Revenge: Three

1.6K 340 57
                                    

Pagi ini Siyeon sudah dibuat kesal karena dari tadi Jeno terus mengikuti langkahnya sejak masuk ke gerbang hingga ke dalam ruang kelas.

"Yeon, aku perlu ngomong sama kamu." Ucap Jeno untuk yang kesekian kalinya.

Siyeon berbalik dan menatap Jeno jengkel. "Gue udah muak sama lo." Cecar Siyeon.

"Yeon, aku udah minta maaf. Kan udah dibilang, aku cuma gak sengaja ketemu Shuhua di mall waktu itu." Jelas Jeno. "Aku gak pernah sengaja buat ketemuan sama dia."

Siyeon memutar bola mata malas. "Terserah lo." Balasnya.

"Yeon-"

"Brisik banget sih lo!" sentak Siyeon yang langsung membuat Jeno bungkam.

Jeno memang mantan terakhir Siyeon yang baru saja putus satu bulan lalu hanya karena kesalah pahaman sepele.

"Lagian, urusin tuh si Hyunjin." Ucap Siyeon.

"Hyunjin?"

"Kim Hyunjin, mantan lo." Jelas Siyeon kesal.

"Hyunjin? Hyunjin bukan mantan aku!" balas Jeno. "Bilang kalo dia ganggu kamu lagi, aku bakal maju."

Siyeon berdecih lalu berjalan menjauhi Jeno, menuju ruang kelasnya. Namun Jeno dari tadi masih setia mengikuti langkah Siyeon.

Di kelas, Siyeon langsung melempar tasnya ke atas kursi. Nancy yang duduk di sebelah Renjun terkejut melihat kedatangan tiba-tiba Siyeon dan langsung menghampiri temannya itu.

"Nan, kanti." Ucap Siyeon.

"E-eh, baru aja gue mau ajak lo, Yeon. Hehehe." Gadis itu melirik Felix "Lix, ikut gak?" ajaknya.

Felix yang masih fokus pada buku tulisnya menggeleng sebagai jawaban.

Siyeon dan Nancy langsung pergi meninggalkan ruang kelas. Jeno yang masih berdiri di ambang pintu hanya bisa menghela napas berat menatap perginya gadis itu, menyadari usaha kali ini kembali gagal lagi tanpa hasil.

"Suntuk banget tuh muka, Jen." Celetuk Renjun.

"Bacot, anjing." Balas Jeno ketus, seraya duduk di bangkunya.

"Jeno?"

Kim Hyunjin, gadis yang barusan memanggilnya itu tiba-tiba menghampirinya.

"Mau apa?" tanya Jeno ketus.

"Jen, lo gak bosen apa ngejar-ngejar Siyeon terus?" tanya Hyunjin.

"Bukan urusan lo." Balas Jeno.

"Siyeon itu udah kurang ngajar banget sama lo, sadar gak, sih? Lo dibuang gitu aja sama dia kayak sampah. Di mata Siyeon lo itu cuma sampah, gak berharga." Celoteh Hyunjin.

Jeno terdiam sesaat, mengepalkan tangannya kuat-kuat lalu menatap tajam Kim Hyunjin. Lelaki itu mau tidak mau memang harus setuju dengan ucapan Hyunjin, karena selama ini faktanya memang begitu. Hanya saja, gaya bicara Hyunjin yang memprovokasi membuat Jeno muak.

"Lo gak tau apa-apa." Tukas Jeno dingin.

"Lo udah injek-injek harga diri gue. Semua orang nganggap gue itu cuma ngaku-ngaku jadi mantan lo, tapi nyatanya emang bener kan kita pernah pacaran? Kenapa segitunya gak mau ngaku? Sekali aja, lo tuh bales Siyeon bisa gak, sih?!"

Hyunjin menatap Jeno kesal, mata gadis itu sudah memerah menahan air mata. Sedangkan Jeno masih mencoba tenang, agar tidak terpancing oleh omongan Hyunjin.

"Gue bisa urus sendiri masalah itu." Ucap Jeno. "Jadi lo gak usah repot-repot ikut campur sama urusan gue."

Hyunjin tegelak sinis, "Lo tuh emang bego ya, Jen."

"Terserah." Balas Jeno. "Pergi sana, nanti diliat orang, dikiranya gue ngapain lo sampe nangis gitu."

Hyunjin berjalan mundur. Pikiran dan hatinya sudah benar-benar kacau karena Jeno. Gadis itu akhirnya mengangkat kaki keluar dari ruang kelas.

"Yah, masa udahan?" sahut Renjun tiba-tiba. "Ayo dong ribut lagi, seru gue liatnya."

"Jun, jangan bikin gue makin emosi." Tandas Jeno. Sedangkan Renjun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh melihat tingkah Jeno.

"Tapi," tiba-tiba suara Jaemin terdengar. Renjun dan Jeno langsung menoleh pada lelaki itu. "Gue setuju sama omongan si Kim."

"Jaem," tegur Haechan agar Jaemin tidak memulai keributan lagi.

Jaemin tersenyum sinis pada Jeno lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.

"Kenapa lagi tuh anak?" tanya Jeno. "Udah pacaran sama Heejin, masih aja ngurusin urusan gue."

Renjun mengangkat sebelah alisnya menatap Jeno. "Jen, lo tau kan Jaemin masih suka sama Siyeon walaupun udah pacaran sama Heejin?"

"Woy, udah ah. Jun, jangan macing." Haechan mulai menengahi pembicaraan. "Lu liat Hyunjin sama temen-temennya ribut gara-gara tuh cewek. Lu mau pertemanan kita juga gitu?"

"Siapa yang mancing? Ini di kelas, bukan pinggir kolam."

Jeno masih terdiam, tak menanggapi omongan teman-temannya. Ia memikirkan Jaemin. Memang kalau diperhatikan sikap Jaemin mulai berubah akhir-akhir ini. Dan Jeno sendiri juga tak mau kalau persahabatan mereka berubah hanya karena satu orang gadis.

"Balik sekolah, gue nebeng." Ucap Jeno tiba-tiba. "Kita kumpul, gue mau omongin masalah ini sama Jaemin."

Renjun dan Haechan mengerutkan kening bingung.

"Nebeng?" tanya Haechan.

"Motor gue lagi di bengkel." Jawab Jeno.

"Yah, gue gak bisa, Jen." Ucap Haechan. "Mau anter balik seseorang."

"Seseorang?" tanya Jeno.

"Haechan mau deketin Nancy." Jelas Renjun sambil menaik turunkan alisnya.

"Heh? Serius lo?" tanya Jeno. "Nancy sangar begitu kalo sama cowok."

"Gak ada salahnya nyoba, kan?" sahut Haechan enteng sambil terkekeh. "Sama Injun aja tuh."

"Gak bisa," sahut Renjun. "Mau jemput cewek gue nanti."

"Anter gue doang ke rumah Jaemin, ngobrol bentaran." Ucap Jeno. "Kan cewek lo beda sekolah ini, nanti sekalian jalannya."

"Ya lama lagi lah, bego." Ucap Renjun. "Lagian, emang harusnya lo berdua aja yang ngobrol serius. Gue pegel liat kalian perang dingin gara-gara Siyeon."

Jeno berdecak. "Males, kalo kalian gak ada mana mau si Nana gue ajak ngomong?"

"Ajak Jisung aja." Saran Renjun. "Atau Felix?"

"Jisung? Jisung Park?" Haechan mengerutkan keningnya.

"Jisung Han lah, anjir." Sahut Renjun.

Haechan tergelak pelan. "Itu sih namanya reuni mantannya Siyeon semua, goblok. Sejak kapan lo bisa ngajak Jisung?"

Renjun tertawa pelan sambil melirik Jeno. "Iya juga, ya."

"Kalo gitu gue ajak Hyunjin biar ribut sekalian." Sahut Jeno sarkas. "Yaudah lah, gue urus sendiri aja nanti."








DAREDEVIL:
revenge

DaredevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang