Mentari pagi berangsur-angsur posisikan diri di cakrawala. Lambat laun lakukan pendekatan pada gumpalan awan putih di sana. Angin musim panas sampaikan pesan gersang. Undang peluh. Picu tangan pemuda Kim untuk raih kancing kemejanya. Tanggalkan dua teratas. Buat kalung yang menggantung manis di leher unjuk diri. Oh, juga dada bidang yang mengintip malu.
Ketika arloji di pergelangan tangan tunjuk angka delapan, Taehyung beranjak pergi. Tinggalkan rubicon hitam miliknya. Terparkir manis di depan rumah pujaan hati.
Rutinitas setiap hari.
Jemput si manis.
Sekaligus coba bangun visualisasi mantu idaman pada Mama Jeon.
"Selamat pagi, Mama cantik."
Sapa Taehyung terlampau manis. Dibubuhi senyum kotak yang bangsatnya rupawan sangat.
Mama Jeon balas tersenyum. Cantik. Seperti anaknya.
"Pagi, Tampan. Kau coba pikat Mama atau Jungkook, hm? Karena tampilan yang seperti ini, jelas selera Mama."
Sepasang manik bulat Mama Jeon pindai Taehyung dari atas ke bawah. Paduan celana bahan panjang dan kemeja corak garis-garis hitam-putih. Mama Jeon jelas memincing puas. Garis bawahi aksen kecil pada bagaimana pemuda Kim berpakaian; lengan yang digulung hingga siku, dua kancing atas yang dibiarkan terbuka, juga kesan manis dari kalung di sela dada.
Taehyung pasang cengiran lebar. "Kalau Tae niat pikat Mama, bagaimana?"
"Kali ini kamu beruntung, Tae. Papa Jeon sudah berangkat. Nggak ada oknum berwenang. Tapi hati-hati jika anak mama dengar." Mama Jeon terkekeh manis.
Tak lagi heran dengan tingkah Taehyung. Lengkap dengan semua ucapan kardusnya. Tak hanya lempar gombalan pada sang anak. Nyatanya Mama Jeon tak luput jadi sasaran. Maklum. Usaha pelicin jatuhnya restu.
"Jungkook sudah siap, Ma?"
"Sudah, Tampan. Sarapan dulu ayo."
Taehyung mengangguk. Dengan patuh mengekor Mama Jeon masuk ke dalam kediaman keluarga Jeon.
Sarapan bersama keluarga Jeon juga termasuk dalam rutinitas harian.
Lepas dua-tiga kali jalankan tugas jemput Jungkook, jadwal dirombak ulang. Majukan kedatangan satu jam lebih awal. Untuk perihal sarapan dan percakapan pagi hari bersama keluarga Jeon.
"Pagi, Manis." Sapa Taehyung dengan senyum kotak terpantri rupawan.
Bergabung bersama Jungkook dan Mama Jeon; duduk melingkari meja makan.
"Sarapan?" tanya Jungkook. Tak lagi heran dapati penyusup.
Taehyung beri anggukan.
Jungkook mendengus geli. "Yakin, Kak Tae sengaja jemput untuk sarapan."
"Ey, pamali tolak rezeki." Kilah Taehyung. Tau saja ia datang dengan perut kosong.
"Antar-jemput kamu butuh nutrisi juga lho, dek." Tambah Mama Jeon. "Apalagi kamunya gendut gitu."
"Ih, Mama. Nggak ada hubungannya." Jungkook jelas protes dikata gendut.
"Jelas ada. Bawa mobilnya jadi berat." Timpal Taehyung. Ditutup dengan kekehan geli.
Jungkook mendengus kesal. "Oh, jadi ada sekutu baru untuk lawan aku, ya."
Melihat bibir Jungkook mengerucut kesal. Juga pipi gembilnya kembung lucu. Jelas buat tawa Taehyung dan Mama Jeon kian berderai.
Gemas.
***
Usai tuntaskan sarapan, beserta beri salam pamit kepada Mama Jeon, Taehyung dan Jungkook bergegas pergi. Rubicon bawa keduanya belah jalanan pagi. Sayup-sayup suara penyiar radio sapa kuping manis. Gantikan dua anak adam bercakap-cakap. Lebih memilih larut dalam pemandangan kota di tiap sisi jalan.
Keduanya sama rasakan canggung menggelitik kecil. Pasca ucapan Taehyung tempo hari. Perihal pembuktian adanya cinta pertama berhasil. Dipikir kembali, bukankah sedikit terdengar seperti ungkapan rasa yang lebih? Rayuan sandang status kekasih. Atau malah proposal seorang pendamping hidup.
Kentara sekali Jungkook berpikir demikian. Kerap kali hindari kontak mata langsung dengan pemuda Kim. Meski lebih banyak rasakan gagal. Berakhir merona tanpa sebab jelas.
Semburat merah tentu tak luput dari radar Taehyung. Bibirnya terkatup rapat beda lagi alasan. Taehyung hanya coba tahan diri. Redam niatan untuk cubit pipi gembil Jungkook lantaran gemas. Padahal definisi gemas selalu membayang tiap bertatap muka.
Satu hal perlu diketahui. Keduanya total nyaman dengan kondisi. Setidaknya untuk saat ini. Sebatas lirikan kecil dan presensi satu sama lain. Diperhalus oleh alunan melodi dari radio kecil rubicon pemuda Kim. Canggung menggelitik tak ganggu sama sekali. Jaminan? Debaran acak di dada; cukup sudah kurasa.
Aloha?
Thanks sudah baca 💜
Have a great day yall 🙆

KAMU SEDANG MEMBACA
Love, JK [ TaeKook ]
FanfictionSecuil kisah tentang seorang pemuda tan bernama Kim Taehyung. Juga seorang pemuda manis, Jeon Jungkook tentu saja. Bertemu kembali setelah 2 tahun lamanya. Meninggalkan gombalan Kim yang masih menggantung. Mungkin Taehyung niat lanjutkan PDKT. Me...