Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AIRPLANE
Aku berlarian di lorong rumah sakit dan mencoba mencari Renjun disana.
Aku sudah mendatangi resepsionis, dan menurut informasi, Renjun ada di ruangan lorong kiri pertama pintu paling ujung.
Sebelum sampai disana, kulihat hanya ada dua orang anggota polisi diluar ruangan itu. Aku tidak melihat Mark ataupun Jaemin diujung sana.
Tiba-tiba aku terpikir bagaimana nasib Mark saat ini? Apakah Mark berhasil ditangkap bersama yang lain?
"Tenang sebentar, nona. Apa anda kerabat Huang Renjun?" Tanya salah satu diantara mereka saat aku mencoba masuk.
"Aku kekasihnya." Jawabku.
Salah satu diantara mereka sedikit terkekeh.
Memangnya apa yang lucu? Sialan.
"Kau yakin?" Tanya polisi itu lagi.
"Yakin. Memangnya ada apa?" Tanyaku.
"Begini nona, nomor anda bahkan tidak disimpan sama sekali di ponsel orang ini." Jelas polisi itu sambil menunjukkan ponsel Renjun padaku.
Sontak dahiku mengernyit.
"Aku menghubungimu karena kupikir kau mengenal Huang Renjun ini. Tapi ternyata tidak kudapati bukti pesan ataupun panggilan pada ponsel ini dengan nomormu tadi."
Aku bingung. Sepertinya dia menyadariku terlihat bingung.
"Begini saja kalau kau bersikeras," salah satu polisi mengajakku duduk. "namaku Kim Junmyeon, aku dari aparat kepolisian. Kekasihmu dinyatakan bersalah karena terlibat kelompok gangster pengguna obat penenang serta obat-obatan lainnya. Dan menurut keterangan yang tercatat di kantor kepolisian, kekasihmu juga pernah beberapa kali tercatat atas tindakan kriminal kelas ringan bersama teman-temannya yang lain." Jelasnya.
Aku memilih diam.
"Jadi, apakah sejauh ini kau mengetahui tindakan kekasihmu atau tidak?"
Aku bingung harus menjawab apa.
"Nona, kau mendengarku?"
Aku masih diam. Pura-pura melamun.
"Annyeong~" Polisi itu melambaikan tangannya didepan wajahku.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, seorang dokter keluar dan mengatakan.
"Peluru didalam tubuhnya sulit ditemukan."
Seketika kepalaku pusing. Kemudian pandanganku mulai kabur.
