Guys, mon maap yah. Bagian ini di revisi sama foto castnya.
Itu di mulmed foto Aaric, Dary sama Jingga (yang gak keliatan). Di cerita gak ada karena itu cuma foto pas mereka lagi pengen nonton
Tebak, Aaric sama Dary yang mana?😅-----------
Qia's POVPagi itu hari minggu sekitaran jam 11 pagi gue lagi gabut dan hanya memilih untuk duduk anteng di sofa sambil mengemil kue-kue kering yang tadi malam sempat dibeli Mama.
Gue menatap kosong layar tv berukuran 24 inch dihadapan gue karena sebagian pikiran yang terlintas hanya mengarah ke Aaric. Entah kenapa semalam gue sama sekali gak sadar minta punggung Aaric buat nyander dan ternyata gue hanyut dalam mimpi dan.. meluk dia. Huh.
Gapapa kali ya, sekali-kali tidur sambil meluk seorang cowok rupawan. Lagian semalam gue juga gak sadar, mungkin refleks karena efek dari takut jatuh atau yah berpikir positif aja lah.
Hari minggu gue bener-bener gak ada kerjaan lain selain beresin rumah yang udah kelar berjam-jam lalu. Pembantu gue digaji cuma untuk menyiapkan makanan di rumah, bukan sebagai tukang bersih. Jadi urusan bersih-bersih rumah itu tugas gue.
Rasanya gue pengen jalan entah kemana yang penting gak suntuk kayak sekarang. Tadi gue sempet nelpon Metta, tapi nomornya gak aktif. Kak Amar daritadi pagi ke kampus katanya ada yang pengen diurus. Ngajak siapa lagi yah? Oh Aaric. Eh jangan ah, gue lagi badmood buat ketemu dia. Paling entar diledekin karena kejadian semalam itu.
Tiba-tiba hp gue getar tanda ada pesan dari Line yang masuk. Gue buru-buru buka aplikasi mudah-mudahan ada ajakan buat jalan. Dari Dary. Nah kan, pasti ngajak jalan, pasti!
"Lo lagi gak sibuk kan? Ganti baju cepet, gue ke rumah lo sekarang, kita pergi."
Benerkan?! Haha. Udah ketebak daritadi emang kalau dia lagi chat pasti cuma ngajak jalan. Gapapa lah, Dary juga asyik jadi temen jalan. Lagian gue bener-bener gak tau mau ngapain lagi daripada mendem di rumah.
Karena tadi pagi udah mandi, gue bersiap-siap cuma beberapa menit. Gue cuma pakai t-shirt warna abu-abu yang berkerah pendek dipadukan dengan celana jogger levis dengan warna senada. Rambut cokelat kekuningan gue cuma di gerai biasa. Simple kan? Pasti. Gue tipe cewek yang jarang buat pake dress yang selutut gitu. Tapi bukan berarti gue gak tahu make dress gituan.
Bahas rambut gue yang warnanya agak beda dari yang lain. Itu rambut warnanya alami, sama sekali gak dicat atau sejenisnya. Itu karena Papa gue orang luar negri dan punya warna rambut yang sama. Mungkin keturunan. Dan rambut jatuh itu ngikutin Mama. Perpaduan yang sangat indah. Warnanya gak terlalu terang kekuningan juga, masih rada-rada coklat gelap gitu. Ah ribet!
Setelah meracau gak jelas di depan cermin, gue turun ke sofa ruang tamu dan membereskan sisa makanan gue. Tak lama dari itu gue dengar suara ban mobil berdecit karena direm. Gue yakin itu pasti Dary dengan mobil hitam kerennya kemarin. Kyaa!!
Gue melongok ke jendela dan benar saja, Dary dengan gaya yang bisa bikin melting Metta ini sedang jalan masuk ke rumah gue. Tanpa berpikir panjang lagi, gue membuka pintu dan mendapati Dary mengangkat tangan ingin mengetuk.
"Udah?" tanyanya seraya melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
Gue mengangguk mantap dan menatap ke arahnya. Seketika hp gue getar karena ada orang yang nelpon. Gue menyuruh Dary masuk dulu dan duduk di sofa sementara gue melangkah masuk lebih dalam untuk menjawab telpon dari... Aaric.
"Lo mau pergi? Gue ada di depan ini." sahutnya langsung sebelum gue bener-bener menempelkan hp ke telinga.
Gue kaget hingga hampir mundur ke belakang saking refleks-nya. Kok suara motornya gak kedengaran? Mata gue seketika terbelalak. "Hah? Kenapa gak nelpon kalau mau datang? Emm.. Iya gue mau pergi." ucap gue lalu berjalan keluar pintu sekilas menghiraukan Dary yang duduk untuk melihat Aaric di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga
Teen FictionBaca aja dulu, makin jauh chapter makin kebawa perasaan. ?❣ 13+ ° . . "Mau senyebelin apapun lo ke gue, gue tau setidaknya lo gak bakal pernah biarin ada yang buat air mata gue jatuh gitu aja" -Jingga Follow akun aku ya! Follback kok.