Sementara itu masih di dermaga, Daniel dan timnya terus mengawasi segala jenis kegiatan yang ada disana. Daniel dan Jihyo masih memperhatikan satu gedung tua yang diduga adalah tempat dimana Seokjin dan juga kawanannya akan melakukan pertukaran jual-beli.
"Kau yakin mereka ada didalam sana? Aku tidak melihat siapapun masuk atau keluar sejak awal kita mengawasinya." ucap Jihyo.
Daniel menggigit jarinya saat ia merasa ragu dalam pikirannya juga Daniel berpendapat sama dengan Jihyo tapi mereka tidak bisa meninggalkan tempatnya saat ini, bisa saja mereka menggunakan jalan lain.
"Kita tidak bisa menyerah dan lengah. Siapa tahu ada jalan lain untuk masuk kedalam sana, dan lagi kau tidak bisa seperti ini Jihyo-ssi. Beberapa saat lalu kau bilang kau menyukai metode deduksi Sherlock Holmes, apa aku salah? Kemana insting detektifmu itu pergi?" ujar Daniel.
Jihyo memutar bola matanya jengah, baiklah dia baru saja termakan oleh perkataannya sendiri. "Ne, baiklah. Kalau begitu aku akan istirahat sebentar. Kau bisa bangunkan aku begitu melihat adanya pergerakan arraseo?" kata Jihyo menurunkan sedikit jok mobilnya dan menutup matanya.
"Ne, tidurlah. Kau memang sudah seharusnya tidur." ucap Daniel.
Daniel terdiam setelah memberikan jaketnya untuk menutupi kaki Jihyo. Ia mulai memikirkan perkataan Jihyo, apakah dirinya salah perhitungan? Apakah ada yang terlewat yang tidak ia perhatikan sama sekali?
"Hyeong, apa kau mendengarku?" kata Woojin menyadarkan Daniel lewat walkie-talkie yang sedari tadi hanya tertidur di dasbor mobil.
"Ne, Woojin-ah apa kau menemukan sesuatu?" tanya Daniel.
"Hyeong, sebuah kapal sudah berlayar beberapa menit yang lalu. Mereka adalah Adrik dan kawanannya, hyeong. Pertukaran sudah dilakukan, kita melewatkannya."
"Mwo?!" kata Daniel cukup keras mampu membangunkan Jihyo dari tidurnya, tidak lagipula Jihyo tidak benar-benar tertidur. "Mengapa ini semua bisa terjadi? Apa kau melihat pergerakan sebelumnya?"
"Maafkan kami hyeong, kami lengah." ujar Woojin menyesal sementara Daniel menghantam keras stir mobilnya. "Tapi aku sudah mengirimkan sebagian tim untuk mengejar Andrik hyeong."
"Kerja bagus. Sekarang lebih baik perintahkan yang lainnya yang tersisa untuk masuk dan memeriksa keadaan didalam. Ingatkan mereka untuk tidak melukai siapapun jika tidak mendesak dan tetaplah berhati-hati." ujar Daniel.
Daniel yang saat itu membuka seatbeltnya berniat untuk mbangunkan Jihyo namun di urungkan karena wanita itu sudah berdiri siap diluar dengan pistol ditangannya. "Kapan dia berada disana?" gunam Daniel.
Daniel dan Jihyo mulai berjaga-jaga dengan pistol ditangannya. Daniel membagi tim untuk memeriksa dari berbagai arah, dirinya dan Jihyo ditemani dengan tiga orang anggota polisi lainnya bergerak dari pintu depan.
Tanpa suara mereka kini semakin dekat dengan pintu depan, Jihyo mendekatkan telinganya ke arah pintu sebelum mengisyaratkan pada Daniel bahwa tidak ada ancaman yang terdengar dari dalam. Dengan aba-aba yang diberikan Daniel bersama rekannya yang lain mereka siap untuk membobol pintu didepannya.
Brakkk!!!
Daniel menodongkan pistolnya kedepan begitu pintu terbuka dan bersiap untuk menembak takut-takut ada serangan mendadak. Namun, yang ditemukannya bukanlah yang terjadi sebenarnya. Tidak ada siapa-siapa didalam sana, hanya dipenuhi barang-barang tidak berguna yang Daniel tidak tahu apa gunanya. Yang pasti Daniel menyadari bahwa ia telah melakukan sebuah kesalahan.
Tidak lama pintu belakang terbuka memperlihatkan Woojin dan beberapa rekan polisinya melakukan hal yang sama. "Hyeong mereka tidak disini!" kata Woojin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Together (Completed)
FanfictionIt is all about forsaking the desire to own someone and still loving them with your heart and soul.