III. EPILOG

1.3K 211 42
                                    

“Jisung?”

Jisung tak sekali pun menoleh saat seseorang masuk ke dalam kamarnya. Ia hanya duduk di tempat tidurnya, memandang satu titik dengan tatapan kosong.

“Jisung?”

Tidak ada jawaban. Seungmin menghela napas pelan, namun ia tetap berdiri diambang pintu tanpa mendekat ke arah Jisung.

“Gua cuma mau ngasih tau kalau operasi Jeno berhasil.” Ucap Seungmin. “Dan… Haechan juga selamat.”

Jisung masih tetap diam, ia kini memejamkan matanya.

“Tapi Renjun sama Nancy nggak bisa selamat. Lu pasti udah tau, kan?” Lanjutnya.

Jisung masih bungkam.

“Besok harinya lu harus mengakui semuanya, Sung. Inget, gua nggak akan ngebenci lu kalau lu pasrah ngejalanin apa yang—“

“Gua tau.” Tukas Jisung. “Pergi.”

Seungmin langsung mundur selangkah. “Oke… Gua bakal pergi. Pastiin juga lu minta maaf sama Hyunjin dan keluarga—“

“Gua tau.” Ulang Jisung dengan penuh penekanan. Ia menoleh pada Seungmin dengan wajah dingin.

Seungmin akhirnya pasrah dan berbalik, keluar dari kamar Jisung. Disana sudah ada Felix yang menunggunya.

“Apa katanya?”

“Udah,” ucap Seungmin. “Udah gua omongin dia.”

Felix berdecak. “Gua juga mau ngomong sama si bangsat—“

Seungmin menahan tubuh Felix yang hendak berjalan masuk ke dalam kamar Jisung. Ia menggeleng.

“Nggak perlu,” katanya. “Besok persidangannya, udah cukup pihak yang berwajib yang menghakimi dia. Udah nggak perlu ada yang kita lakuin lagi.”

Felix berdecih, namun ia menuruti apa kata Seungmin untuk mengurungkan niatnya masuk ke dalam kamar Jisung.

Seungmin tersenyum tipis seraya menepuk pundak Felix. "Udah, semuanya udah selesai, Lix."

Felix tertawa sarkas. "Gua kehilangan Nancy. Lu masih bisa senyum?"

Seungmin berdecak. "Bukan cuma lu yang kehilangan Nancy. Lu tau perasaan orang tua dia gimana? Lu tau perasaan Seoyeon dan orang tuanya Renjun gimana? Semua juga ngerasain apa yang lu rasain."

Tanpa menanggapi ucapan Seungmin, Felix berjalan keluar dengan langkah lebar, menyisakan lelaki itu yang hanya bisa menghela napas kasar menatap punggung Felix yang berjalan menjauh.

Seungmin tahu, pasti butuh waktu lama untuk memperbaiki semuanya. Atau bahkan semuanya tak akan pernah bisa diperbaiki sama sekali.



DAREDEVIL


Sudah satu jam Seoyeon hanya diam di kejauhan memandangi kerumunan orang berbaju hitam yang tengah menangis di tengah hujan germis. Mata sembabnya hanya menatap kosong ke sana. Dari mulai yang tadinya banyak orang, sampai kini tersisa hanya dua orang yang masih disana, Seoyeon masih belum juga melepaskan pandangannya.

Akhirnya, gadis itu memantapkan diri untuk berjalan mendekat ke tempat dimana Renjun akan beristirahat untuk selamanya.

Saat Seoyeon sampai, ia disambut dengan tatapan terkejut kedua orang yang masih berdiri disana.

"K-Kak Seoyeon, ya?"

Seoyeon terkejut saat Ningning menyebut namanya.

"Ya, kamu... Tau aku?"

DaredevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang