Sejak mobil milik Aldrio meninggalkan kawasan sekolah, mereka masih setia menutup mulut rapat-rapat.
Alana masih terkejut atas perlakuan Aldrio yang tiba-tiba meminjamkan jaketnya. Ia tak berniat membuka mulutnya sama sekali. Alana merasa aneh saat mencium aroma parfum Aldrio saat ia mengenakan jaket Aldrio. Tadi Alana hendak menolak untuk dipinjamkan jaket cowok itu, tapi Aldrio memaksanya sehingga Alana terpaksa memakainya.
Terpaksa.
Di otaknya kini hanya memikirkan satu hal. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa dengan Aldrio?
Dan Alana bersumpah. Keadaan ini jauh lebih canggung ketimbang saat ia beradu mulut dengan Aldrio. Alana takkan memikirkan banyak hal jika sikap Aldrio tidak berubah.
"Weekend lo sibuk ngga Lan?"
"Hah?" Alana cengo karena baru tersadar bahwa ia melamun.
"Weekend? Lo sibuk?"
"Kenapa emang?"
"Bahas buat acara ulang tahun sekolah. Tapi kalau misal elo—"
"Gue usahain," jawab Alana cepat.
Setelah itu tak ada percakapan lagi antara Aldrio dan Alana. Aldrio yang terlalu larut dalam kesenangan saat keadaannya dan Alana berubah dan Alana yang masih bingung akan sikap Aldrio yang mendadak berubah.
Mobil Aldrio berhenti tepat di depan cafe yang tak asing baginya. Cafe yang selama beberapa ini ia kunjungi terus menerus.
"Lan," panggil Aldrio.
Alana yang hendak melepas seatbelt yang melekat di badannya terhenti berganti menatap Aldrio. "Kenapa?"
"Gue mau minta nomor hp lo. Hmmm maksud gue—"
Alana jengah langsung mengambil ponsel yang Aldrio pegang dan mengetikkan nomornya lalu mengembalikan lagi ponsel cowok itu. "Ribet lo ngomong. Gue duluan. Makasih."
Alana berlari cepat saat ia berhasil keluar dari mobil Aldrio. Alana bersumpah ia butuh oksigen lebih banyak hari ini.
"Kenapa lo Alana?" Malik bertanya saat Alana mematung setelah menutup pintu cafe.
"Lo pernah ngeliat orang kerasukan pake mata kepala lo sendiri ngga Mal?"
Malik mengerutkan kening "Ke...kerasukan? Kesurupan gitu maksud elo?"
"Bukan. Kaya...ah ngga tau ah." Alana terlanjur kesal dan bingung meninggalkan Malik.
"Itu jaket siapa yang lo pake woi?!" pekik Malik.
Bego Alana. Kenapa masih lo pake?
****
Juna melompat kegirangan saat ia berhasil mengalahkan Tere dengan skor telak. Mengajak Tere ke timezone bukan hal mudah mengingat cewek yang satu ini lebih sering memilih berdiam diri di rumah untuk menonton drama korea.
"Lo masih sering ketemu Alana, Jun?" tanya Tere selepas keluar dari time zone.
"Masih, temen lo asik ternyata," jawab Juna sembari menarik tangan Tere.
"Mau ke mana sih Jun?"
"Cari minum aus gue. Lo mau apa? Thai tea apa eeq tea?"
Tere mengernyit mendengar ucapan Juna "Eeq tea?"
"Semacem kembaran thai tea."
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Alana
Teen Fiction[COMPLETED] Bagi Alana hidupnya akan damai jika tak berurusan dengan Aldrio atau Juna. Menyenangkan menjadi wakil ketua osis. Jika ketuanya bukan Aldrio, si manusia es yang suka bertindak semaunya. Menyenangkan menjalani hidup SMA dengan sejuta nove...