📍14

1.9K 246 7
                                    


Asap mengepul dari mangkuk putih di meja. Sup pereda pengar. Hasil racikan pemuda Kim.

Percaya?

Benar begitu adanya.

Pada dasarnya Taehyung adalah koki yang payah. Lebih suka singgahi rumah makan ketimbang dapur. Ribet. Terlebih ia jauh dari definisi koki mumpuni.

Namun satu menu ini ia hafal. Handal sekali kubilang. Sup pereda pengar. Spesialisasi Kim Taehyung sangat. Lantaran selalu jadi tanggung jawab selepas mabuk bersama dua sobatnya.

Salah satu kebiasaan wajar.

Jimin dan Yoongi akan tumbang esok harinya. Dengan kepala pening luar biasa. Jimin pasca mabuk rewel sangat. Manja sekali. Sedangkan umpatan akan mengiringi tiap tarikan nafas Yoongi. Dan keduanya baru akan bungkam, setelah santap sup pereda pengar.

"Makan dulu, Dek."

Taehyung letakkan secangkir teh hangat di dekat Jungkook. Kemudian ikut bergabung duduk di meja makan.

Jungkook tak bergeming. Sesekali lirik mahluk di hadapan. Bingung. Dengan rasa takut turut terselip.

Selepas percakapan ringan di atas ranjang, Taehyung total berubah. Diam sapu sifat bawel yang biasa melekat. Pun cengiran kotak entah kemana. Bibir tebal Taehyung terpaku datar.

Niat Jungkook bantu siapkan sarapan dihempas. Tidak Taehyung kata. Dengan deep voice andalan. Siratkan aura dominasi mendalam.

Jadi Jungkook bisa apa. Selain duduk manis di meja makan. Curi satu dua lirikan dalam diam.

"Kenapa? Ragu rasanya? Tenang sudah cicip tadi. Pantas makan kok."

"B-bukannya ragu," Jungkook sontak gelengkan kepala. "M-makasih, Kak."

Satu suapan masuk ke dalam mulut. Lumayan. Tidak seburuk yang Jungkook bayangkan.

"Kak Tae nggak makan?" tanya Jungkook di sela suapan.

"Nanti."

Singkat. Padat. Bukan Taehyung yang biasa.

Tapi Jungkook hafal. Nanti disini punya arti tidak. Kebiasaan dari dua tahun lalu. Taehyung tak rajin sarapan.

"Nggak baik lewatkan sarapan, Kak."

"Kalo begitu suap." Taehyung menyeringai. Maksud menggoda.

Siapa sangka Jungkook balas mengangguk. Sanggupi permintaan kekanakan pemuda Kim.

"Mau makan sup juga? Atau mau sesuatu?"

Taehyung tersenyum lebar. "Bebas, Manis."

Jungkook mengangguk. Balas tersenyum. Tampilkan sepasang gigi kelinci yang menyembul malu.

Lega rasanya. Kala dapati binar kehidupan kembali terpancar dalam hazel favorit. Sadari mood Taehyung berangsur membaik.

***


"Enak. Jago masak kamunya."

Ucap Taehyung disela kegiatan makan. Mulut kembung sibuk mengunyah. Namun tak mau tunggu lontarkan pujian pada Jungkook.

Keduanya duduk berdampingan di sofa. Televisi menyala di hadapan. Sekedar menjadi pelengkap. Nyatanya sepasang anak adam lebih tertarik dengan satu sama lain. Tak niat gubris tayangan komedi di Sabtu pagi.

"Biasa saja. Masih kalah dari Mama." Jungkook menyahut. Beri satu lagi suapan pada pemuda Kim.

Mulut Taehyung terbuka lebar. Sambut suapan nasi ayam saus teriyaki dari kesayangan.

Taehyung menggeleng. Tidak setuju dengan pernyataan Jungkook barusan. Faktanya kata enak selalu terbayang tiap indera pengecap bekerja.

"Kepala masih sakit?" tanya Taehyung khawatir.

"Sudah mendingan, Kak. Makasih supnya." Jungkook tersenyum manis.

Taehyung balas senyum. "Setelah makan mau kemana? Pulang?"

"Iya. Ke apartemen Kak Jimin tapi."

Tangan Jungkook sibuk bekerja beri suapan. Telaten sekali. Buat rasa hangat menjalar di dada pemuda Kim. Tiap suapan dapat ia kecap afeksi dibubuhi.

"Kenapa kesana?"

"Menginap. Rumah kosong."

Kerling jahil mengkilat di sudut mata Taehyung. "Menginap disini saja."

Jungkook bungkam. Ragu untuk tolak, juga ragu untuk terima.

Melihatnya Taehyung, pasang seringai tampan. "Tenang. Nggak akan ku apa-apakan. Kecuali kamu yang pinta, Manis."

Bohong jika bilang fantasi Jungkook tidak meliar. Godaan kecil bahkan sanggup hadirkan semburat merah di pipi gembilnya.

Jungkook sumpal mulut kardus Taehyung dengan suapan terakhir. Usaha bungkam agar Taehyung tak goda kembali.

Melihat merah mulai invansi kulit putih Jungkook, Taehyung tertawa puas.

"Kakak antar, ayo."

***

[After note]

Pada akhirnya apartemen Taehyung jadi tempat bermalam. Haluan Jungkook putar setelah sambangi apartemen Jimin penuh desahan laknat. Jangan tanya siapa. Jelas Jimin dan Yoongi tersangka utama. Dengan wajah merah padam, Jungkook sambar ransel miliknya yang tergeletak di ruang tengah. Buru-buru tarik lengan Taehyung untuk angkat kaki. Keluar dari apartemen pemuda Park sembari rapalkan sumpah serapah.

Love, JK  [ TaeKook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang