chapter 23

5.8K 347 19
                                    

Warning : typo bertebaran, alur maju mundur, gaje.

Harap vote sebelum membaca 😊.

Hargai saya dengan meninggalkan jejak berupa vote dan comen.

Chapter 23.

Sasuke berlari ke mobilnya. Di gendongannya ada Sakura yang kepalanya entah kapan sudah mengeluarkan Darah. Kushina pun ikut berlari di belakangnya.

"Ibiki cepat kerumah sakit!!" ucapnya cepat.

Ibiki mengangguk dan langsung menjalankan mobilnya setelah Sasuke dan Kushina masuk.
Untung saja ini siang dan belum jam makan siang kantor, jika sudah waktu makan siang maka jalan akan padat dan macet.

"Cepatlah Ibiki!! Kau ini lambat sekali!!" bentak Sasuke keras.

"Baik tuan."

Tapi sepertinya Dewi fortuna sedang tidak berpihak pada mereka. Jalan kali ini macet parah. Kesadaran Sakura pun semakin lama semakin menipis. Kepalanya pusing bukan kepalang. Kemeja Sasuke juga sudah penuh dengan darah Sakura.

"Sa... Suke... Sama... Sakit...ke-pala ku pu-sing..." ucap Sakura lemah.

Sasuke menatap Sakura parau, ia membelai lembut pipi Sakura. Berharap rasa Sakit yang dirasakan Sakura berkurang. Tapi nyatanya itu tidak merubah apapun, walaupun ada rasa nyaman saat Sasuke membelai pipinya.

"Bertahanlah Sebentar lagi, jangan tutup matamu." ucap Sasuke lirih.

Sakura menggeleng lemah.
"Aku... Mengantuk..." ucapnya parau.

"Jangan!! Kumohon jangan Saku... Jangan..." ujar Sasuke parau. Ia tidak siap untuk merelakan Sakura pergi dari sisinya.

Sakura juga tidak bisa terus menerus didiamkan seperti ini. Jika tidak segera ditolong ia akan kehabisan darah. Mau tak mau Sasuke turun dari mobil dan berlari ke rumah sakit sendiri. Kushina menyusul mereka nanti.

"Sakura kumohon bertahanlah sebentar lagi." ucapnya parau.

Air mata Sasuke menetes tanpa diperintahkan. Wajah Sasuke pun memerah karena lelah dan khawatir. Berkali-kali ia menubruk orang dan terserempet beberapa kendaraan sehingga membuatnya terluka. Tapi luka dan rasa sakit itu tidak akan sepadan dengan rasa sakit yang akan timbul di jiwanya jika Sakura meninggalkan nya.

"Hah... Sebentar lagi... Kumohon." ucapnya parau.

Sakura sudah mempertahankan kesadarannya. Namun tetap saja rasa mengantuk yang ditimbulkan lukanya lebih besar dari kesadarannya.
"Aku... Lelah." gumamnya lirih.

Sasuke menggeleng, ia sudah sampai di gerbang rumah sakit. Tinggal sedikit lagi, sedikit lagi ia sampai.

"DOKTER!!! CEPAT TANGANI DIA!!" teriaknya sesaat sesudah sampai di pintu masuk rumah sakit.

Dokter dan aku perawat segera menghampiri mereka dan membawa Sakura ke UGD yang berada tepat di depan rumah sakit. Ruangan paling dekat dengan pintu rumah sakit.

"Tangani dia!! Kumohon..." ucap lirih Sasuke mengiringi mereka membawa Sakura ke UGD.

Lengan Sakura dan Sasuke bertautan. Sakura menggenggam erat tangan kekar itu seolah itu adalah pegangan tangan terakhir yang mereka lakukan.

"Dokter!! Kumohon selamatkan dia." ucap Sasuke lirih. Kini ia bersujud dihadapan dokter itu.

"Kumohon... Akan aku berikan apa pun untuk mu asalkan Sakura selamat." ucapnya lagi.

Dokter itu menepuk bahu Sasuke.
"Akan kami usahakan." ucapnya lalu memasuki ruangan.

Sasuke merosot tak berdaya di depan ruangan itu. Ia pernah merasakan rasa khawatir akan kehilangan saat Sakura ditembak Minato waktu itu. Tapi kali ini rasa itu berbeda, rasa ini lebih menyakitkan.

Budak?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang