AIRPLANE
Suara hujan pagi ini membuatku ingin mati. Semalam dia berhasil meluluhkan perasaanku lagi. Aku ingin menetralkan perasaanku saat ini juga, namun hasilnya selalu gagal.
Aku terlanjur jatuh padanya tanpa disadari. Dan dia mengambil separuh dari bagian diriku begitu saja. Sulit bagiku akhirnya untuk melepasnya.
Huang Renjunㅡ22 tahunㅡBerkali-kali terlibat catatan kriminal kelas ringan.
Kalau saja dia ceroboh, sudah pasti sejak dua tahun lalu dia mendekam dibalik jeruji besi.
Pasalnya bukan hanya tindakan kriminal ringan yang dia lakukan. Dia juga pernah beberapa kali terlibat tindakan kriminal yang biasa gangster lakukan.
Zero Mile ㅡdia dan kawanannya memiliki markas di perbatasan utara Seoul. Dan aku tinggal di perbatasan timur yang dikuasai rival dari Renjun dan kawanannya.
"You and I will be safe, Lily. Trust me."
Kalimatnya mengiang di kepalaku.
Aku mencintainya, namun aku tidak tahu berapa lama dia akan bertahan bersamaku.
Maksudku, Renjun pernah terancam mati. Dan itu semua ulahnya, ulah kawanannya. Dia tidak hidup pada parallel sepertiku. Hidupnya selalu saja berbelit.
📞Incoming call...
renjun
📞"Yeoboseyo?"
(Halo?)📞"Hey,"
Suaranya parau.
📞"Already wake up, hm?"
📞"Ya,"
📞"..."
📞"I love you."
📞"And um, sorry."📞"For what?"
📞"I can't make everything feel safe for you."
📞"Jangan bahas itu lagi."
📞"Forget it."📞"Okay."
📞"Gomawo."
(Terimakasih.)📞"Untuk apa lagi?"
📞"Terimakasih karena mau bertahan denganku lagi."
"Terimakasih karena mencoba percaya padaku lagi."
📞"Terimakasih karena masih mencintaiku."episode O2
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRPLANE
Fanfiction❝goodbye until the day we meet again.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Drugs, Violence, LGBT, Suicide PG-15