Lelah berjalan di bawah pendar redup rembulan, Taehyung putuskan pulang. Jungkook masih di gendongan. Tertidur pulas. Selepas lelah meracau kesana kemari.Dasar bayi.
Sepuluh menit waktu perjalanan pulang. Jungkook senantiasa terlelap di kursi penumpang. Sementara Taehyung anteng di balik kemudi. Sesekali curi pandang entitas di samping.
Lucu. Menggemaskan.
Hingga tak tega jadinya harus bangunkan Jungkook. Ketika mobil telah terparkir rapi di basement gedung apartemen. Taehyung putuskan bawa Jungkook ke dalam gendongannya.
Lagi.
Meski punggung sudah pegal sangat. Namun raut Jungkook yang mencebik lucu sukses jadi penawar.
Perlahan Taehyung baringkan tubuh semok si manis di atas ranjang. Memposisikan kepalanya hati-hati di atas bantal. Tidak ingin mengusik bunga tidurnya. Peluh yang mengalir di pelipis Jungkook ia seka.
Efek musim panas. Hawa kering undang peluh ke permukaan. Taehyung kemudian mengatur suhu ruangan. Membuatnya sejuk agar Jungkook nyaman.
Selepasnya, pemuda Kim posisikan diri di samping Jungkook. Tidur menyamping. Dengan sepasang hazel tak lepas dari wajah Jungkook yang teramat manis. Merah masih tersisa di pipinya. Meski tak lagi kentara. Namun cukup untuk menarik perhatian Taehyung.
"Eungh,"
Jungkook melenguh pelan. Sebelah tangan menarik-narik hoodie yang dikenakan.
Merasa gerah mungkin. Taehyung menerka.
Dan ketika Jungkook kembali menggeliat tak nyaman, Taehyung putuskan untuk membangunkannya.
"Kook."
"Manis."
"Jungkookie."
Jungkook kembali melenguh pelan. Setelah panggilan ketiga Taehyung layangkan.
"Bangun sebentar ayo. Ganti baju."
Tangan Taehyung bergerak. Sibak poni Jungkook yang basah.
"Panas... Ingin lepas semua."
Taehyung tercekat ketika dapati Jungkook mulai menyibak hoodie-nya. Kedua bola matanya nyaris terpental keluar. Pun jantungnya yang berpacu teramat kencang.
Gila.
Hoodie telah Jungkook tanggalkan. Kemudian ia mulai beralih melepas jeans ketatnya.
Sementara Taehyung
Terpaku di sebelahnya. Mati-matian redam hormon yang melonjak drastis. Berontak ingin puaskan diri.
Taehyung meneguk ludah susah payah.
Jungkook tanpa busana begitu menggairahkan. Dada berisinya. Otot perutnya. Lekukan di pinggangnya.
Bangsat.
Bagian selatan Taehyung sesak terasa. Mulai beranjak lawan gravitasi, pun akal sehatnya.
Setitik kewarasan tertinggal tampar Taehyung telak. Gerakkan kakinya. Buatnya beranjak mencari kaos dan celana di almari. Mengambil asal kaos putih dan celana hitam selutut.
Taehyung kembali hampiri Jungkook. Sudah pulas tampaknya hanya dengan selembar boxer. Tentu Taehyung menentang keras. Kombinasi Jungkook dan selembar boxer sangat amat tidak baik untuk hormon berlebihnya.
Taehyung cukup waras untuk tidak menjamah anak orang. Mabuk. Tak sadarkan diri. Dan hampir telanjang.
Meski dibilang liar, Teahyung paham tata krama serta etika.
"Kook, bangun sebentar. Pakai baju sekarang atau kakak lepas semua."
Jungkook hanya abaikan. Tak mau dengar.
"Manis, kakak hampir mencapai batas lho."
Jungkook mendecih dalam tidurnya. Kesal. Merasa terganggu.
Taehyung mendesah frustasi.
Putuskan untuk pakaikan baju Jungkook paksa. Dengan hormon sebagai taruhan tentu saja.
Perlahan angkat tubuh setengah telanjang Jungkook.
Tau?
Sensasi lembut ketika jemari Taehyung elus kulit Jungkook. Begitu lembut. Rapuh. Mengundang untuk dihancurkan.
Bangsat.
Bagian selatannya semakin sesak.
Cepat-cepat tangan bergerak tuntaskan tugas. Pakaikan kaos oversized pada Jungkook.
Niat untuk pasangkan celana Taehyung urungkan. Batal. Lantaran nafsu sendiri lihat paha mulus Jungkook. Buru-buru tarik selimut untuk sekedar lingkupi sebatas paha.
Taehyung hela nafas panjang.
Tugas tuntas. Tanpa cidera. Terkecuali kejantanannya yang tegang.
Kecupan lembut mendarat di dahi Jungkook. Dari Taehyung. Sebagai apresiasinya lantaran sukses tahan hormon.
Kerja bagus, Kim. Kau sudah bekerja keras.
"Makasih, Kak." Guman Jungkook pelan. Masih dengan mata terpejam erat.Taehyung sedikit kaget dengarnya. Yeu, si buntalan kelinci masih terjaga rupanya. Sengaja ya uji ketahanan Kim Taehyung.
Namun kemudian tersenyum juga. Usak surai gelap Jungkook sayang.
"Udah nyaman sekarang? Tidur ya. Kakak tinggal."
Iya. Mustahil Taehyung mampu tidur seranjang dengan celana kembung. Sofa ruang tengah jadi pelarian tentu saja. Tenangkan diri dan bagian selatan.
"Jangan pergi. Temani disini."
Jungkook merengut lucu. Sebelah tangan cekal pergelangan Taehyung. Tidak beri izin beranjak.
"Aduh, Manis. Kakak capek. Mau tidur dulu."
"Tidur sini. Kasur masih luas."
Taehyung terkekeh. "Kalo disini yang ada kakak nggak beri kamu tidur. Mau?"
"Heum? Kenapa?"
Dahi Jungkook mengernyit. Lucu.
Gemas kan. Taehyung cubit hidung Jungkook. Buat sang empu merengut.
"Kakak tinggal dulu ya. Sebentar saja."
"Balik lagi?"
"Iya, Manis. Balik lagi."
Jungkook terdiam. Kemudian lepas cekalannya.
"Jangan hilang. Balik lagi lho, Kak."
"Iya, Manis."
"Em, sayang Kak Tae." Bisik Jungkook pelan. Sangat. Bahkan nyaris hilang diterpa detak jam dinding di kamar.
Jungkook lantas sembunyikan wajah di balik bantal. Tolak lihat reaksi Taehyung. Yang entah apa ia sendiri tak tau.
Dan kecupan singkat di puncak kepala menjadi pamitan. Taehyung berniat hilangkan kembung di selangkangan. Sebentar. Kemudian kembali hampiri Jungkook di kamar.
Sekedar temani tidur semata. Dengan penuturan sayang setia membayang. Sudah. Tidak lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, JK [ TaeKook ]
FanfictionSecuil kisah tentang seorang pemuda tan bernama Kim Taehyung. Juga seorang pemuda manis, Jeon Jungkook tentu saja. Bertemu kembali setelah 2 tahun lamanya. Meninggalkan gombalan Kim yang masih menggantung. Mungkin Taehyung niat lanjutkan PDKT. Me...