaan pada Sana.

"Seharusnya aku ada bersamamu." ujar Daniel mendesah pelan penuh penyesalan.

Tidak lama sebuah panggilan masuk menggembirakan Daniel untuk sesaat. "Ne,Seungwoo-ya." ujar Daniel. "Telepon umum? Maksudmu ini adalah nomor dari sebuah telepon umum di pinggir jalan?"

Daniel mengerutkan keningnya bingung, untuk apa nomor yang berasal dari sebuah telepon umum menghubunginya. Tunggu. Pertanyaan yang seharusnya ditanyakan adalah siapa yang mencoba menghubunginya?

"Sana." gunam Daniel. "Seungwoo-ya, mianae. Tapi bisakah kau membantuku sekali lagi? Bisakah kau menemukan dimana letak telepon umum ini berada?"

"Daniel-ah, kau sungguh ingin membunuhku? Tidak bisakah kau memintaku melakukannya besok? Aku sungguh le,-"

"Kekasihku menghilang." kata Daniel memotong perkataan Seungwoo. "Aku harus menemukannya Seungwoo-ya. Aku tidak bisa kehilangannya." sambung Daniel dengan intonasi penuh kekhawatiran.

✂- - - - -

Sana sedang duduk memainkan kuku jarinya tepat di atas sofa lusuh bermotif kotak-kotak yang berada tidak jauh dari ranjang, dimana ada Jungkook disana yang terbaring namun sibuk dengan pikirannya sendiri.

Sana mulai menyesali keputusannya untuk kembali pada Jungkook. Sekarang ia tidak tahu harus bagaimana, semuanya ada didalam tas kecilnya. Ponsel, dompet, uang, semuanya tertinggal di gedung putih tua itu. Sana mulai bertanya, apakah Daniel akan mencarinya?

Pandangan Sana beralih pada Jungkook yang juga sama sepertinya. Nampak memikirkan sesuatu. Sana menatapnya tajam, merasa kesal karena dirinya telah dibohongi berulang kali oleh Jungkook.

"Tidakkah kau benci itu?" kata Sana.

Jungkook menautkan alisnya bingung seraya bangun dari posisinya dengan kewalahan. "Benci apa?" tanya Jungkook.

"Keheningan yang tidak nyaman. Kenapa kita harus bicara omong kosong untuk merasa nyaman?"

Jungkook terdiam sesaat sebelum melanjutkan perkataannya. "Aku tidak tahu, tapi itu pertanyaan bagus."

"Karena saat itulah kau tahu telah menemukan seseorang yang spesial. Saat kau bisa diam dan berbagi keheningan yang membuat nyaman."

Jungkook tidak tahu apa yang sedang Sana coba katakan padanya dengan berkata seperti itu. Mungkin ia belum terbiasa melihat kejadian sebelumnya dan merasa tidak nyaman dengan Jungkook bahkan hanya untuk bernapas dalam satu ruangan yang sama dengannya. Namun percayalah, Jungkook juga merasa demikian.

Happy Together (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang