Bel pulang sekolah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Sebagian besar siswa sudah beranjak meninggalkan kawasan SMA Cakrawala, sedangkan beberapa siswa lain memilih bertahan sebentar. Ada yang sekedar ingin mengbrol sebentar sebelum pulang ke rumah atau nongkrong di kantin mengganjal perut yang mulai terasa lapar dan ada yang bertahan karena memiliki jadwal ekskul.
Seperti yang dilakukan Juna, cowok itu melewati koridor kelas sepuluh kebetulan saat itu masih banyak siswa yang baru saja keluar dari kelas. Juna tersenyum ke arah mereka sembari mengedipkan sebelah mata.
"Genit amat sih Jun," celetuk seorang perempuan di belakangnya.
Juna menoleh melihat Tere yang memutar malas kedua bola mata. Cewek rambut panjang hitam itu kini menatapnya heran.
"Tumben lo belum cabut?" tanya Tere berusaha mensejajarkan langkahnya dengan langkah besar Juna.
"Gue mau ke ruang osis ada urusan. Biasalah anak ganteng suka sibuk," Juna melemparkan senyum sok mempesonanya.
"Huekk.." Tere pura-pura muntah mendengar ucapan Juna.
Kenapa gue pas SD harus kenal cowok macem begini sih?
Juna dan Tere berteman sejak mereka SD. Terlebih rumah mereka sangat berdekatan, lebih tepatnya tetangga. Hanya saja saat SMP Juna dan Tere berbeda sekolah dan dipertemukan lebih sering lagi saat masih SMA. Juna masih sama tengil dan konyol seperti dulu, tapi sekarang dia sedikit berbeda. Lebih tampan..tunggu
Bego banget sih Ter. Ngapain muji coba. Tambah gila iya!
"Lo mau ke ruang osis kan?" tanya Tere sekali lagi. Juna mengangguk sebagai jawaban. Tere mengambil sesuatu dari tasnya.
Sebuah buku tulis berlabel nama 'Nathania Alana XI IPA 3' tulisannya begitu rapi. Tere menyerahkan buku tersebut kepada Juna. Juna menerimanya dengan tatapan bingung.
"Tolong kasih ke Alana bilang kalo titipan dari gue. Gue buru-buru nih udah dijemput nyokap," jelas Tere sambil menyelempangkan tasnya.
"Makanya punya pacar dong Ter," celetuk Juna saat Tere beranjak pergi.
"Elo tuh tobat!"
Juna menggeleng sambil tersenyum. Ditatapnya buku Alana yang ada ditangannya. Juna menggulung buku tersebut dan memasukkan ke dalam kantung celana abunya. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang osis.
Semua mata tertuju pada Juna yang baru saja tiba. Ternyata semua anggota osis sudah berkumpul di ruangan. Juna terlambat, itu adalah pendeskripsian yang tepat untuk Juna.
"Lo telat," celetuk Aldrio yang berada di kursi paling depan. Di sampingnya Alana sedang mendengarkan tanpa minat.
"Mirror. Masuk Jun, lo boleh duduk," sela Alana menunjuk barisan yang ada di depannya.
Juna masuk dengan senyuman lebar. Ia mengedipkan matanya pada adik kelas yang tengah menatapnya.
Kalau ditanya siapa orang yang paling tampan di SMA Cakrawala jawabannya Mereka sama-sama tampan dan Aldrio, Juna, Reza, Leon, dan Bagas. Lima cowok mempesona. Hanya saja mereka mempunyai dua sifat yang berbeda. Aldrio sangat cuek dan dingin, tidak peduli pada hal apapun jika ia menganggap hal itu benar, sedangkan Juna ia sangat ramah, sedikit dipenuhi gombal dan peduli terhadap orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Alana
Novela Juvenil[COMPLETED] Bagi Alana hidupnya akan damai jika tak berurusan dengan Aldrio atau Juna. Menyenangkan menjadi wakil ketua osis. Jika ketuanya bukan Aldrio, si manusia es yang suka bertindak semaunya. Menyenangkan menjalani hidup SMA dengan sejuta nove...