12.Secercah Ingatan Astela

4.8K 121 2
                                    

"Hai mentari pagi? Apakah hari ini hangat? Sebab kemarin pujaan hatiku terlalu dingin padaku. Tolonglah hangatkan dia agar tak dingin padaku lagi wahai mentari pagi"

Ceklek,...
Suara pintu terbuka menampakan wajah segar yang dikarenakan sudah mandi,tapi sedikit lesu karena memang dari kemarin tak makan.

Astela Archi dia adalah orangnya. Astel melihat richo sedang duduk diruang tamu sambil menikmati secangkir kopinya, kemudian richo yang memang menunggunya itu melihat astel dengan tatapan ramah tapi terkesan dingin. Sedang astel yang ditatap begitu gugup dan berusaha menutupinya dengan senyumannya yang kaku.

"sudah mandinya kak? Mau makan dulu? "tanya richo memecah keheningan.

"heeh" astel mengangguk.

"aku hanya masak bubur saja, tapi tadi aku sudah belanja bahan makanan gimana kalo kakak yang masakin aja? Udah lama juga aku gamakan masakan kakak. Nanti aku bantuin deh ya."pinta richo sambil menatap astel lalu tersenyum berharap kakaknya itu mah meng'iya'kan permintaanya itu.

"baiklah" jawab astel antusias karena merasa adiknya itu sudah tenang.

Kemudian astel pergi ke dapur diikuti oleh richo yang berjalan pelan di belakang.

Setelah sampai dapur astel melihat beberapa bahan makanan yang bisa diolah menjadi beberapa lauk untuk mereka santap bersama.

"em kamu cuci beras lalu taruh di magic.com ya cho hee" ucap astel lalu tersenyum karena dia merasa sedang bernostalgia.

"iya kak"

"em disini aku bisa bikin tiga macam masakan deh kayaknya, sayur bayam,sambel tempe,sama telur balado, gimana cho menurut kamu kakak masak itu aja ya biar cepet masaknya.kakak udah laper banget hehe"

"apa ajalah yang penting aku masak makanan yang dimasakin sma kakak oke"

Degg...
Tiba-tiba jantung astel berdegup sedikit lebih kencang dari biasanya, lalu kepalanya tiba-tiba sedikit pusing.

Dia merasa sudah melakukan ini.tapi apa? Kapan?

"ahkkk...kepalaku sakit" jerit astel

Richo yang sedang mencuci beras yang posisinya membelakangi astel itu terkejut mendengar suara kesakitan kakaknya itu lalu diapun buru buru mendekati astel.

"ada apa kak? Apa kakak baik baik aja" tanya richo khawatir

"kepala kakak pusing banget cho" ucap astel pelan dan lirih

"yaudah berhenti aja masaknya ya, kakak istirahat aja kalo udah gakuat masaknya mah. Nanti biar aku aja yang cari makanan yang udah jadi sambil beli obat sakit kepala buat kamu kak" ucap richo

"iya cho, kakak mau duduk aja deh diruang tamu"

"iya kak ayo aku tuntun sampe sana "

"iya" kemudian astel menaruh tangannya di punggung richo. Lalu richo menuntun astel berjalan pelan.

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

"apa yang kalian inginkan? Sampai repot repot datang ke rumahku segala." ucapan dingin itu terlontar dari bibir bayu.

"kami dengar kamu akan menikah nak" ucap salah satu dari kedua orang itu.

"ya kenapa?" ucap bayu dingin

"kenapa tak memberitahu kami. Agar kami datang nak" ucap dari seseorang itu sambil menyunggingkan senyumnya

"kenapa baru peduli sekarang? Kalian tak ada hak atas ku dan semua urusanku kan. Sejak aku berumur 18 tahun semuanya sudah selesai. Berpura puranya sudah selesai mengerti!" bayu berdiri lalu beranjak pergi dari hadapan kedua orang itu

"tunggu! Jangan kurang ajar kamu sama kami bayu, kami begini begini juga kan tetap orang tua asuh kamu!" emosi tertahan nampak begitu keluar langsung karena merasa tak dihargai

"apa saya tidak salah dengar?" ucap bayu yang menghentikan langkahnya karena mereka membahas tentang masalalu yang begitu menyakitkan itu.

"ta.. Tapi nak aku sangat menyayangi kamu seperti anak aku sendiri nak" ucapan seorang perempuan yang menangis karena diperlakukan tak hormat oleh orang yang dianggap anaknya itu

"anak? Anak seperti apa maksud anda wahai nyonya dewi renjana yang agung? " bayu membalikan badannya dan langsung menatap tajam pada kedua orang itu

"jaga mulutmu baik baik bayu! Jangan jadi durhaka kamu" ucap seorang lelaki yang nampak sangat emosi lalu jarinya menunjuk nunjuk bayu.

"kamu dibesarkan oleh kami. Juga dididik oleh kami. Setidaknya kasih bela jasamu juga. Budi pekertimu sepertinya sudah hilang hanya karena masalah sepele itu"

"masalah sepele? Apanya? Begini saja. Jika kalian tak ingin pulang dengan babak belur lebih baik kalian pergi sekarang. Jangan urusi hidup saya!" ucap bayu tajam lalu melangkah pergi ke kamarnya. Kemudian beberapa penjaga segera membawa kedua orang tua itu keluar.

"ingat kamu akan dapat balasannya itu. Ingat! Karena kamu sudah durhaka pada kami. Ingat itu bayu" ucap seorang lelaki yg benar benar sangat marah

"saya akan tunggu itu"

StepBrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang