Sore ini Nathyas sedang berada di dalam kamarnya dengan laptop yang berada tepat di hadapannya. Dia sedang asik menonton drama korea, di sebelahnya penuh dengan makanan ringan dan minuman.
"Dek..." teriak Rendy dari luar kamar. Tyas membuang nafas kasar, dia sudah malas untuk bergerak karena posisinya yang sekarang sudah sangat amat nyaman.
"Masuk aja Bang, gak di kunci." ucap Tyas dari dalam kamar dengan tangan yang menompang beberapa makanan ringannya.
Rendy membuka pintu kamarnya. Dia berjalan ke arah Tyas dan duduk di pinggiran kasurnya.
"Dek, gimana lo sama Al?" tanya Rendy dengan tangan yang langsung mengambil makanan ringan milik Tyas.
"Gak gimana-gimana."
"Lo gak akan terima dia gitu?" tanya Rendy lagi dengan menaikan satu alisnya.
"Kepengennya sih nerima Bang. Cuman Al sendiri gak nanyain soal ini. Jadi, ya gue juga gak akan bahas lagi."
"Lah bege. Kemarin kenapa gak langsung lo terima aja coba."
"Nih ya Bang. Dia nembak gue tiba-tiba gitu, mana di situ posisinya gue lagi berusaha buat lupain dia. Yakali, gue langsung terima dia gitu aja."
"Lo tuh kebanyakan gengsi." jawab Rendy sambil menoyorkan kepala Tyas pelan dan langsung berjalan keluar kamar. Namun, dia berhenti dan membalikan tubuhnya. "Dek, malem gue mau ajak lo jalan. Jam tujuh harus udah siap ya." lanjut Rendy.
"Iya."
Rendy berjalan masuk ke kamarnya, dia mengambil handponenya yang berada di atas nakas. Di sana dia mengetikan beberapa nomor telfon.
"Lo tenang aja, gue udah berhasil ajak dia pergi. Lo tinggal siapin aja semua rencananya, nanti malem gue kabarin lagi." ucap Rendy dengan seseorang yang berada di balik telfonnya.
Setelah itu Rendy kembali menyimpan handponenya.
Dia berjalan keluar kamar, dia duduk di depan televisi dan mengambil remote tv. Rendy menonton tayangan sinema siang di Indosiar. Rendy ganteng-ganteng gini sangat suka sekali menonton sinetron/sinema, terkecuali drama korea.
Saat sedang asik menonton tv, Rendy di kejutkan dengan kedatangan Tyas.
"DOR." teriak Tyas tepat di telinga Rendy.
"Astagfirullah Dek." ucap Rendy sambil terus memegang dadanya.
Tyas hanya senyum tipis saja. Dia ikut duduk di sebelah Rendy.
"Dih, ganteng-ganteng nontonnya sinetron buahahah." ejek Tyas sambil tertawa sangat Keras.
"Terserah gue lah, ribet lo." kesal Rendy sambil melipatkan tangannya di depan dada.
"Gitu aja marah."
"Siapa yang marah? Ha? Siapa?"
"Tuh tuh. Kalau lo gak marah, gak usah ngegas lah."
"Udah deh, lo pergi sana-sana." usir Rendy sambil terus mendorong tubuh Tyas untuk menjauh.
"Ogah, orang ini rumah gue. Jadi, ya gue bebas lah mau diem di sini juga."
"Ini rumah orang tua lo, bukan rumah lo."
Saat perdebatan itu berlangsung, seseorang berjalan dari arah dapur dengan tangan yang membawa napas berisi buah mangga dan apel. Iya, itu Resti, Bunda Tyas.
"Kalian berdua ini berantem terus, sekali-kali damai gituh. Bunda pusing liatnya." ucap Resti sambil menyimpan napas di atas meja.
"Bang Rendy yang duluan Bun." jawab Tyas sambil memasukan satu potong mangga ke dalam mulutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARONATHYAS
Teen FictionMASIH ACAK-ACAKAN, GAJELAS GITU. BELUM AKU REVISI SAMA SEKALI, KARENA MAGER HEHE🙃 - Nama dia Alvaro Satya, yang orang lain kenal dia adalah sosok yang dingin, ketus, datar, cuek, cool dan most wanted di SMA 2 Kartika. Karena kedatangan siswi baru d...