Didalam hidupnya yang sangat singkat, Sana tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi pada dirinya. Sebuah kejadian yang diketahuinya hanya bisa terjadi dalam sebuah film atau drama fiksi yang sering ia lihat.
Kisah hidupnya kini akan sangat berbeda dari apa yang diharapkan. Dari kehidupan romance penuh cinta menjadi genre yang sangat berbeda, thriller action mungkin? Entahlah.
Sampai detik ini Sana tidak tahu alasan yang tepat untuk tindakannya ini. Penyesalan? Sana tidak memikirkannya lagi, faktanya adalah sejauh ini semuanya terlihat baik-baik saja, tidak ada yang terjadi pada dirinya maupun Jungkook.
Namun hal itu justru membuat Sana semakin takut. Berlama-lama bersama Jungkook dan menciptakan momen hanya dengannya membuat Sana takut merasa aman dan nyaman dengan pria bermarga Jeon itu.
Ia ingin semua ini cepat berakhir sehingga kisah hidupnya akan kembali pada alur cerita yang benar dan nyata(?).
"Apa hyung memberikan alamat yang benar?"
"Kau benar, apa kita harus masuk kesana?"
Jungkook memberhentikan mobilnya tepat didepan sebuah bangunan besar nan megah dengan semua cahaya lampu yang menderang di setiap biliknya.
Jungkook ragu apakah Jimin memberikan alamat yang salah padanya. Pasalnya ia tidak menyangka bahwa orang yang akan ditemuinya kali ini adalah seseorang pemilik salah satu kamar di gedung metropolitan ini.
Mobil itu pada akhirnya membawa Sana dan Jungkook masuk untuk membayar rasa penasarannya. Di depan lobby utama berdiri seorang petugas valet parking yang sudah siap membawa mobil Jungkook.
Jungkook memberikan kunci itu kepada petugas selagi di belakangnya menyusul Sana yang baru saja keluar dari dalam mobil. "Apa ini tempat yang benar?" tanya Sana.
Jungkook mengangkat bahunya untuk mengatakan bahwa dirinya juga tidak begitu yakin. "Haruskah kita masuk?" Jungkook membalikan pertanyaan.
Sana mengangguk mengiyakan, pikirnya tidaklah salah untuk mencoba masuk dan mengetahui apakah mereka benar atau salah. Jungkook merogoh tas ransel yang dibawanya dan mengeluarkan sebuah bucket hat berwarna hitam untuk Sana dan snapback hitam untuknya.
"Untuk apa ini?" ucap Sana.
"Kita akan terus seperti ini saat di luar ruangan. Untuk berjaga-jaga." kata Jungkook.
Sana tidak banyak bicara karena dia sendiri mengerti dengan maksud Jungkook. Status Jungkook saat ini adalah seorang buronan dan dirinya sendiri adalah seseorang yang bodohnya bersedia untuk dijadikan sebagai tawanan.
Mereka harus tetap menjaga identitas diri karena tidak menutup kemungkinan Daniel sudah memperluas wilayah pencarian dengan meminta bantuan pada pihak polisi setempat.
"Kajja." ucap Jungkook sebelum sebuah pesan singkat tanpa nama pengirim masuk kedalam ponselnya.
'Berada di tempat paling tinggi, sebuah pintu besar nan elegan akan membawamu ke tempat yang indah untuk bermalam.'
Jungkook menautkan alisnya bingung dengan pesan yang baru saja diterimanya. Tanpa nama pengirim dan isi pesan yang berbelit membuatnya bertanya apakah dia Kim Mingyu?
"Sepertinya dia ingin kita menuju lantai teratas di gedung ini." ucap Jungkook.
Sana mengerutkan keningnya bingung sebelum tangan besar Jungkook menariknya dan membawanya masuk kedalam lift. Gedung ini memiliki 33 lantai dan itu berarti membutuhkan waktu untuk sampai, namun Jungkook tidak membuka mulutnya begitu juga dengan Sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Together (Completed)
FanfictionIt is all about forsaking the desire to own someone and still loving them with your heart and soul.