25. Pertengkaran Tanpa Ujung

879 130 74
                                    

Kecewa, hanya kata itu yang tepat menggambarkan hati Alana. Ia tak menyangka ternyata Aldrio serapat itu menyimpan fakta darinya. Alana sudah berusaha, membuka hatinya dan berusaha terbuka pada Aldrio. Tapi faktanya sekarang adalah bahwa Aldrio belum bisa.


Gadis itu bertanya pada dirinya sendiri. Apa yang membuat Aldrio tak bisa terbuka kepada Alana? Apa Alana tak bisa dipercaya? Alana paham mungkin karena Alana masih termasuk orang baru dan Aldrio enggan bersifat terbuka terhadapnya.

Sekali lagi, ruangan yang tak asing baginya kembali dikunjungi gadis itu. Membawa satu buket bunga mawar putih. Alana mengganti bunga yang sudah layu itu dengan yang baru. Alana sempat memandangi cahaya matahari pagi yang tampak begitu cerah melalui jendela.

"It's beautiful morning."

Alana berbalik lalu duduk di samping bangkar ibunya dan menggenggam tangan ibunya. Tangan yang ia genggam sedikit berbeda teenyata keriput di tangan ibunya lebih terasa sekarang. Alana tersadar kembali, ternyata selama itu  ia menjalani hidupnya.

Tanpa ibunya, yang menyapa hari-hari lelahnya seusai pulang sekolah.

Semuanya hancur sekarang, bahkan hubungannya dengan ayahnya dan hanya ibunya yang ia miliki saat ini. Hanya ibunya yang bisa ia harapkan. Alana mengusap punggung tangan ibunya.

"Mama, Alana kangen sama Mama. Mama cepat sadar dong biar Alana nanti bisa cerita sama Mama lagi. Karena cuma Mama tempat cerita terbaik di sepanjang hidup Alana.

Malik is caling....

Alana melirik ponselnya ketika berdering. Gadis itu mengangkat panggilan dari Malik.

"Halo."

"Cepetan ke cafe honey bunny sweetie Alana!"

"Iya-iya bentar lagi gue ke sana."

Sebelum Alana pergi gadis itu mengecup pipi ibunya baru ia melenggang pergi. Setelah Alana pergi, jari ibunya bergerak. Tidak ada yang mengetahuinya.

Alana selalu berdoa untuk ke sembuhan ibunya. Berharap suatu saat nanti Tuhan mendengar doanya dan mengabulkan permintaannya.

Ibunya selalu berpesan pada Alana.

Tempat terbaik untuk menggantungkan seluruh harapanmu adalah Tuhan. Karena ia selalu mendengar dan mengetahui isi hati manusia lebih dari yang lain meskipun itu si pemilik hati. Tuhan  tidak pernah memberikan harapan palsu.

Alana berharap itu benar.

Dan sepertinya Tuhan mendengar doa yang setiap malam Alana panjatkan.

****

Alana baru saja tiba di cafe yang langsung disambut oleh ekspresi cemberut Malik. Laki-laki yang lebih tua darinya itu tengah melipat kedua tangannya dan bersandar di tembok. Tapi sangat cepat bagi Malik  untuk mengubah ekspresinya, kini Malik menjadi lebih penasaran dengan wajah Alana.

Malik selalu tahu ketika Alana sedang membutuhkan sandaran dan tempat bersandar. Malik selalu bisa diandalkan dan selalu bisa mengerti Alana.

"What happen sama muka kusut elo?"  tanya Malik penuh selidik.

Alana tak menjawab, gadis itu malah mengambil celemek yang menggantung di samping Malik lalu mengikat rambutnya.

"Gue tebak. Ini pasti soal Aldrio kan?"

Sialnya lagi Malik selalu benar dengan tebakan-tebakannya itu. Alana menghela napas dan menarik kursi di sampingnya memilih duduk. Hal itu membuat Malik ikut menarik kursi dan duduk di hadapan Alana.

Halo AlanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang