"Makanlah yang banyak." ujar Jimin. "Aku tidak tahu apakah ini pantas disebut makanan dan layak untuk dimakan, aku sudah berusaha keras memasaknya. Setidaknya kalian tidak kelaparan setelah terkunci di dalam kamar mandi."
"Gomawo, hyung. Ini sungguh lezat." ujar Jungkook tersenyum manis.
Sana membelah sumpitnya menjadi dua begitu senang akhirnya ia bisa memakan makanan yang sebenarnya. Sana begitu lahap menyantap makanannya hingga tersedak sampai terbatuk-batuk.
"Kau bisa makan semuanya, jadi lakukanlah dengan perlahan." kata Jungkook seraya menyodorkan segelas air mineral pada Sana.
"T..terimakasih." ucap Sana menepuk dadanya.
Jimin tidak bisa membantu selain tersenyum melihat perilaku Jungkook yang tidak biasa itu. Sungguh manis, pikirnya.
"Jadi apa rencanamu selanjutnya?" tanya Jimin.
Pergerakan tangan Sana melambat begitu mendengar pertanyaan Jimin, maniknya menatap Jungkook juga ingin tahu apa yang akan dikatakannya selanjutnya.
"Aku harus menemukan Seokjin dan menuntut penjelasan darinya, hyung." ujar Jungkook. "Setelah itu aku akan mengakhirinya sebelum ia melakukan lebih jauh lagi."
Jimin menautkan alisnya bingung. "Apa maksudmu dengan mengakhirinya? Kau tidak berniat untuk membunuhnya bukan?"
Jungkook tertawa kecil mendengarnya. "Tentu tidak, hyung. Aku justru takut Seokjin yang akan melakukannya padaku." kata Jungkook.
"Kaupun tahu sendiri hyung, jika mereka sudah mengancam itu bukanlah sebuah ungkapan semata. Mereka akan benar-benar melakukannya. Aku takut ini akan semakin jauh, dan merubah mereka menjadi sekelompok penjahat berdarah dingin. Aku harus menghentikannya sebelum terlambat."
Bagaimana Jimin tidak tahu soal itu, jika Jimin sendiri pernah merasakannya. Sekarang Jimin memang terlepas dari kelompok Seokjin, namun saat ia terbebas justru ia tidak bisa bersama ayahnya.
Entah bagaimana melakukannya, tapi Seokjin menarik kembali sidang banding tuan Park dan berhasil menjebloskannya atas tuduhan pembunuhan berencana. Tuan Park menerima hukuman seumur hidup di bui. Itulah hal yang harus dibayar Jimin atas keputusannya.
"Aku harus melindungi eomma dan Soo hee, hyung." kata Jungkook.
"Lalu apa yang akan kau lakukan dengan membawa Sana?" tanya Jimin.
Jungkook menatap Sana yang sedang menatapnya bingung menuntut penjelasan tentang apa yang sedang mereka berdua bicarakan.
"Aku tidak tahu, aku hanya tidak ingin dia meninggalkanku." kata Jungkook.
✂- - - - -
"Hyung, aku tidak bisa menemukan Sana dimanapun. Apa dia pergi meninggalkanku?"
"Kook-ah,-"
Cklek..
Perkataan Jimin terhenti saat Sana terlihat masuk seraya membuka snapbacknya dengan tatapan bingung karena Jungkook berdiri jauh dari tempatnya bersama Jimin.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Sana.
Jungkook terkejut sesaat sebelum kedua sudut bibirnya terangkat lalu menghela nafasnya lega melihat Sana ada di hadapannya.
"Tidak ada, hanya saja seseorang hampir gila mencari sesuatu." ucap Jimin dengan senyum nakalnya pada Jungkook yang tersipu malu.
Sejak insiden pagi yang memalukan tersebut Jungkook tidak membuka mulutnya sama sekali selama di meja makan. Keheninganpun terjadi, Sana belum menyentuh makanannya sedikitpun karena khawatir sesuatu terjadi pada Jungkook?
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Together (Completed)
FanfictionIt is all about forsaking the desire to own someone and still loving them with your heart and soul.