TPONR: One

1.1K 278 46
                                    

BREAKING NEWS!

Seorang Gadis Cantik Dibunuh di Kediamannya, Pelaku Langsung Tertangkap di TKP.

Pembunuhan keji terjadi di kawasan perumahan elit Dal Segno pada kamis malam (31/02). Seorang gadis cantik bernama Park Siyeon (18) yang merupakan anak dari pemilik perusahan besar, Pristin Corp., ditemukan dengan keadaan mengenaskan dengan luka tusuk di perut dan lengan, serta luka berat di bagian kepala, kaki dan punggung.

Sekitar pukul delapan malam, Polisi datang ke TKP setelah mendapat laporan dari kerabat korban selaku saksi (NJM/18) kalau korban sedang diterror oleh orang asing. Diketahui, korban terus bertelepon dengan saksi yang merupakan teman satu sekolahnya itu selama kejadian berlangsung. Hingga kini, polisi masih menggali informasi lebih lanjut dari sang saksi.

Pelaku (HHJ/18) yang belum sempat melarikan diri setelah melakukan aksi kejinya dapat langsung ditangkap oleh aparat kepolisian tepat di rumah korban pukul delapan malam. Sampai saat ini, belum ada informasi pasti mengenai kronologi kejadian dan apa motif dari kasus ini. Polisi masih melangsungkan pemeriksaan lebih lanjut pada pelaku.

Namun, dugaan dari motif kasus pembunuhan ini yang sempat dibeberkan oleh beberapa kerabat korban lain adalah karena masalah pribadi antara pelaku dan juga korban yang merupakan teman satu sekolah. Korban dan pelaku juga merupakan calon peserta Ujian Nasional yang akan diselenggarakan satu minggu lagi di SMAN 127.












DAREDEVIL:
the point of no return















Jeno membanting ponselnya ke atas meja setelah membaca artikel tersebut dari internet, bahkan sudah tak peduli benda berharga mahal itu akan rusak.

"Apaan sih?!" sungut Renjun, terkejut dengan suara hantaman ponsel dan meja yang tiba-tiba.

"Si Nancy masih nggak ada kabar?" tanya Jeno.

Renjun menggeleng. "Dia masih ada pemeriksaan."

"Tenang aja." Tambah Jisung yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Mulai sekarang, apartemen milik Lee Taeyong atau kakaknya Jeno itu sudah menjadi markas bagi anak-anak pembuat masalah tersebut. Bahkan Jisung dan Renjun hampir tak pernah ada di rumah kecuali waktunya tidur. Sedangkan Nancy masih sibuk dengan berbagai pemeriksaan polisi, karena gadis itu adalah orang terakhir yang ada di rumah Siyeon dan jadi saksi kejadian walaupun lewat sambungan telepon.

"Jun?" panggil Jisung tiba-tiba. "Biasa aja dong muka lo juga. Gak usah tegang."

"Gak usah sok asik lo, bangsat." Balas Renjun sinis. "Masalah kita sekarang ada di rekaman telepon gua sama Nancy."

"Bukannya kita udah diskusiin masalah rekaman telepon itu? Terus lo juga udah hapus percakapan kita-kita dari hapenya Siyeon, kan? Lo juga yang manipulasi hapenya Hyunjin supaya kelihatan terus ngehubungin Siyeon. Apa lagi yang mesti dipikirin?"

"Suara gua." Balas Renjun.

"Suara lo udah dibikin beda sedemekian rupa, kurang apa lagi?" Jisung tergelak. "Lo nggak bakal diperiksa, lo nggak ada hubungannya sama Siyeon kan selama ini? Gak akan ada yang kepikiran buat meriksa lo. Tenang, lo nggak akan dikenalin lewat rekaman suara telepon itu."

"Tapi itu bukan suara Hyunjin." Ucap Jeno. "Hyunjin bisa aja dibebasin karena ini. Gobloknya kita gak kepikiran kemaren."

Tak bisa dipungkiri, hal itu membuat Jisung dan Renjun merinding mendengarnya. Mereka juga sama-sama khawatir.

"Biar polisi aja lah yang mecahin misteri suara itu." Ucap Jisung yang terus mencoba santai walaupun dalam hati sama cemasnya dengan Jeno dan Renjun.

"Polisi? Polisi yang bakal nyari tau suara siapa sebenernya itu dan akhirnya gua ketauan?" tandas Renjun sarkas.

"Lo berdua kenapa, sih?"

Jeno dan Renjun tak menyahut, membuat Jisung terkekeh pelan.

"Lo semua kan udah milih jalan ini. Sekarang, buat apa nyesel? Jalanin aja hidup kalian kayak biasanya. Kita aman." Ucap Jisung.

Renjun tiba-tiba bangkit dari tempatnya duduk lalu mengambil jaket jeansnya, berjalan meninggalkan ruangan tanpa bicara apa pun.

"Mau kemana lo?" tanya Jisung.

Renjun berbalik dan menatap datar Jisung. "Kenapa? Takut gua kabur?" sahutnya. "Sung, lo juga gak tenang. Gak usah sok santai."

Jisung tak menjawab ucapan Renjun, dan hanya bersikap seakan tak peduli.

"Mau balik?" kini Jeno yang bertanya.

Renjun menggeleng. "Ke kosan Seoyeon."
















DAREDEVIL:
the point of no return
















"No, jemput gue." Ucap Nancy saat Jeno baru saja mengangkat sambungan teleponnya.

Lelaki itu tanpa menyahut langsung menutup sambungan telepon, lalu segera bergegas berjalan keluar dari apartemen tanpa bicara apa pun pada Jisung.

Jisung juga kali ini tak bertanya sama sekali. Baru setelah Jeno keluar dari apartemen, lelaki itu mengusap wajahnya frustasi. Raut khawatir itu muncul lagi. Ia terus menggigiti kuku jarinya.

Drrtt... Drrtt...

Ponsel Jisung bergetar, menandakan adanya chat masuk. Ia langsung sigap mengeceknya.

Felix
dimana lo?
temuin gua sama seungmin di coffee shop dpn apartment gua
sekarang

Jisung mendesah kasar sambil mengacak rambutnya lalu membanting ponselnya itu ke sofa. Ia benar-benar bingung dengan apa yang harus dilakukannya sekarang.

Nyatanya, Jisung tak sesantai itu menghadapi masalah ini.

Drrtt... Drrtt...

Felix
diread doang?
ji

Selama beberapa saat, Jisung memejamkan mata, mencoba untuk tenang, lalu mulai mengetikan pesan balasan untuk Felix.

Jisung
iya gua jalan













DAREDEVIL:
the point of no return







DaredevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang