Mana vote nya??
.
Pernikahan tak selalu menjadi hal yang mudah, hanya menanti segalanya dengan jantung berdebar hingga D-Day nya tiba. Setidaknya bagi Lisa, tidak semudah itu. Lisa bukan seseorang yang memiliki pergaulan luas, atau segudang teman yang selalu menemaninya hangout. Bahkan, ia dapat menghitung beberapa orang yang benar-benar terlibat dalam kehidupannya.
Dan kepada orang-orang itulah, Lisa akan mengantarkan langsung undangan pernikahannya. Ia ingin memberikannya secara langsung, karena menurut Lisa mereka adalah orang-orang yang cukup memberi warna dalam hidupnya. Mendapatkan pengakuan perasaan itu merupakan hal yang tak Lisa perkirakan sebelumnya, namun bagaimanapun Lisa hanya akan menghargai perasaan mereka.
"Selamat siang nyonya Park"
Nyonya Park, bukan nona atau sekretaris Park.
Lisa hanya tersenyum kecil saat berpapasan dengan beberapa rekan kerjanya. Ya, saat ini wanita itu sedang berada di perusahaan tempatnya bekerja. Jangan tanyakan tujuannya, tentu saja ia harus memberikan undangan itu pada beberapa orang disana.
Langkahnya tak menuju ke lantai teratas tempat ruangan Taehyung berada, ia justru menyambangi departemen lama tempatnya bekerja sebelum direkrut Taehyung ke kantornya. Beberapa staff yang berpapasan dengannya menyapa wanita itu, bahkan beberapa lagi membungkuk dengan berlebihan seolah ia merupakan pimpinan perusahaan tersebut.
Okay, ia mungkin calon istri Taehyung. Namun tetap saja itu berlebihan, dan Lisa pikir ia tak dapat memaksa semua orang untuk tetap memperlakukan dirinya seperti biasa.
Tok
Tok
Cklek
"Annyeonghaseyo, ketua Kim"
Pria yang tengah berkutat dibalik komputernya itu tampak terkejut, ketika mendapati Lalisa muncul di kantornya dengan tampilan yang luarbiasa cantik bersama senyum bersahaja wanita itu. Namjoon segera merapihkan dasinya, tersenyum lebar dan langsung bangkit guna menyambut wanita yang tersenyum santun tersebut.
"Anda tampaknya sangat sibuk"
"Tidak juga, ayo duduk disini. Lisa-ssi tumben sekali mampir kemari, ingin segelas americano? Akan kusuruh Mina untukㅡ"
"Aniyo, timjangnim. Saya tidak lama kok, Gwaenchana.."
Wanita itu menolak dengan halus saat Namjoon akan memanggil sekretarisnya, Lisa hanya menarik kursi yang berada di depan meja kerja pria itu. Perlahan tangannya menarik sebuah benda dari tas tangannya, meletakkan benda tersebut dengan begitu apik di atas meja kerja sang pria.
Namjoon tertegun, maniknya terpaku pada undangan bersampul langit malam tersebut.
"Lisa-ssi, apa ini lelucon?"
"Bukan, timjangnim. Kami akan menikah, dan saya harap anda berkenan untuk menghadiri resepsinya. Saya takkan melupakan kebaikan hati anda dahulu, untuk memberikan tumpangan selepas kerja atau untuk menjemput Lucas"
Suara wanita itu benar-benar tenang saat menyampaikan kalimatnya, ia bahkan tersenyum dengan santun. Berbeda dengan Namjoon, pria itu tampak menghela nafas berat. Terlihat jelas ia benar-benar tak menyukai ide ini, ia bahkan terlihat enggan menatap undangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S YOUR PAPA? [END]
RandomLucas itu terbiasa hidup berdua dengan mamanya. Dalam keluarga kecil Lucas hanya Ada mama, dirinya, Dan Leo ㅡkucing kecil yang mereka temukan diujung jalan sepulang sekolah. Suatu ketika Mark bertanya padanya, pertanyaan yang merubah hidup Lucas. W...