Haechan
min ke studio jisung sekarangSeungmin yang sudah duduk di meja kelas akademinya mengernyitkan kening bingung saat melihat chat masuk dari Haechan. Ia memang pernah menceritakan tempat itu, tapi untuk apa Haechan menyuruhnya kesana sekarang?
Ia refleks melirik meja Renjun yang juga masih kosong. Anak itu bolos lagi.
"Malam, semuanya." Guru les Seungmin masuk ke ruang kelas, lelaki itu langsung menyimpan kembali ponselnya tanpa membalas pesan dari Haechan barusan.
Akhirnya Seungmin memutuskan akan pergi ke studio Jisung seperti ucapan Haechan barusan setelah selesai sesi bimbelnya kali ini.
DAREDEVIL:
the point of no returnHaechan turun dari motornya dengan terburu-buru, langkah cepatnya membawa lelaki itu masuk ke sebuah gedung lama yang kelihatannya sudah tak terpakai, namun ia tahu persis ada satu ruangan di bawah anak tangga yang mengarah pada basement gedung.
Tanpa ragu, ia langsung membuka pintu sebuah ruangan yang lampunya terlihat menyala dari sela pintu.
Ruangan tersebut terbuka dengan mudah. Pintunya sama sekali tak terkunci. Dan benar seperti dugaannya, Haechan melihat tiga orang yang ada di dalamnya kini menatap dirinya dengan wajah terkejut.
"H-Haechan?" ucap Renjun. Haechan mencoba tersenyum pada ketiga orang itu, walaupun ia merasakan ada firasat buruk saat ini.
"Bener ternyata, pada disini." Sahut Haechan. Ia melihat Nancy dan Jisung yang sama terkejutnya dengan Renjun.
Pembunuh. Satu kata itu langsung terbesit dibenak Haechan. Bahkan rasa simpati untuk Renjun yang merupakan sahabatnya pun sudah hilang sekarang, begitupun untuk Nancy, gadis yang sempat ia sukai.
Semuanya sudah jelas, tidak mungkin mereka berkumpul disini tanpa alasan.
"Ngapain lu kesini?" tanya Jisung.
Haechan tersenyum simpul. "Nggak sengaja lewat, mau mampir aja. Jun, gua gak tau ternyata lu tertarik sama musik juga?"
Renjun semakin panik sekarang. Mereka bertiga saling bertukar pandang.
"Oh iya, hai, Nancy. Nggak nyangka juga bakal ketemu lu disini, hehe."
"Chan, mau apa lu kesini? Siapa yang ngasih tau studio gua sama lu?" ulang Jisung lagi.
"Udah gua bilang, gua mau mampir aja." Kata Haechan. "Kenapa? Muka kalian tegang banget kayak abis keciduk lagi pesta sabu."
Jisung mulai berdiri dari tempat duduknya. "Dari mana lu tau tempat gua? Yang bener, lu ngapain kesini?"
"Suka-suka gua dong, eh tapi gua lebih suka Neng Nancy, sih." Haechan mengerling kearah Nancy. "Tapi sayang... Cantik-cantik agak sinting."
"Apa maksud lu?" tanya Nancy.
Haechan tersenyum tenang. "Gua udah punya banyak bukti, teman-temanku."
"Bukti apaan, sih?"
"Bukti kalo Hyunjin nggak bersalah." Tandas Haechan. "Semuanya udah tau. Gua, Seungmin, Felix, bahkan Seoyeon." Haechan melirik Renjun. "Bang Taeyong, Bang Winwin... Semua tau kelakuan kalian."
Jisung yang mendengar hal itu langsung menarik kerah baju Haechan yang masih memakai seragam SMA.
"Apa yang lu tau?"
Haechan tertawa pelan menatap wajah ketakutan Jisung, dan saat itu juga satu pukulan tepat mengenai wajah Haechan dengan keras, membuat dirinya meringis kesakitan.