Why?

14.3K 1.9K 314
                                    

"Juseyo dalkomhan geuman Ice cream cake~ ice cream cake~"

Bocah dengan mata bulat dan surai almond yang tengah melangkah riang itu tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya, sang ibu yang senantiasa menggenggam jemari mungil si bocah hanya tersenyum mengamati putra semata wayangnya.

Sedari tadi Lucas terus melantunkan kata 'ice cream cake' dengn nada yang serupa dari judul lagu Red Velvet. Mau tak mau Lisa hanya bisa tersenyum mengamati perilaku sang putra, padahal bukan sekali dua kali mereka keluar bersama. Lagipula tujuan mereka kali ini merupakan cafe langganan yang selalu didatangi Lisa.

Yah... Namanya juga anak-anak, Lucas mungkin hanya terlalu excited pada segala hal yang membuatnya bahagia. Termasuk hal kecil seperti ice cream cake misalnya.

Kling

Lonceng angin dengan beberapa pernak pernik kerang berbunyi saat ibu dan anak itu memasuki cafe, keduanya tersenyum, sudah terlalu familiar pada nuansa tropis cafe ini.

"Lucasss!!!"

Wanita dengan surai dark brown tersenyum, melihat bagaimana seorang pemuda dengan senyuman secerah Mentari menyambut keduanya. Pemuda itu bahkan langsung meraih sang putra yang tertawa dalam gendongannya, Jung Hoseok beralih menatap Lisa.

"Satu porsi ice cream cake untuk Lucas, velvet cake dengan saus blueberry dan strawberry milkshake seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu porsi ice cream cake untuk Lucas, velvet cake dengan saus blueberry dan strawberry milkshake seperti biasanya. Kemudian Parfait matcha untuk Lisa-ssi, ada yang lain?"

Senyum Hoseok merekah saat dilihatnya ibu satu anak itu tertawa tanpa suara, cantik, cantik sekali.

"Two-shots caffe latte, Hoseok-ssi.."

"Aa!!! Caffe latte! That's right, bagaimana bisa aku lupa!"

Ia terkekeh dan Lisa tertawa, lagi. Wanita itu segera menuju ke spot favoritnya ㅡdi sudut cafe tepatnya di dekat jendela besar yang mengarah ke jalan, setelah Hoseok pamit untuk membuatkan pesanan keduanya. Cafe ini memang tak terbilang besar, desain interiornya juga tak dibuat mewah dan elegan.

Hoseok, selaku pemilik cafe ini. Justru menerapkan tema retro-indie, dengan nuansa klasik dan tropis, kapanpun kau datang cafe ini terasa seperti sebuah tempat dimana musim panas terus berlangsung sepanjang tahun. Membawa kenangan manis, semangat liburan, dan kenangan hangat dari kebersamaan saat bersenang-senang.

Ya, itulah konsep utama yang berusaha diusung Hoseok dalam menjalankan J-Hope Cafe nya ini. J untuk marga Jung yang ia sandang, dan Hope sebagai harapan agar para pengunjung cafe nya selalu dapat bersenang-senang dan mendapatkan kebahagiaan.

Pemuda yang berusia di pertengahan dua puluh itu tersenyum kecil, menatap sosok wanita dewasa dengan putra kecilnya dari sela botol cognac yang berjejer. Ia menghela nafas, tangannya masih sibuk menata parfait matcha yang menjadi favorit wanita itu.

WHO'S YOUR PAPA? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang