AIRPLANE
To me, it's not a problem of crying every night. As if I want.
Aku berbaring terlentang menatap langit-langit pucat kamarku.
So, is this the end of us?
Are you with someone else better than me?
Saat aku kesulitan tidur seperti ini, aku biasanya mengkhawatirkan Renjun. Namun itu sekitar lima tahun lalu.
Renjun, do you still love me?
Kembali, aku menangis. Aku masih bodoh karena memukuli dadaku sendiri dan berharap rasa sakitnya bisa hilang sedikit saja.
"You are my airplane."
Aku menyesal mengatakan itu. Dia bukan pesawatku. Dia pesawat jahat. Dia tidak kembali padaku.
Dia pergi seperti roket hilang arah yang tersesat di semesta luas tanpa batasan.
I miss your voice for years it seems.
Aku merindukan matanya yang teduh dan nada bicaranya yang tenang.
Hingar bingar Seoul sudah cukup memuakkan telingaku. Namun aku merasa seperti ada yang hilang dari diriku. Suara yang tidak kutemukan pada setiap hal yang kutemui semenjak Renjun pergi.
Aku membenci hari dan langit yang cerah saat waktunya yang sempurna tidak bisa membawa dia kembali.
Aku membenci hujan yang beberapa waktu lalu membasahi Seoul setiap hari dalam sepekan. Aku membencinya, karena aku ada pada hujan yang Renjun sukai sementara dia hilang dariku.
Aku menutup mataku dengan denyut nyeri di kepalaku.
Why did you leave me?
Sulit bagiku akhirnya mencoba membuka hatiku pada orang lain.
Aku bodoh. Sebut saja begitu. Karena aku menunggu seseorang yang bahkan hidup dan matinya saja tidak kuketahui sekarang.
Renjun mungkin saja masih hidup. Namun sulit bagiku yakin pada pernyataan begitu.
Tapi aku tidak ingin Renjun hilang dan mati.
It's hard.
I can't stop fall in him.
Kenapa rasanya seperti ini?
Kenapa rasanya ada yang hilang dari kehidupanku.
Bukan hanya satu kali, ketika malam begini aku memikirkan Renjun dan berharap dia masih hidup untuk waktu yang lama.
Renjun, I love you.
Seharusnya sekarang aku yakin bahwa dia tidak ditakdirkan denganku. Seharusnya sekarang aku cukup berharap agar dia baik-baik saja meskipun tidak denganku.
I know we aren't together rn. But I still love you.
Tapi aku mencintainya dan menginginkannya hidup baik-baik saja denganku untuk waktu yang cukup lama.
I know you might stop loving me. But I made a promise that I will never stop loving you.
Kenapa rasanya Renjun seperti menghilang dan mati tanpa bisa kutemui lagi di bumi.
I used to be so happy but without you here I feel so lost.
Kupukuli dadaku, berharap jantungku berhenti berfungsi merasakan apa-apa.
episode 19
hehe, sedikit lagi :(
garing y anjng. i know
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRPLANE
Fanfiction❝goodbye until the day we meet again.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Drugs, Violence, LGBT, Suicide PG-15