AIRPLANE
Aku melangkahkan kakiku memasuki sebuah kedai kopi di pinggiran Seoul.
Kedai ini memiliki rate tertinggi di SNS sebagai tempat yang inseuthageuraem-able.
Aku memesan ice choco dan duduk di salah satu seat yang jauh dari jendela besar yang menghubungkanku pada ramainya Seoul hari ini.
Cih, padahal rasanya biasa saja. Aku harus membayar sekian ribu won untuk satu cup ini.
Sebenarnya Seoul tidak terlalu panas, cenderung dingin seperti biasanya, hanya saja matahari lebih terlihat. Tapi aku bodoh dengan memakai turtle neck sleeveless berwarna army dan celana denim pendek light blue yang mencapai setengah paha.
Belum lagi rambutku kuikat. Dengan penampilan begini, mau kemana aku ini?
Rasanya kalung yang kupakai terlihat bersinar seperti hampir lima tahun lalu. Aku bersandar dan memegang cincin yang menjadi liontinnya.
Aku dan Renjun, seharusnya tidak perlu sejauh saat itu.
Lantunan musik lofi yang diputar disini terdengar biasa saja rasanya.
It's bcs I don't feel anything, and I don't know how to feel anymore.
Aku melempar pandanganku ke arah jendela besar. Tepat saat aku menoleh, seseorang berjalan disana dengan penampilan jauh sangat berbeda dari yang kuingat terakhir kalinya.
Tunggu sebentar.
Laki-laki itu memasuki kedai yang sama denganku.
Aku segera bangkit dan berjalan cepat menghampirinyaㅡ
"Jeno!"
Laki-laki itu menoleh dan menghentikan langkahnya.
Oh, God.
"Is that you?"
Aku beringsut mendekat.
"Where's Renjunㅡno, i mean, um, how are you? And how about Renjun?"
Aku tergeragap sendiri.
Perasaanku tidak karuan.
Alih-alih menjawab, Jeno menjauh dariku dan berjalan ke arah pintu.
Aku berjalan cepat mengejarnya.
"Lee Jeno!"
"I don't know where he is." Dia menghentikan langkahnya dan membalikkan badan.
"Jeno, help me. Jebal."
(Kumohon.)"Kami sudah tidak bersama lagi beberapa bulan iniㅡ"
"Nega piryohae. Dowajuseyo."
(Aku membutuhkanmu. Tolong aku.)"Tapi akuㅡ"
"I don't care. I don't care anything. Please help me if you know it."
+
Setelah memohon dan Jeno selalu menolak hampir seribu kali, akhirnya dia mengiyakan permintaanku. Kami langsung pergi ke tempat yang Jeno bilang bahwa Renjun ada disana.
Dan benar saja, hujan turun.
Langit sedikit lebih menggelap.
Sepanjang perjalanan Jeno hanya diam, aku tidak tahu apa yang dia sembunyikan dariku. Aku tidak ingin tahu itu untuk saat ini. Aku hanya ingin bertemu Renjun.
Aku menyimpan dalam-dalam kesenanganku sebelum nanti benar-benar bisa melihatnya.
Tegang, ingin marah, senang, semuanya menjadi satu dalam waktu yang bersamaan.
Aku tahu Renjun mendengar permintaanku saat kuminta tetaplah hidup meskipun kita tidak bersama.
Mobil Jeno mulai memasuki areaㅡtunggu sebentar.
Mobilnya berhenti.
"Jeno,"
Tunggu.
Aku tidak mengerti ini.
Apa-apaan ini?!
Aku menoleh ke arah Jeno.
"I'm sorry." Ucapnya pelan.
Tunggu sebentar.
Kenapa ini pemakaman?
episode 2O
i'm so sorry for messing up your mind. hope you drown with the feelings guys! ily♡
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRPLANE
Fanfiction❝goodbye until the day we meet again.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Drugs, Violence, LGBT, Suicide PG-15