Awan abu-abu jelas terlihat menutupi langit. Entah apa yang membuat semesta ikut bersedih bersama Jungkook pagi ini. Kabar kematian Jimin terdengar belum lama saat Jungkook bahkan belum bisa memaafkan dirinya karena kepergian Namjoon.
Setiap malam terasa begitu panjang bagi Jungkook. Baik siang maupun malam Jungkook tidak berhenti menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi kepada dua orang yang selalu dijadikan tempat pulang bagi Jungkook, terutama Park Jimin.
Mingyu mengatakan bahwa apa yang terjadi bukanlah salahnya. Tapi mau sampai kapan ini baru bisa dibilang terjadi karena ulahnya? Sampai Mingyu menjadi korban selanjutnya? Jungkook tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.
"Aku akan kembali ke Busan." ujar Jungkook seraya menatap kosong langit mendung dari balik jendela.
"Eung, aku akan memberikanmu tumpangan." kata Mingyu.
Jungkook membalikan tubuhnya, menatap Mingyu dengan matanya yang sayu dan sedikit senyum yang dipaksakan. "Aku akan melakukannya sendiri." ujarnya.
"Tapi,-"
"Ada satu tempat yang ingin aku kunjungi seorang diri sebelum rumah. Aku akan menganggapnya sebagai perpisahan terakhirku dengan Jimin hyeong." kata Jungkook terdengar sedih.
"Aku menyesal karena kau tidak bisa datang ke upacara pemakaman mereka. Setelah Taehyung tertangkap, aku hanya takut mereka masih mengincarmu dengan datang kesana." ujar Mingyu menyesal.
"Aku tahu, kau tidak perlu merasa menyesal. Mingyu-ssi, apa aku bisa meminta bantuanmu sekali lagi?" tanya Jungkook.
Tanpa ragu Mingyu menganggukan kepalanya. "Setelah aku pergi dari sini, berhenti membantuku dan jangan datang padaku meskipun aku meminta dan memohon padamu. Aku akan mengakhirinya sendiri. Kau mengerti?"
"Untuk yang satu itu, aku tidak bisa melakukannya."
"Kim Mingyu,-"
"Aku tidak akan mendengarmu, saat ini kau sedang tidak berpikir jernih Jeon Jungkook."
"Aku mohon!!" kata Jungkook menaikkan nada suaranya. "Mereka menginginkanku, aku tidak bodoh, aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu atau siapapun. Urusan ini biar aku sendiri yang menyelesaikannya."
"Kau bisa mati Jeon Jungkook. Itu yang Kim Seokjin inginkan."
"Kalau begitu aku akan membiarkannya jika itu bisa membuat Seokjin berhenti." ucap Jungkook.
Mingyu terdiam, sampai kapanpun keputusan Jungkook ini merupakan hal terbodoh yang pernah ia katakan. Bagaimanapun ia tidak akan bisa memenangkan pertarungan ini sendirian, kecuali jika Jungkook benar-benar ingin membunuh dirinya sendiri.
"Baiklah, anggap saja kau kembali ke Busan dan menemukan keberadaan Seokjin. Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Apa rencanamu?" tanya Mingyu.
"Seperti tujuan awalku untuk menemukannya. Aku akan menuntut penjelasan darinya dan menghentikannya."
Mingyu dan Jungkook terdiam untuk beberapa saat, bahkan tidak ada yang bisa Mingyu katakan untuk menghentikannya. Pria satu ini sangat keras kepala dan tidak ada satupun yang bisa mencegahnya.
"Kau tahu? Bukan ini yang Namjoon hyeong dan Jimin hyeong harapkan." ucap Mingyu.
"Aku yakin mereka ingin aku bahagia. Dan hanya satu sumber kebahagiaanku saat ini, keluarga kecilku. Ibu dan adik perempuanku, sampai kapanpun aku akan menjaga mereka meskipun nyawaku taruhannya." Jungkook kembali menatap keluar jendela, seluruh kota sudah basah terkena hujan sekarang.
"Bagaimana dengan sumber kebahagiaanmu yang lain? Aku tahu kau menyukai Sana, dan wanita Jepang itu juga menyukaimu." kata Mingyu membuat Jungkook terdiam. "Apa yang akan harus aku lakukan saat wanita itu datang kembali padaku untuk mencarimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Together (Completed)
FanfictionIt is all about forsaking the desire to own someone and still loving them with your heart and soul.