Sedih tau Lucid, yang baca 0.6-1k tapi vote nya bahkan cuma 0.2-0.3k
.
Ayo dong, yang bener-bener suka sama ff ini Lucid cuma minta ☆ aja
.
🖤💗
.
'Lucas, ingat apa yang mama katakan tentang orang asing yang datang ke rumah?'
'Jika ada yang menekan bel, Lucas harus melihat lewat kamera di pintu. Jika Lucas tidak kenal, jangan dibuka dan langsung masuk kamar'
Manik bulat bocah itu berkedip-kedip lucu, menatap sosok pria dewasa yang berdiri dihadapannya. Tangan mungilnya mengepal kuat, Lucas melanggar aturan pertama yang dikatakan mama padanya. Lucas tidak tahu, apa mama akan marah?
Sekarang, apa yang harus Lucas lakukan?
'Lalu, bagaimana jika Lucas terlanjur membuka pintu? Ingat, apa yang harus Lucas lakukan?'
'Eung! Lucas harus berlari masuk kembali dan menutup pintu, kemudian menyuruh orang itu untuk pergi lewat intercom karena Lucas dimarahi mama'
'Good boy'
Tapi kenyataannya tak semudah itu, emerald pria dihadapannya menghujam manik sang bocah. Selain itu Lucas tak memiliki keinginan untuk masuk ke dalam rumahnya dan melarikan diri. Hebatnya lagi, Lucas tak merasa takut. Permata si bocah yang begitu jernih malah menyelami emerald pria itu.
Tiba-tiba pria itu menekuk sebelah lututnya dengan begitu elegan, Lucas tak pernah melihat seseorang yang sedang berlutut bisa tampak begitu angkuh sebelumnya. Ia terkesima, orang ini benar-benar keren. Dia penuh dengan kharisma yang menyilaukan, dan Lucas benar-benar terkagum-kagum.
"Halo.. Jagoan.."
Lucas tidak bohong saat berpikir jika suara dalam dan serak ahjussi ini membuat tangannya gemetar, suaranya jauh lebih dalam dan mengintimidasi dari tokoh Darth Vader di Star Wars. Tangan besarnya mengusap surai Lucas.
'Ingat satu hal yang paling penting, jangan pernah berbicara dengan orang asing!'
"Dimana ibumu, jagoan?"
Kepala Lucas menggeleng pelan, maniknya masih menatap lurus wajah pria itu. Ini hanya perasaan Lucas, atau ahjussi ini terlihat senang? Apapun itu, saat ini Lucas hanya fokus pada telapak tangan besar yang mengusap kepalanya.
Hangat, nyaman.
Ini berbeda dari tangan ayah Mark yang mengusapnya, tangan paman ini terasa memiliki kehangatan(?) yang membuat Lucas merasa tenang. Meskipun Lucas tak tahu perasaan apa itu, mungkin nanti Lucas akan tanya pada mama.
"Kau suka kue?"
"Suka sekali". Suara bocah itu mengalun pelan, tidak excited, tidak juga terkesan takut, hanya.. bernada biasa. "Lucas suka velvet cake dan ice cream cake". Kali ini bocah itu tersenyum lebar, menampilkan gummy smile yang membuat pria itu terpaku untuk sejenak.
"Hh... Sial"
Ia bangkit dengan terguncang, mengusap wajahnya kasar dan tampak kacau untuk sesaat. Pria itu menggeleng pelan, mengacak surai dengan potongan mullet itu sebelum menyisir asal kebelakang dengan jemarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S YOUR PAPA? [END]
RandomLucas itu terbiasa hidup berdua dengan mamanya. Dalam keluarga kecil Lucas hanya Ada mama, dirinya, Dan Leo ㅡkucing kecil yang mereka temukan diujung jalan sepulang sekolah. Suatu ketika Mark bertanya padanya, pertanyaan yang merubah hidup Lucas. W...