chapter 24

9.1K 520 152
                                    

Warning : typo bertebaran, alur maju mundur, gaje.

Harap vote sebelum membaca 😊.

Hargai saya dengan meninggalkan jejak berupa vote dan comen.

Chapter 24.

Sasuke menghampiri pria yang baru saja mendonorkan darahnya untuk Sakura. Ia terlihat sedikit lega saat pria itu datang dan tiba-tiba menawarkan Darahnya untuk Sakura.

Sasuke membungkukkan badannya.
"Terimakasih sudah mendonorkan darahmu untuk Sakura." ucap Sasuke.

Pria itu tersenyum padanya.
"Sudah seharusnya. Sakura putriku, aku harap ini bisa membantunya. Aku sangat merasa bersalah padanya selama ini." ucap pria itu lirih.

Sasuke hanya diam mendengarkannya. Kushina yang sedari tadi menatap pria itu kini menghampirinya. Menatap pria itu dengan tatapan parau.

"Maafkan aku tidak bisa menjaganya dengan baik. Aku... Hiks... Aku memang ibu yang bodoh." ucapnya lirih.

Pria itu menggeleng pelan.
"Tidak... Bukan kau saja. Aku juga bersalah disini, andaikan saat dulu kau mengandung dan aku langsung memberitahu semua ini pada Minato. Mungkin semua ini tidak akan terjadi." sanggah pria paruh baya itu.

Kushina tak bisa lagi menahan tangisnya. Ia langsung memeluk pria itu erat, Menumpahkan segala penyesalannya.
"Hiks... Semua ini salah kita Kizashi... Hiks... Karena kita dia harus terbaring lemah disana dan... Hiks.. Berjuang untuk hidupnya... Hiks... Kita memang orang tua yang bodoh... Hiks..." isak Kushina.

Kizashi hanya bisa mengelus punggung Kushina untuk menenangkan nya. Ia tidak bisa menyangkal itu, itu semua benar. Mereka memang orang tua yang tidak bertanggung jawab. Hanya karena kesalahan mereka seorang gadis tidak bersalah menanggung semuanya.

Sedangkan Sasuke hanya bisa melihat mereka tanpa membantu menenangkannya. Dia pun sejujurnya sedang dalam persaan khawatir sehingga pikirannya pun tidak bisa dikendalikan. Ia tidak pernah merasakan sakit sampai seperti ini. Ia sungguh khawatir jika sampai Sakura meninggalkannya pergi.

'Kumohon jangan tinggalkan aku Sakura...' batin Sasuke parau.

Sedangkan didalam Sana semua dokter sedang mengerjakan tugasnya. Ini operasi yang sulit karena pasien pun memiliki kelainan yang membuat pembuluh darah di otaknya sangat rentan untuk pecah. Jika terlalu lama membiarkan darah itu mengalir maka akan bahaya bagi pasien.

"Kita tidak bisa terlalu lama membiarkan darahnya mengalir terus. Cepat siapkan peralatannya. Dan siapkan kembali anastesi nya, kita mulai kebagian otaknya." seru tsunade tegas.

Para perawat yang membantu pun segera menjalankan perintahnya. Di dalam semua hanya terfokus pada keselamatan Sakura.

***

Dua jam berlalu namun operasi tak kunjung selesai. Mereka masih setia menunggu. Khawatir akan keselamatan Sakura, Kushina bahkan sempat pingsan saat perawat keluar dan berlari untuk mengambil anastesi tambahan karena Sakura tiba-tiba tidak merespon dengan anastesi yang sebelumnya di berikan di tengah-tengah operasi, sehingga mereka harus mengganti anastesi yang lain dengan meningkatkan dosisnya.
(Gatau itu bener atau salah, aku ngga ngerti tentang kedokteran hehehe).

Sasuke juga sudah terduduk lemas di depan ruang Operasi. Ia terus memandang kosong pintu yabg dimana didalamnya terdapat Sakura yang sedang berjuang antara hidup dan mati.

Kizashi berada di ruang donor darah, ia seharusnya tidak boleh menyumbangkan lebih dari 2 kantong darah karena umurnya yang tak lagi semuda dulu dan sesehat dulu tapi ia masih keras kepala untuk mendonorkan darahnya.

Budak?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang