Musim-musim tugas telah tiba. Bejibun tugas menumpuk. Setia tunggu minta digarap.
Iya, meski Jungkook baru saja memulai kehidupan kuliah.
Sebagai pemanasan dosen bersabda. Bentuk pengenalan dengan atmosfer baru. Atmosfer perkuliahan.
Kelas selanjutnya akan dimulai 15 menit lagi. Jungkook pilih tunggu di kelas saja. Memangku kepala dengan kedua tangan yang terlipat di atas meja. Pejamkan kedua matanya. Capek.
Sudah dua hari lembur. Kendati ia bukan tipe-tipe orang hobi begadang.
Tapi tuntutan tugas memaksa. Jungkook bisa apa selain relakan waktu tidurnya."Kook."
Tepukan di pundak buat Jungkook menggeram rendah. Kepala di putar. Dapati pemuda jangkung duduk di bangku sebelah.
"Lo sakit?"
Jungkook menggeleng lemah. Masih dengan posisi sama. Kepala di atas meja.
"Tapi pusing dikit, Gyeom."
Yugyeom berdecak pelan. Putuskan untuk tautkan dahi keduanya. Sejenak. Kemudian menjauhkan diri setelah ukur suhu tubuh pemuda Jeon.
"Demam ini. Yakin karena kecapekan."
Jungkook coba tampilkan senyum kelinci andalan. Apa daya tubuh terlampau lemas. Yang ada malah segaris senyum lemah. Buat cemas sang lelaki jangkung makin membuncah.
"Pulang ayo. Gue antar." Puncak kepala Jungkook di elus pelan.
"Kelas, Gyeom, lupa? Bolos mulu. Mau lulus kapan kamu."
Yugyeom terkekeh pelan.
"Lucu kamu Kook. Status masih maba, kok udah ditagih lulus aja."
Usak surai Jungkook lagi. Suka. Sensasi lembut kala surai Jungkook sapa telapaknya.
"Kelas batal ini. Pulang ya?"
***
"Eughh"
Jungkook melenguh pelan. Masih dengan mata terpejam rapat.
Gila. Badan terasa melayang. Kepala pusing sangat. Tubuh meringkuk makin membola. Usaha Jungkook mencari kehangatan. Dingin sekali rasanya.
Terasa kok ada telapak seka keringat di dahi. Telaten sekali meski Jungkook tak lihat langsung. Dibiarkan saja. Lebih pilih tak acuhkan dan kembali posisikan diri di ranjang.
"Kenapa manis sekali?"
Pipi Jungkook dicubit pelan.
Namun tak cukup pelan hingga buat pemuda Jeon membuka mata berat.
Mengerjap sebentar.
Kemudian berguman pelan.
"Kak Tae?
Ah, masih mimpi ternyata."Pemuda lain yang melihatnya pasang senyum kotak. Gemas sendiri. Lihat mode setengah-sadar-Jungkook yang sialnya lucu sangat.
"Bangun manis. Makan ayo."
Suara Taehyung lembut. Dalam jelas. Tapi terasa sekali afeksi manis di dalamnya. Ugh.
Jungkook tolak gubris. Bibirnya mencebik. Sepertinya kesal lantaran mahluk lain usik tidurnya.
Aduh. Itu bibir undang untuk dikecup, kah?
Iseng. Taehyung kecup kedua mata Jungkook bergantian. Pelan. Berupa kecupan kupu-kupu semata.
Namun ampuh buat Jungkook terjaga sepenuhnya. Pupilnya membulat lihat Taehyung terkikik geli di pinggir ranjang.
"Oh, bangun?"
Taehyung tanya tanpa dosa.
Jungkook mendelik. Tatap manusia yang duduk santai di sebelah. "Ih, Kakak main kecup seenak pusar ya. Mentang-mentang tidur."
Kemudian Jungkook mengaduh pelan saat mengangkat kepalanya. Pening masih.
Sontak Taehyung merengkuh pundak Jungkook. Tuntun si manis duduk bersandar di headboard.
"Masih pusing ya? Coba cek suhu badan sini."
Dan tanpa babibu, telapak Taehyung meraih tengkuk Jungkook. Menempelkan jidat keduanya. Jelas buat Jungkook merah padam.
Tak karuan rasanya irama di dada. Memburu. Dag-dig-dug berulang kali. Padahal Jungkook baik-baik saja sebelumnya. Saat Yugyeom lakukan gerakan total sama.
"Masih panas ini."
Tau? Taehyung berkata tanpa pisah kening keduanya. Bertutur tepat di bibir delima si manis. Bahkan nafasnya terasa hangat menerpa wajah.
Jungkook total membatu. Mukanya bersemu rasakan hembusan nafas Taehyung tinggalkan sensasi panas di wajah.
Taehyung kenapa?
Rasanya Jungkook terima terlalu banyak afeksinya dalam kurun waktu 15 menit.
Atau hanya dugaan kasar perasaan semata? Efek meriang sakit mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, JK [ TaeKook ]
ФанфікиSecuil kisah tentang seorang pemuda tan bernama Kim Taehyung. Juga seorang pemuda manis, Jeon Jungkook tentu saja. Bertemu kembali setelah 2 tahun lamanya. Meninggalkan gombalan Kim yang masih menggantung. Mungkin Taehyung niat lanjutkan PDKT. Me...