"Aku berharap malam ini kita semua tidak ada yang terluka. Fokus namun tetap berhati-hati. Ingat, kita hanya perlu menangkap Kim Seokjin dan kawanannya serta menjaga Jeon Jungkook. Meskipun pada akhirnya kita juga akan tetap menahannya." kata Daniel menghela napas saat memimpin rapat yang sengaja mereka lakukan sebelum operasi malam ini.
"Hyeong, bagaimana dengan Sana?" tanya Woojin membuat Daniel terdiam sejenak.
"Aku tahu Jungkook akan menjaganya." kata Daniel singkat. "Dia tidak akan membiarkan Sana terlibat dengan hal yang membahayakan seperti ini."
Daniel tersenyum masam sebelum mengakhiri rapatnya dan berjalan ruangan terlebih dulu tanpa tahu seseorang menatapnya Penuh dengan kekhawatiran.
Daniel merindukan Sana, setiap hari ia berdoa agar Sana baik-baik saja. Sekarang ini ia belum bisa melepaskan tanggung jawab untuk tidak mengkhawatirlan Sana. Tidak bisa sampai semua ini berakhir.
"Coffè? Kau terlihat lebih tegang hari ini. Apakah katena hari ini adalah harinya?"
"Jihyo hyeongsa-nim -detektif," ucap Daniel. "Kamsahamnida."
"Daniel-ssi, apakah kau selalu terlihat menegangkan seperti itu saat memimpin rapat besar? Kukira sedang ada pemakaman tadi saking tegangnya." kata Jihyo tertawa kecil sementara Daniel manatapnya canggung.
"Ah, mian. Aku hanya tidak terbiasa dengan suasana seperti itu."
"Jihyo-ssi, situasi saat ini tidak bisa dianggap sebagai lelucon. Kita akan menghadapi kelompok pencuri terbesar di Seoul, apa kau tidak takut?" tanya Daniel sedikit kesal.
Jihyo terdiam, ia menyesap gelas coffè ditangannya dan kembali menatap Daniel hangat. "Daniel-ssi, sepertinya kau salah sangka setelah mendengar perkataanku barusan. Aku tidak pernah menganggap semua kasus yang timku ambil sebagai lelucon, hanya saja semua ini pasti akan terlewati." kata Jihyo.
"Kita hanya perlu melakukan yang terbaik nanti." sambungnya hangat. "Kita tidak seorang diri, ingat?" Jihyo menepuk pundak Daniel dan pergi setelahnya.
"Jihyo-ssi!" panggil Daniel cepat semwntara Jihyo menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Daniel.
"Terimakasih kau dan timmu bersedia membantu kami." ujarnya seraya tersenyum manis pada Jihyo.
"No problem, bye." balas Jihyo melambaikan tangannya dan pergi.
✂- - - - -
Pagi sekali Sana sudah sibuk membantu nyonya Jeon untuk menyiapkan sarapan pagi. Sana belajar banyak dari nyonya Jeon, ia tahu bahwa makanan kesukaan Jungkook adalah kimchi stew yang naru saja dicicipinya kemarin malam. Juga bagaimana Jungkook alergi terhadap keju, Sana pikir itu aneh semua orang suka keju bukan?
"Biarkan aku saja yang mencuci piringnya." ucap nyonya Jeon.
"Tidak apa. Kita lakukan ini bersama eommonim." kata Sana tersenyum manis.
"Kau semakin mahir berbahasa Korea Sana-ssi. Aku mulai ragu bahwa sebenarnya kau adalah warga kami." ujar nyonya Jeon.
"Ahhaha kamsahamnida."
Nyonya Jeon terdenyum mendengarnya. "Jungkook tidak pernah membawa seorang wanita ke rumah selain dua sahabat lelakinya." kata nyonya Jeon tiba-tiba.
"Ne?"
"Kau wanita pertama yang dibawanya. Juga, sejak kau berada dirumah ini aku kembali bisa melihat senyum dan tawa Jungkook yang sudah lama hilang. Terimakasih Sana-ya." ujar nyonya Jeon menyentuh tangan Sana yang masih penuh dengan busa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Together (Completed)
FanfictionIt is all about forsaking the desire to own someone and still loving them with your heart and soul.