Hari itu panas. Matahari bersinar terlampau terik. Jangan heran jika keringat mengucur di pelipis pemuda Kim dan Park.Tau?
Sialnya mereka terlihat sangat bangsat. Menggoda sekali. Membuat siswa-siswi lain yang mencuri pandang meneguk ludah.
Pemuda Kim dengan headband.
Pemuda Park dengan poni tersibak.
Double bangsat.
"Jim."
"Heum."
"Panas. Pulang nanti mampir beli es serut. Enak pasti."
Jimin hampir mengiyakan ajakan Taehyung. Sebelum pemuda itu ingat kembali. Alasan keduanya berpanas-panasan di tepi lapangan rumput sekolah.
"Harus antar Jungkook, bego."
Bibir Taehyung mencebik. "Masa seorang Kim Taehyung jajan es sendiri."
"Berdua dikira homo."
"Loh, kan memang."
"Hoo, baru tau Kim Taehyung juga homo."
"Bangsat. Lo homo. Gue masih normal."
Iya. Orientasi seksual pemuda Park belok. Sahabat persebangsatannya masih lurus-lurus saja.
Masih lho.
Berarti ada kemungkinan belok.
Hehe.
"Liat aja. Kalo benar Kim Taehyung belok. Paling depan gue ketawa."
Satu jari tengah Taehyung terangkat tinggi.
"Ah, traktir jangan lupa. Hehe."
Dua jari tengah Taehyung terangkat tinggi.
Sosok pemuda manis sukses curi atensi keduanya.
Jimin tersenyum. Sudah otomatis memang.
"Udah selesai, Kook?"Jungkook mengangguk cepat. Dengan segaris senyum. Dan pipi merona karena panas. Gemas sekali.
Taehyung?
Tau blank Tae?
Jiwa Taehyung seolah melayang. Atau justru hatinya yang hilang?
Dicuri pemuda manis di hadapannya.
Gemas sekali Taehyung. Dibuat oleh pemuda dengan sepasang gigi kelinci. Pipinya gembil. Meminta untuk ditarik. Kulitnya putih. Bening sekali. Mengundang untuk ditandai.
Jimin mengaku sepupunya. Taehyung nyaris tidak percaya.
Bagaimana pemuda semanis ini masih memiliki ikatan darah dengan Jimin yang, eemm sebangsat Taehyung.
Tak habis pikir Taehyung dibuatnya.
"H-halo, Kak. A-aku Jeon Jungkook. Kelas 1-A." Cicit Jungkook pelan. Hasil paksaan Jimin untuk memperkenalkan diri.
Aih, tersipu malu manisnya.
Taehyung, dengan bangsatnya, tampilkan senyum paling memukau.
"Manis, kenapa malu, heum? Belum juga ku apa-apain."
Merah langsung merambat ke pipi Jungkook. Menjalar hingga telinga. Turun ke leher mulusnya.
Berucap tak sanggup lagi ia lakukan.
Bagaimana ya. Terlampau malu.
Memang pemuda Jeon itu pemalu. Sangat.
Jadi jangan heran jika pipi gembilnya terlampau sering merona.
"Hoo. Mau lo apain Jungkookie ku, huh?
Siapa tadi yang bilang masih normal, heum?" Hardik Jimin jelas keberatan.Taehyung hanya mampu tampilkan senyum kotaknya.
Iya, ya.
Taehyung normal. Kenapa niatan goda adik kelas meluap? Otak tak beres pasti. Otomatis berpikir bahwa 'homo tak apa, asal sama Jungkook yang manis' jelas salah.
"Tae, pulang ayo. Beli es serut." Ujar Jimin. Mulai berjalan dengan Jungkook berdampingan.
Taehyung mengangguk saja. Ikut jalan di belakang dua orang yang asyik bincang sendiri.
Taehyung meneguk ludah. Tak sengaja matanya tatap bokong adik kelas.
Bulat sekali.
Montok.
Pasti enak diremas.
Buat Taehyung mulai pertanyakan kembali masalah orientasi seksual.
🎐🎐🎐
Halooo
Jadi ini awal jumpa mereka.
Habis itu makan es serut bertiga.
Tae JM kelas 3, JK kelas 1.
Selisih umur 2 tahun.Menurut readers cerita ini gimana?
Hasil kegabutan liburan.
Ngasal ketik di hp.
Tapi siapa tau ada yg suka.
Hehe.Lanjut jangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, JK [ TaeKook ]
Fiksi PenggemarSecuil kisah tentang seorang pemuda tan bernama Kim Taehyung. Juga seorang pemuda manis, Jeon Jungkook tentu saja. Bertemu kembali setelah 2 tahun lamanya. Meninggalkan gombalan Kim yang masih menggantung. Mungkin Taehyung niat lanjutkan PDKT. Me...