"Siyeon, balik bareng gue yuk?"
Siyeon yang tengah berjalan di koridor menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat siapa orang yang memanggilnya.
Hwang Hyunjin, lelaki yang mengikuti langkah Siyeon itu tersenyum lebar.
"Mau, ya?" tanya Hyunjin lagi.
Siyeon refleks berdecih. "Gak."
Lagi-lagi penolakan. Hyunjin sudah mengira ini bakal terjadi, namun lelaki itu cuma bisa pasrah dan tetap tersenyum.
"Terus lo mau balik sama siapa?" tanya Hyunjin.
Hyunjin ini adalah satu dari sekian banyak lelaki yang jadi budak cintanya Siyeon. Namun bedanya, Hyunjin berani untuk ambil aksi seperti sekarang ini, tidak seperti mereka kebanyakan hanya memilih cari aman untuk jadi pemuja rahasia Siyeon dari pada malu ditolak.
Walaupun sikapnya yang selalu jual mahal, bukan berarti Siyeon tidak pernah punya pacar. Mantan Siyeon jelas banyak.
"Pake taxi online." Balas Siyeon singkat.
Hyunjin memutar otak untuk mencari cara menarik perhatian Siyeon. "Lo gak bawa jaket? Sekarang udah mendung nih dingin." tanyanya.
Siyeon menggeleng.
"Yaudah, pake jaket gue. Bersih, kok." Hyunjin membuka jaket bermotif garis-garis warna biru tua yang sedang dipakainya lalu menyodorkannya pada Siyeon.
"Gak usah, gue gak butuh, kok." Tolak Siyeon. Cewek itu merogoh kantung roknya untuk mengambil ponsel. Namun tiba-tiba ia berdecak.
"Kenapa?" tanya Hyunjin.
"Hape gue low lagi." Ucap Siyeon. Hyunjin langsung tersenyum sumringah, terpikir masih ada kesempatan untuknya menarik perhatian gadis itu.
"Terus gimana?"
"Pesenin dong dari hape lo." Ucap Siyeon enteng.
Lagi-lagi Hyunjin hanya bisa menelan rasa kecewanya sendiri. Ia mendesah pelan. Mau bagaimana lagi? Bagi Hyunjin Siyeon adalah prioritas utamanya. Ia tidak berani memaksa.
"Oke," balas Hyunjin. "Tapi hape gue di kelas."
"Yaudah, gue tunggu." Ucap Siyeon.
Dengan cepat Hyunjin berlari ke kelas untuk mengambil ponselnya. Demi Siyeon dia rela kok melakukan apa pun.
"Hape gue mana?" tanya Hyunjin dengan terburu-buru.
"Gak tau," balas Seungmin singkat.
"Hape gua, bangsat. Perasaan tadi ada disini." Hyunjin mulai mengobrak-abrik laci mejanya. "Min, lu gak liat?"
"Nggak, anjing!" balas Seungmin jengkel. "Ribet amat sih lu."
"Tadi lu ke toilet, Jin." Sahut Renjun, teman sebangku Seungmin. "Perasaan hapenya dibawa?"
"Eh, toilet, ya?" gumam Hyunjin. "Oh iya, bener."
Hyunjin langsung berjalan terburu-buru ke toilet pria yang letaknya tidak jauh dari kelas. Baru ia hendak masuk, Jeno keluar dari pintu, membuat Hyunjin refleks mundur.
"Eh, Jen, liat hape gua gak?" tanya Hyunjin.
Jeno mengerutkan keningnya bingung. "Hape lu?"
"Kayaknya ketinggalan di toilet." Kata Hyunjin.
"Nggak, tuh. Gua gak liat." Balas Jeno. "Di kelas kali?"
"Gak ada." Balas Hyunjin.
Tidak lama, Felix juga keluar dari toilet. Ia sempat berhenti melihat Hyunjin dan Jeno yang lagi sibuk berdiskusi sampai menghalangi jalan keluar.
"Ada apaan?" tanya Felix.
"Liat hape gua gak?"
"Hape lu?" ulang Felix. "Nggak."
"Tadi ketinggalan di toilet." Jelas Hyunjin. "Dimana, ya?"
Felix hanya menggumamkan kata oh tanpa menanggapi ucapan Hyunjin, lalu pergi berlalu.
"Lu cek dulu sana di dalem." Ucap Jeno, kemudian ikut berjalan bersama Felix ke kelas.
Hyunjin mengecek setiap bilik toilet, namun ia sama sekali tak menemukan ponsel miliknya. Hyunjin makin panik. Masalahnya ponsel mahalnya itu belum lama dibelinya.
"Siyeon!" Hyunjin kembali menemui Siyeon.
"Apa?" tanya Siyeon.
"Hape gue ilang kayaknya lupa naro, gak tau kemana." Ucap Hyunjin. "Gimana dong ini?"
"Oh," gumam Siyeon. "Jisung udah pesenin, kok." Katanya enteng.
"Hah?"
Hyunjin terperangah menatap Jisung yang tiba-tiba muncul diantara mereka. Jisung, sahabat Hyunjin sekaligus mantan Siyeon. Ia hanya bisa menatap kesal Jisung yang kini menampakan senyum kemenangan padanya.
"Gue ke depan deh." Ucap Siyeon. "Makasih, Sung." Sahutnya, lalu berjalan meninggalkan kedua cowok itu.
Jisung langsung sigap menyusul langkah gadis itu tanpa mempedulikan Hyunjin. "Yeon, gue temenin sampe taxinya dateng." Ucap Jisung.
"Gak usah." Balas Siyeon cuek.
"Gapapa, kok." Sahut Jisung sambil tersenyum.
Siyeon memutar bola matanya, malas. Ia lalu menatap Jisung dengan wajah datarnya. "Ji, gue nerima bantuan lo bukan berarti gue ngasih harapan, ya."
Senyum Jisung langsung luntur. Ia hanya bisa menghela napas pasrah. Siyeon pun langsung berjalan meninggalkan Jisung yang masih berdiri di tempatnya.
"Gagal?" sahut Hyunjin pada Jisung dengan ketus.
"Gagal?" Jisung tergelak sinis mengulang kata Hyunjin. "Seenggaknya gua nggak semenyedihkan lu. Gue lebih berguna buat dia." Balasnya lalu segera pergi meninggalkan Hyunjin yang hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat, menahan emosi.
Lama-lama Hyunjin juga tidak tahan berteman dekat dengan orang yang juga sama-sama menyukai gadis incarannya itu.
DAREDEVIL:
revengedari chapter awal ini ada clue yang bakal kepake buat nanti ya hehehe