20 | Over

550 83 5
                                    

"Oppa, kau berbuat curang!" kata Soo Hee menarik lengan Mingyu yang hendak melempar dadunya.

Mingyu yang tertangkap basah hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku tidak melakukannya!" elaknya.

Semuanya tertawa, Jungkook, Sana dan nyonya Jeon sebenarnya melihat apa yang sebenarnya terjadi. "Ya! Hentikan, aku melihatnya kau memutar dadunya tadi." ujar Sana membuat Mingyu tersenyum malu karena sudah ketahuan.

Malam ini begitu hangat dirasakan, kehadiran Mingyu pada hari ulang tahun Soo Hee membawa energi positif dan juga keceriaan malam ini dengan tawa canda khas seorang Kim Mingyu. Jungkook menatap semua orang diruangan itu satu persatu. Pemandangan yang dilihatnya kini sungguhlah membuat tenang hatinya.

Seolah waktu sedang berpihak padanya, mereka memberikan waktu berharga seperti sekarang ini sebelum kepergiannya. Jungkook berpikir sekarang sudah tidak apa-apa. Ada Sana yang akan menjadi kakak perempuan Soo Hee dan juga menemani ibunya, ada Mingyu yang bisa menjaga keluarga kecilnya dengan segala koneksi yang dimilikinya. Setidaknya kehidupan mereka sudah lebih baik sekarang, meskipun tanpa dirinya.

Hari yang Jungkook nanti telah tiba. Hari dimana Jungkook akan mengetahui alasan apa yang sebenarnya Seokjin punya sehingga ia mampu berbuat jauh seperti ini. Ia akan bertemu Seokjin malam ini dan mengakhiri semuanya. Jeon Jungkook akan mempertanggung jawabkan semuanya dan pergi sebelum Kim Seokjin berbuat lebih dari ini.

Mingyu menyadari ekspresi wajah Jungkook yang terbilang cukup mencurigakan, pria itu tidak pernah tahu apa yang ada di pikiran seorang Jeon Jungkook. Dan itu membuatnya begitu khawatir kalau-kalau Jungkook berbuat hal yang bodoh. "Oppa, giliranmu." kata Soo Hee kembali menyadarkan Mingyu dari lamunannya. "Ah Ne." kata Mingyu.

Waktu terus berjalan, hari mulai gelap. Sana membantu Soo Hee untuk tidur sementara nyonya Jeon sudah tertidur setelah acara makan besar yang sengaja Mingyu siapkan ia sudah tidak dapat mengontrol rasa kantuknya akibat kekenyangan.

Disinilah, Mingyu dan Jungkook berada. Di teras rumah menghadap langit gelap yang begitu sepi. Aneh, bintang tidak mau bermunculan, sang bulan hanya bekerja seorang diri untuk menerangi bumi hari ini. Apakah bintang juga tahu bahwa malam ini Jungkook akan pergi seorang diri? Setidaknya temani Jungkook dengan sinar mereka, Jungkook sedikit takut dengan kegelapan.

Jungkook menghela napas dalam. "Gomawo Mingyu-ya." ucapnya meretas keheningan.

"Ya! Katakan padaku apa yang sedang kau rencanakan." kata Mingyu tidak menggubris perkataan Jungkook.

Jungkook tersenyum ke arah Mingyu, dia tidak tahu kalau Mingyu begitu peka terhadap sekitarnya. "Apa maksudmu? Aku tidak merencanakan apapun." kata Jungkook. "Rencanaku hari ininadalah membuat Soo Hee terkesan dengan hadiahku. Tapi sepertinya aku sudah gagal karena hadiah yang kau berikan."

Jungkook tertawa kecil mengingat Mingyu yang kesulitan membawa seekor kuda poni ke pekarangannya. Ia tertawa tapi entah mengapa Mingyu membencinya saat ini. "Berhenti tertawa." kata Mingyu dengan raut wajah seriusnya. "Kau akan melakukannya malam ini bukan?"

Jungkook terdiam, ia berhenti tertawa dan menatap Mingyu yang menatapnya dalam. Ia terlihat marah juga khawatir saat ini. "Aku akan mengakhirinya malam ini. Jadi, terimakasih kau sudah datang Mingyu-ya." kata Jungkook menepuk pundak Mingyu.

"Aku ikut." ujar Mingyu cepat. "Apa aku gila? Aku tidak bisa membiarkan kau menghadapi mereka seorang diri."

"Tidak bisa! Aku tidak bisa membiarkanmu terlibat lebih jauh lagi Kim Mingyu." kata Jungkook meyakinkan. "Aku masih membutuhkanmu, mereka membutuhkanmu." sambung Jungkook sembari melihat sebuah foto keluarga yang terpasang di dinding dalam rumahnya.

Happy Together (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang