9.How Are you?

7.3K 177 3
                                    

Autor pov
Sudah tiga hari semenjak kejadian itu astel selalu mengurung diri dikamar. Astel selalu terbebani oleh fikiran yg memikirkan perjanjian yang di ucapkan oleh adiknya,Richo

Dia keluar kamar hanya jika ingn makan saja. Sedang richo? Dia akan membeli makanan karena semenjak astel diperkosanya astel tak pernah memasak lagi untuknya. Richo yakin astel sudah gila,ya gila, stress karena richo sering melihatnya berteriak sendiri dikamarnya.

Waktu kian berlalu hubungan richo dan astel semakin tak menunjukan keakraban. Hingga suatu hari astel membuka pintu kamarnya. Dia tibatiba menemui richo dan bertanya

"hp kakak mana cho?" suara kecil dan kepala merunduk tanda astel tak mau melihat richo.

"apa sih" richo yg melihatnya begitu merasa jengah. Dia tak ingin seperti ini terus. Dia inginkan astel yg dulu yg ceria dan selalu cerewet memarahinya karena nakal.

"hp kakak mana richo? Kemarin abis kamu bentak bayu kan kakak taro tas nya disitu. Dan sekarang uda gaada jadi mana hp kakak?" astel memberanikan diri bertanya panjang lebar. Karena dia yakin richo menyembunyikan hpnya.

Memang tidak ada yg penting di hpnya. Hanya saja dia ingin mendengar kabar bayu. Astel merasa dia merindukan suara berat milik bayu yang selalu bicara sopan jika dengannya.

Astel tak tau jika beberapa kali bayu sempat kerumahnya tapi selalu richo yang menyambutnya kemudian mengusirnya. Alasannya karena kakaknya butuh 'istirahat'

"mau apa? " jawab singkat richo, dia begitu karena tau kakaknya pasti ingin menghubungi bayu si direktur perebut wanita orang itu. Dia geram. Dia hanya ingin kakaknya jadi miliknya, miliknya seorang.

"kakak ada perlu, siniin cho" rengek astel sembari menyodorkan tangannya untuk memintanya.

"gak boleh, gak boleh pegang hp dulu sebelum jawab permintaan aku kak" setelah mengatakan itu richo berjalan ke dapur untuk membuat kopi.

Astel mengejarnya dan memaksa membalikan tubuh milik richo.

"yang sopan kamu cho, aku nih kakak kamu cepet balikin. Ada hal penting, cepet cho" tangan astel memegang lengan milik richo lalu mengguncangkannya.

"dibilang gaboleh sebelum jawab kan?" richo kembali melakuni rutinitasnya membuat kopi.

"kalo ngga aku bakal pergi dari rumah cho, kakak gakuat tinggal sama kamu yang mulai gawaras gini" astel membalikan badan hendak pergi dari hadapan richo tapi terhenti ketika richo berkata,

"rumah ini aku yg pegang kuncinya, dari depan belakang dan jendela aku yg kunci, semua udah aku kunci kak, jadi kakak gabisa kemana kemana tanpa izin dari aku ngerti?" ucap richo posesif lalu mengaduk kopinya.

"dasar kamu, kakak benci kamu!" astel mengatakan itu dengan nada tak suka lalu berjalan bergegas kemarnya. Dia mnguncinya.

"ya terserah, siapa yg butuh kan? " senyuman richo sambil mengangkat bahu tanda tak perduli.karena dia tau kakaknya sebentar lagi akan meng'iya'kan permintaannya itu.

Richo tak sabar menunggu waktu itu tiba. Rasanya akan menyenangkan memiliki astel walau cuma beberapa waktu. Yahh dia harus tahan. Setiap kali dia teringat adegan panas dengan kakaknya hasratnya selalu meningkat dan ingin dipuaskan.

"tunggu saja yaa waktunya akan indah bagi kita astel" senyum richo lalu menyeruput kopi miliknya.

Tok
Tok
Tokkk

"siapa sih pagi pagi begini udah ngetuk pintu rumah orang aja. Dasar ganggu orang aja nih" richo bangun dengan perlahan lalu mencuci mukanya. Dia membuka pintu kamarnya dan dia kaget melihat pintu kamar astel terbuka. Lalu dia terburu buru ke pintu depan dan benar saja dia melihat kakaknya berbicara dengan seorang pria ya dia adalah bayu.

"keluarin aku dari sini yu, aku dikurung. Plis"
Suara astel yang pelan tapi tetap terdengar membuat richo yang berdiri dibalik dinding pemisah ruang tamu dan pintu depan dapat mendengar lalu dia menyeringai
'kamu ternyata ingin main main denganku ya kak'

Setelah itu richo berjalan kearah astel. Astel tak menyadari karena dia sibuk berbicara dengan bayu. Entah apa yg dibicarakan. Yg jelas richo hanya fokus pada astel.

Richo kemudian memeluk astel dari belakang,astel yang terkejut menoleh kebelakang lalu wajahnya pucat. Dan melihat kearah bayu untuk menolongnya.

"ahhh, astel kamu nakal ya, dibilangin juga jangan ngelawan" kemudian richo menciumi leher astel.

Astel yg merasakan itu mencoba melepaskan diri tapi gagal. Dia lalu berteriak

"bayu tolongin aku, dia gila bayu, tolong" sambil terus mencoba melepaskannya.

Sementara dari luar bayu menatap kaget? Apa yg dilakukan adiknya itu? Kenapa dia mencium astel mesum begitu? Fikirannya membuatnya terdiam. Lalu mencoba berbicara

"aku akan kembali besok. Aku akan menolongmu." setelah mengatakan itu dia kemudian pergi lalu mempersiapkan apa yg dia butuhkan untuk besok.

Sedang astel menatap bayu heran. Dia melihat bayu berbicara kepadanya tapi dia tak mengerti.hanya kata 'besok'maksudnya apa?

Astel yang terlupa karena richo sekarang sudah mencoba merangsangnya dengan meremas payudara milik astel. Dan menciumi leher astel.

Astel berontak dan menginjak kaki richo.

"auh" suara kesakitan milik richo yang kakinya diinjak oleh astel.

Setelah itu astel berlari kekamarnya lalu menguncinya.

"hah, hah, hah, untunglah" jantung astel berdebar debar karena tak mengira dia akan seberani itu. Lalu dia merebahkan dirinnya untuk menenangkan fikirannya.

"sial, astel semakin lama, semakin melawan saja, dasar perempuan" richo tersenyum bangga lalu dia berkata

"setidaknya aku sudah melakukannya didepan bayu. Yg jelas bayu tak akan kembali. Karena bagaimanapun juga dia orang kaya, dan mapan tak mungkin mau dengan kakakku yang sudah ternodai." seringaiannya kembali muncul. Seringaian yang mengerikan.

Sampai sore astel tak kunjung keluar, dia malah mengurung dirinya dikamarnya. Richo yang khawatir juga geram karena sikap astel yg seperti ini. Kemudian membawakan makanan untuk astel.

Tok
Tokk
Tokkk

"buka kak, makan dulu nih"

"kalo ngga dibuka aku dobrak"

Terbukalah pintu itu terbuka menunjukan astel yg tampak baru bangun tidur itu.

"cuci muka dulu sana kak. Lalu makan nih, dari pagi belum makan kan?"

Astel mengangguk dan segera menuju kamar mandi. Terdengar suara air dari keran pertanda astel sedang mencuci mukanya.

"nih makan, aku yg suapin kak"

"gausah kakak bisa makan sendiri cho" astel menggelengkan kepala tanda tak setuju

Richo yang melihat itu kemudian mengangkat bahunya
"yaudah terserah" kemudian richo keluar dan menyeringai

Setelah menunggu setengah jam kemudian dia kembali kekamar kakaknya dan benar kakanya sudah menghabiskan makanan dan minumannya. Lalu tertidur pulas. Dia yakin obatnya bekerja.

Kemudian dia mengunci pintu lalu mendekati astel

"aku udah gatahan kak nunggu kamu nge iyain permintaan aku. Aku yakin kakak bakal menikmati malam ini kak. Aku menginginkan kakak lagi. Juga adik kecil ini.tidur yang nyenyak kak. Aku gamau perlawanan soalnya"

Hai pembaca setia Stepbrother 🙏😍
Aku update nih hehe selamat menikmati yaa.😁
Seeyou next chapter.
Please follow and vott juga komennya ya 😍
Biar tambah semnagat aja kok😍

StepBrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang